Air mata Zarina sudah berhamburan dengan deras. Turun mengalir menganak sungai membasahi kedua pipi dan lehernya. Tangannya kini dipegang oleh Amar dan di tekan ke atas kepalanya. Sebagai Jendral yang sudah bertahun - tahun mengajarkan ilmu beladiri ke anak buahnya. Mengunci tangan Zarina seperti itu jelas bukanlah perkara yang sulit. Ke dua kakinya juga mengunci kaki Zarina sehingga Zarina kini tidak bisa berkutik.
Zarina semakin berteriak histeris ketika tubuh Amar kembali bergerak. Zarina berusaha menggerakkan tubuhnya menolak tubuh Amar yang memaksa terus. Keringat berleleran seakan ingin bersaing dengan air mata. "Saakiiit.. sakiiiit..Amaar.. apa yang telah kau lakukan.. Kau menganiayaku. Kau menyakitiku. Kau memaksakan.. apa Akh..mmm.." Zarina begitu kalap. Ia mengamuk di bawah himpitan tubuh Amar. Amar mengelus kepala Zarina oleh tangan kirinya. Zarina menggeleng - gelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil berteriak - teriak putus asa.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com