Rasa Curiga Ayah

Kisah Cindy kembali berlanjut. Setelah suruhan ibu tirinya, Cindy masih heran. Padahal ia belum menyelesaikan menyapu. Mengapa ada lagi tugas yang lainnya. Jangan ditanyakan bagaimana kesalnya perasaan Cindy saat ini. Kalau bisa mengamuk dan membentak, pasti sudah dilakukannya. Sayang, ia harus menahan dirinya.

"Bawa ini ke kantor Ayahmu."

Cindy melihat sang ibu tiri sebentar. Mengapa pekerjaan seperti ini pun dialihkan padanya? bukankah jauh lebih baik bila ibu tirinya saja yang membawanya ke sana. Kalau seperti ini, seakan semua tugas menjadi tanggung jawab Cindy. Baru saja Cindy ingin mengajukan protes, ia teringat dengan hasil penyelidikan Peri Ella dan juga dua peri lainnya. Langsung saja, hal itu membuatnya menjadi ingin tertawa.

"Hmmph!" Cindy sedang berusaha mengontrol ekspresi wajahnya.

"Eh?! Apa yang kamu lakukan?! Mengapa melihatku seperti itu?"