Nenek tua sialan, berani-beraninya menamparku saat sedang tidak siap? Gumam Qu Tan'er dalam hati.
"Kamu masih berani melawan?"
"Sudah, sudah, jangan berisik! Tutup mulut kalian!" tukas Qu Jianglin.
"Hmm!" Nyonya Besar berdeham dingin, kemudian kembali duduk di kursinya.
Sementara Nyonya Kesembilan segera membujuk dengan suara kecil, "Tan'er, jangan membuat Nyonya Besar marah."
"Aku juga tidak mau..." Qu Tan'er menjawab tidak berdaya. Dia berpikir karena kalau membuat Nyonya Besar marah, akibatnya akan berdampak pada hidup Nyonya Kesembilan.
"Katakan saja. Apa yang kamu katakan pada Pangeran Kedelapan?" tanya Nyonya Besar dengan dingin.
"Nyonya Besar ingin aku mengatakan apa?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com