webnovel

Antara Tere dan Cathlin

Waktu menunjukkan Pukul 18:30 Mereka memutuskan untuk kembali ke Asrama, Selama perjalanan Cathlin tidak melepaskan pelukan nya sedetik pun dari Warren, sembari menyandarkan Kepalanya di punggung Warren yang sangat bidang, sesekali dihirupnya Aroma wangi parfum Maskulin dari badan Warren, Aroma parfum itu sudah tertanam di Otak nya, bahkan jika ada orang yang memakai aroma parfum yang sama terkadang Cathlin mengira kalau Warren berada di dekatnya.

Setengah jam berlalau akhirnya mereka tiba di Asrama, Setelah mengantarkan Cathlin Warren langsung balik ke rumahnya.

di sepanjang perjalanan dia hanya memikirkan Cathlin, Warren berfikir keras agar dia mendapatkan solusi agar hubungan mereka tidak kandas di tengah jalan karena paksaan dari Orang Tuanya yang menginginkannya bersama dengan Tere, saat mengingat hal itu hati kecil nya menjadi sangat sakit.

Sesampai di rumah di lihatnya Tere berdiri di depan pintu rumahnya dan menyambutnya dengan wajah cemas.

"Warren kamu dari mana saja?" Tere berdiri tepat di depannya sambil memengang lengan nya.

" Kenapa kamu ada disini?" Tanya Warren dengan wajah sinis.

" Ren, kamu tidak masuk kampus hari ini? wajar saja kalau aku cemas dan langsung mampir ke rumah mu, Tau gak aku telpon kamu berpuluh-puluh kali tapi Phonsel kamu tidak diangkat, aku tanya kesana kemarin bahkan teman -teman mu aja gak ada yang tau kamu kemana Ren? "

" Aku ada urusan Re, Sebaiknya kamu pulang sana, kamu tidak perlu mencemaskan aku" Warren berjalan menuju kamar tidurnya dan meninggalkan Tere di ruang Tamu.

" Warren,,, aku belum selesai bicara..Warren..Ihhhh." Tere sangat kesal melihat tingkah Warren yang begitu cuek padanya.

" Kenapa Re kok kamu kelihatan kesal sekali?" Tanya mama nya Warren, yang penasaran saat mendengar suara ribut dari dalam rumah nya.

" Tente, Kenapa Warren begitu cuek sekarang sama aku ? aku bingung Tan, padahal Aku hanya kwatir dengan Warren, tidak biasanya dia begini sama ku Tan? Tadi papa bicara dengan Om Turnip di Telpon Tan, Setelah mereka bicara Papa bilang kalau Setiap pagi Warren yang akan menjemput dan mengantarkan Tere pulang ke rumah, setelah aku tunggu berjam- jam Warren gak datang juga, bahkan Telpon dari Tere tidak di angkatnya sama sekali, Tere kesal sama Warren Tante, Hari ini bahkan Warren tidak masuk kuliah dari pagi sampai sore " Tere duduk di kursi tamu sambil merengek seperti anak kecil.

Mama nya Warren yang melihatnya begitu prihatin dan hanya menggelengkan kepalanya, dulu saat Tere masih kecil dia begitu menyayangi nya seperti Putrinya sendiri, Tetapi setelah melihat Watak Tere yang tidak kunjung berubah, tetap manja seperti anak kecil dan suka menang sendiri mulai tumbuh perasaan risih di dalam hatinya.

" Re, Tante tau kamu sangat suka dengan Warren dan kamu mencemaskan nya, tetapi Tante mohon kamu mengerti Warren. mungkin dia sedang ada masalah pribadi jadi baiknya kamu jangan ganggu dia dulu ya. kamu ajak dia bicara dengan Tenang jangan di Semprot kayak tadi Wajar lah kalau dia langsung kesal ." Mamanya Warren berbicara dengan begitu lembut terhadap Tere.

" Begitu ya Tan? tapi Tan? Tere ingin sekali dekat dengan Warren seperti dulu Tan, Tante tau sendiri kan bagaimana dekatnya kami berdua saat masih SD, Aku ingin kenangan itu terulang kembali, Aku mohon sekali Tante bantu Aku ya biar bisa bersama Warren selamanya." Tere menggenggam Tangan Mamanya Warren dengan lembut sambil sedikit memohon.

"Baik lah nanti Tante coba bicara dengan Warren ya, tetapi sekarang baiknya kamu pulang dulu nanti ibu dengan Bapak mu kwatir kalau anak gadisnya belum pulang sampai jam begini."

" Baik Tan Aku pulang dulu ya, jangan lupa ya Tan, Bantu aku ya." kemudian Tere pulang dari rumah Warren menggunakan sepeda motor Beat yang baru di belikan oleh Pak Andi Untuknya.

Setelah menutup pintu, Mama nya Warren mengetuk pintu kamar Warren.

" Ren kamu didalam Nak? Mama mau bicara." Wanita itu berjalan menuju Kasur anak nya.

"Warren Capek Ma, Warren mau istirahat." Warren duduk di Tempat tidurnya sambil bersandar dengan bantal di punggung nya.

" Ren, Kamu kenapa Nak? kamu ada masalah di Kampus?" Wanita itu menyusap kepala anak nya dengan penuh kasih sayang.

" Mama bisa gak bantu Warren? " Tanya Warren yang kemudian membuka mulutnya.

" Kenapa Ren, bicara lah"

" Mama bisa gak kasih tau ke Papa Kalau Warren gak mau di Jodohkan dengan Tere Ma, Warren gak suka dengan Tere, Warren hanya menganggapkan sebatas teman kecil gak lebih dari itu Ma.

Sekarang Warren Udah Punya Cathlin, Warren gak mau kalau Tere berangkat kuliah dengan Warren ke kampus, Ma..Warren mau bebas memilih siapa yang Warren mau, ini jaman udah modern ma gak ada istilah memaksa lagi kayak jaman dulu." Warren menundukkan kepalanya sambil memutar mutar jam tangan nya.

" Ren, Mama mengerti dengan keadaan kamu, Mama juga ingin kamu bahagia, Tetapi kamu tau kan, Keluarga Om Andi dengan Keluarga kita sudah begitu Kenal, Mereka sangat baik sama keluarga kita Ren, Lagian dulu kamu bisa begitu dekat Tere, Tidak ada salahnya kan kalau Kami menjodohkan nya dengan kamu, keluarga mereka keluarga terpandang Ren, Keluarga Terhormat, Tere mungkin cocok dengan kamu, kalau dengan Cathlin keluarga kita belum kenal keluarga nya, kita gak tau bobot, bebet keluarga nya Ren, Kalau Orang tua itu selalu ingin yang Terbaik buat anak -anaknya. coba deh kamu kasih kesempatan buat Tere di hati kamu, Mungkin kalau kalian sering bersama Rasa suka itu akan muncul dengan sendirinya Ren." mamanya Tidak henti memberikan nasehat kepada Warren dengan Tenang.

"Mama dulu adalah orang yang tidak pernah memaksakan apapun yang Warren tidak suka, Mama paling mengerti Warren, bahkan saat Warren sedang kesal atau sedang ada masalah mama lah yang paling mengeti dan selalu menjadi penasehat terbaim bagi Warren, Tetapi sekarang kenapa Mama justru tidak mendukung keputas Warren Ma, Warren tau seorang anak tidak baik membantah perintah Orang tua, Tetapi berbeda dengan soal perasaan suka atau tidak Ma, perasaan seseorang tidak bisa di paksakan walau pun Suatu saat Warren tau kalau Cathlin adalah Wanita dari keluarga biasa, Warren akan tetap menerimanya nya Ma, Rasa sayang kuterhadap Cathlin begitu dalam Ma, Warren tidak bisa hidup tanpa Cathlin Mama, sekali lagi Warren minta Tolong jangan Paksa Warren untuk mencintai Tere, Warren gak bisa Ma, Warren juga berharap Mama bisa menjelaskan Hal ini kepada Papa." Warren memeluk Mamanya dengan Erat.

Wanita itu hanya dia terpaku sambil mengelus kepala anaknya, Hati kecilnya sedikit sakit mendengar jawaban dari anaknya disatu sisi dia bangga meluhat Putra nya yang ternyata sudah semakin dewasa, tetapi disisi lain perasaan gelisah muncul di dalam benaknya saat dia berencana akan mendukung keputusan Warren tetapi dia bingung apa yang akan dikatakanya pada suaminya nanti.

...

Pagi Hari Cathlin bersiap berangkat kuliah kemudian di depan Asramanya duduk seorang Wanita yang ingin menemuinya.

" Hai, Kamu bener yang namanya Cathlin ya? Tanya Wanita itu kepada Cathlin sambil memberikan tangannya hendak berjabat tangan.

" Ya saya Cathlin, Maaf dengan siapa ya" Cathlin membalas jabatan tangan dari Gadis Manis itu dengan Sopan.

" Saya Tere, Mungkin kamu pernah mendengar nama saya dari Warren kan?" Wajah nya yang begitu mulus begitu memesona, diiringi dengan senyum manisnya.

" Tere!! ohh Ya Warren pernah bercerita katanya kamu sahabat kecil nya ya, sudah lama aku ingin ketemu dengan mu Re, Tetapi Warren mungkin belum sempat kali mengenal kan mu kepada ku." Cathlin tersenyum kepada Tere Senyuman nya tidak kalah menarik dari Tere, Cathlin memiliki tubuh tinggi dan semampai seperti layaknya Model -model di majalah sedangkan Tere memiliki tubuh pendek tetapi kulit putih mulus seperti Wanita Korea.

" Warren hanya bilang sebatas Teman kecil ya Cath, Apa dia tidak bilang kalau kami sudah dijodohkan oleh keluarga Kami?" Tere berbicara dengan santai sambil menyilangkan kaki mya di tempat duduk nya.

Mendengar hal itu Wajah Cathlin yang pertama Tenang kelihatan begitu Terkejut jantungnya berdegup kencang, Mata nya seperti berkaca- kaca mulutnya bungkam seribu bahasa.

" Kamu becanda kan Re, Kalian hanya sahabatan kan? Cathlin mencoba bersikap santai di depan Tere.

" Ya memang dulu kami hanya sahabat Cath, Tetapi keluarga Kami sudah memutuskan untuk menjodohkan ku dengan Warren, Nah maksud kedatangan ku ke sini aku hanya ingin memberitahu agar kamu bisa menjauh dari Warren mulain saat ini, dan tolong jangan mengganggu hubungan kami Cath, mendingan dari sekarang kamu Jauhi Warren mungkin Warren belum sempat mengatakannya kepada kamu, jadi sekarang kamu sudah Tau kebenaran nya karena lebih cepat kamu tau lebih baik kan supaya kamu bisa menjauh darinya mulai Saat ini.

Setelah memberitahu Cathlin, Tere langsung pergi meninggalkan nya sendiri di ruang Tamu Asrama.

Cathlin tidak percaya dengan apa yang di dengarnya dengan cepat dia naik kembali ke dalam kamarnya kemudian di Tekannya Nomor kontak Warren dengan tangan gemetar.

" Hallo,,,"

Setelah panggilan terhubung Terdengar suara Wanita dari Ujung Telpon, Cathlin dengan Cepat mematikan panggilannya dan dengan lemas membaringkan badannya di Atas kasur.