Seta Adiprana sudah dapat melihat satu sosok perempuan di hadapannya ketika kedua telapak tangan Anya Triastuti tidak lagi menghalangi pandangannya. Hanya saja, ia butuh beberapa detik untuk bisa melihat dengan lebih jelas.
"Siapa?" tanya Seta seraya tersenyum dan mengucek-ucek matanya agar pencahayaan yang masuk ke dalam bola matanya bisa kembali normal mengisi setiap celah yang ada di dalam rongga tersebut.
Delima yang berdiri dengan dada berdebar-debar sesungguhnya hendak langsung memeluk sang ayah kandung, namun isyarat dari Anya yang memintanya untuk tetap tenang memaksa sang gadis berdiam diri dengan kebahagiaan yang begitu kentara di wajahnya.
Sementara itu, di bagian dalam, di belakang Anya Truastuti, Anna dan Andham serta Daslan sama berdiri dengan perasaan yang juga melambangkan kebahagiaan. Kebahagiaan yang tentu saja mereka tujukan bagi gadis itu sendiri beserta si tuan rumah.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com