Setelah melihat sepasang manusia berbeda jenis memasuki sebuah pintu kamar dengan bercumbu. Wanita dengan dress gelap selutut itu berjalan pelan menuju pintu putih salah satu kamar hotel itu. Tak ada ekspresi di wajahnya saat memandang pintu itu, sebelum kemudian terdengar suara erangan bersahut-sahutan dari dalam sana.
502
Nomor yang tertulis di depan pintu itu. Wanita dengan rambut panjang yang digerai itu merogoh ponsel dalam tas selempangnya. Sebelum kemudian mendial nomor lalu Ia tempelkan pada telinganya. Butuh beberapa menit, sebelum kemudian sambungan teleponnya diangkat.
"Ada apa Amara?!" Terdengar geraman dari seberang sana, juga suara nafas yang menderu.
Mendengar itu, gadis bernama Amara itu tak merasa bersalah sama sekali. "Kau di mana?"
"Aku?" Terdengar deheman sebelum kemudian, orang di seberang sana kembali bersuara. "Aku di kantor,"
Amara kembali memandang pintu di hadapannya, Ia mengangguk seolah percaya. "Baiklah," ujarnya kemudian.
"Hanya itu?" Terdengar nada kesal dari seberang sana.
"Eum ... aku sudah memasakanmu makan mal--"
"Aku malam ini tidak pulang, banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan."
"Oh ... banyak pekerjaan?" Amara kembali mengangguk, kembali berpura-pura percaya.
"Hemm"
"Baiklah," lalu sambungan telepon terputus. Wanita itu kembali menatap pintu di hadapannya. Sebelum kemudian bergumam,
"Selamat bersenang-senang Daneil,"
Dukung Cerita Saya ini dengan cara memberikan Power Stone sebanyak-banyaknya dan Review, tidak lupa juga Komentar disetiap Babnya. Dukung selalu cerita saya ini, karena dengan begitu Saya memiliki semangat untuk menyelesaikannya. Tapi dengan catatan menggunakan bahasa yang sopan ya Gays.
Terimakasih:')