Mereka bertiga saling berdiam diri dalam jangka waktu yang lama, hingga akhirnya terdengar suara pintu yang terbuka. Semua yang ada di situ menoleh untuk melihat siapa yang datang. dan betapa terkejutnya Alleta, yang datang adalah Deriq. Ia sempat mengernyitkan dahinya membentuk garisan besar dan hampir menyatukan kedua alisnya.
"Deriq," ujar Alleta bernada pelan.
Deriq terlihat cemas dan menyegerakan langkah kakinya agar cepat sampai di samping Alleta.
"Kamu tidak apa-apa?" Deriq mengatakan hal itu sambil memegangi lengan Alleta.
"Ti-tidak." Alleta sedikit gugup.
"Aku khawatir sekali. Tadi aku dihubungi oleh Hera yang mengatakan kalau kamu pingsan. Maaf tadi aku ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan."
Mendengar penjelasan tersebut, membuat Alleta hanya mampu menganggukkan kepalanya saja tanpa ada niatan menjawabnya. Alleta mengalihkan pandangannya ke arah Hera dan sahabatnya itu memalingkan wajah.
"Kenapa harus bilang sama Deriq?" gerutu Alleta di dalam hati.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com