Suara pintu apartemen terbuka dan Daisy bergegas memejamkan matanya berpura-pura tidur. Ia sebaiknya menghindari percakapan dengan Zen sementara waktu sampai dirinya merasa baik-baik saja di hadapan Zen.
Daisy bisa merasakan langkah suara sepatu Zen mendekat. Dan ya, Zen menatapnya dengan tatapan yang sangat rindu akan Daisy yang dulu. Tangannya menyentuh lembut pipi Daisy.
"Kamu nggak tahu betapa aku mencintaimu, Daisy," ujar Zen. Daisy mendengar itu. Debaran jantungnya benar-benar tidak bisa diajak bekerja sama.
"Mungkin kamu berpura-pura tidur, tapi aku sama sekali nggak bohong tentang perasaanku, Daisy," ujar Zen kali ini dengan pelan.
Sial! Batin Daisy. Ini semua karena degupan jantungnya yang bisa didengar oleh Zen. Tapi walau begitu, Daisy tetap memejamkan matanya. Mencoba tidur agar benar seperti kelihatannya. Selanjutnya yang Daisy ingat hanya kecupan Zen dikeningnya dan Daisy tertidur begitu saja.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com