"Suamimu sudah berangkat, Hes?" tanya Kurnia sembari mengikuti langkah Hesti.
Hesti membawa Kurnia ke ruang tengah yang telah rapi dan bersih. Di ruang tengah itu ada satu set sofa berwarna kuning, warna yang diketahui Kurnia sebagai warna kesukaan Hesti. Di sofa itulah Kurnia dipersilakan duduk oleh Hesti.
"Sudah," jawab Hesti. "Kang Husman sudah berangkat ke Bandung jam tujuh tadi."
"Tumben si Husman tidak mengajak kamu dan anakmu?"
Hesti tersenyum. "Biasalah, Pak Kurnia, lagi ada masalah keluarga. Jadi ya, saya tidak ingin ikut campur terlalu dalam dengan masalah keluarga Kang Husman."
"Aah," Kurnia mengangguk-angguk dan tersenyum. "Kau memang istri yang baik dan pengertian."
"Terima kasih," Hesti tersenyum senang. "Saya belajar dari ahlinya," ujar Hesti lagi sembari menunjuk Kurnia dengan sopan."
Kurnia tertawa pelan. "Jangan terlalu memujiku."
"Tapi itu benar," kata Hesti. "Oh iya, maaf, saya sampai lupa. Pak Kurnia mau minum apa, nih?"
"Kopi saja."
"Hitam?"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com