Mereka terus berciuman dengan mesra membuat kesal semua orang. Dan yang paling geram jelas saja Edward. Walaupun Dia sudah tidak mencintai Alena tapi Ia masih belum menerima kalau Nizam secara demonstratif menunjukkan kemesraan di depannya.
"Sosor saja terus Yang Mulia, anggap saja kami ini remahan roti yang tidak berhati. Umpamakan saja Kami sebongkah batu yang tak berotak, pasir di lautan yang tidak berperasaan atau butiran debu yang tertiup angin" Kata Edward sambil morang - maring. Mendengar suara Edward yang sudah mulai nyinyir lagi. Alena menarik mukanya dan dengan sangat tidak ikhlas Nizam melepaskan ciuman Alena. Kalau tidak ada bayi ditangannya Ia pasti sudah menahan Alena dengan pelukannya.
"Maafkan Kami Edward, Kau jangan marah. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada suamiku." Kata Alena dengan wajah memerah.
"Kenapa harus berciuman mendalam seperti itu. Apa tidak bisa hanya dengan ucapan terima kasih" Kata Edward sambil cemberut.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com