"Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam."
Sesampainya di rumah tersebut, aku tidak melihat keberadaan Mas Arsa di sana, tetapi di depan rumah itu terdapat bendera kuning dan juga banyak orang di dalamnya.
"Permisi Bu. Saya mau tanya. Apa benar ya ini rumah Muhammad Arsa? Yang kemarin itu Ibunya meninggal sore hari?"
"Iya betul ini rumah Arsa, tapi arsa nya lagi kleuar sebentar. Ini dengan siapa ya?"
"Saya temannya Bu."
"Oh temannya. Yaudah kalo gitu masuk dulu sambil nunggu Arsa pulang."
"Iya Bu. Makaksih. Ayo Ran, masuk."
"Ayo."
Aku dan Randi pun masuk ke rumay Mas Arsa. Di sana aku langsung mengirimkan doa dan mengaji. Begitu juga dengan Randi. Setelah aku selesai mengaji, aku melihat ada anak kecil perempuan yang sedang menangis di sana. Sepertinya aku kenal dengan orang itu. Dia itu sepertinya adik vungku Mas Arsa. Aku pernah melihatnya di foto. Waktu itu Mas Arsa pernah mengirimkan fotonya kepadaju. Kemudian aku langsung menyapanya.
"De. Kamu Pingkan bukan?" tanyaku.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com