webnovel

Belenggu Raja Iblis

(Warning konten dewasa dan kekerasan) Harap bijak dalam membaca. Saat pengkhianatan dan takdir mulai bersatu, itulah saat bencana akan datang. VOLUME 1: Lascrea Amone, balerina yang sedang bersinar namanya di seluruh dunia, terpaksa harus menanggung dosa atas pengkhianatan dirinya dimasa lalu. Pada usia yang genap ke-20 tahun, dia harus diseret ke neraka untuk menikahi raja iblis kejam. VOLUME 2: Lascrea dan Allail bertemu kembali setelah Lascrea yang mengorbankan dirinya sekali lagi, untuk menyelamatkan cintanya-Allail yang sedang bertarung dengan Kakaknya-Raja iblis terdahulu. Dalam penantian seribu tahun kemudian, mereka akhirnya bertemu lagi, sebagai Ayah dari teman sekampus Rea (Reinkarnasi Lascrea). Dia selalu memimpikan kisahnya seribu tahun yang lalu. Azef, mengetahui terlebih dahulu bahwa ternyata teman sekampusnya itu, adalah Ibunya. saat itulah dia menyusun rencana bersama para Paman dan juga Bibinya agar menyatukan Ibu (Yang tak tahu bahwa mimpi yang dia lihat itu adalah dirinya) dan juga Ayahnya (Yang ingatannya di segel karena mengamuk dan hampir menghancurkan seisi neraka) Ikuti terus kisahnya, VOLUME 2 akan lebih HOT dan lebih seru. Yeay! ______________________________________________ NOVEL LAINNYA: ~LOVE PHOBIA [Romance-Comedy] ~BAHKAN JIKA CINTAMU BUKAN MILIKKU [Dark-Romance] ~ Fetters Of The Devil king (Fantasy) ~ MY SWEET REVENGE: Tuan Muda Paranoid, Kau Semakin Nakal (Fantasy-Psychology-Modern-Comedy) ~ Sweet Revenge For Young Master (Fantasy) IG : @Raqueenal Cover by : Rueje/Rainbow.dot Editing : PixelLab

Sungmii21_ · แฟนตาซี
Not enough ratings
295 Chs

Hey, Istri IBLIS!

Zail yang kala itu ada di sampingnya pun bertanya-tanya, saat melihat wajah Rea yang kusut bagaikan kain yang belum disetrika.

Allail dan Rea pun terlihat saling melempar tatapan dingin satu sam lain. Sementara Azeef kala itu, hanya melihat dengan wajah bingungnya. "Apa yang sudah terjadi pada Ibu dan juga Ayah?" tanyanya dalam hati.

Tak lama kemudian, Rea pun langsung menarik tangan Zail dan pergi sambil memberi salam pada Allail dan juga Azeef.

"Selamat siang, Pak. Hai Azeef," ujarnya.

"Hai juga, Rea," balas Azeef. Allail kala itu hanya mengangguk saja pada Rea.

"Kalau begitu kami pergi dulu. Ayo, Zail!" Mereka berdua pun pergi meninggalkan Allail dan juga Azeef. Padahal Rea itu adalah anak yang sangat ramah dan juga aktif. Biasanya dia kalau bertemu dengan Allail ataupun dengan Azeef tak pernah seperti itu. Namun sekarang, dia bahkan tak mau memandang lama-lama wajah Allail dan mengabaikannya begitu saja.