Setelah saling diam dan tidak saling bicara selama berjam-jam, akhirnya Azka tidak sabar lagi.
Ia menelpon nomer istrinya berkali-kali tidak di angkat. "Jelas saja dia hampir tidak pegang hp. Istriku ..." Azka bergegas ke kamarnya, namun Sabrina entah kemana, nafas berat keluar dari lubang hidungnya.
Melihat hp hanya tergeletak di tempat Azka mengecasnya, Azka mencaput cok casnya, dan memeriksa. "Toh! Nggak di buka! Dasar wanitaku, aku menantimu dari tadi, tapi kamu tidak menganggapnya. Apa aku harus mengungkapkan betapa aku rindu, harus mengatakan maaf. Hal kecil menjadi besar. Kemana lagi dia," ujar Azka yang kemudian berjalan cepat. Ia keluar dari kamar dari lantai atas melihat Sabrina ternyata sedang menikmati pijitan Bik Ani sambil memakan buah.
"Dasar Ratu!" ejeknya tersenyum kecil melihat istrinya.
"Sudah bik sakit, apa gara-gara tidur di lantai ya." Perkataan Sabrina di dengar Azka, bik Ani menghentikan pijatannya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com