"Al," panggil Dara.
"Ada apa?" Alleta masih tetap fokus dengan lembaran buku yang sedang ia baca.
"Aku mau ke toilet dulu sebentar."
Alleta menghela napasnya, "Kenapa harus bilang sama aku? Apa perlu aku temani?"
Dara tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang putih nan rapi.
Kemudian Dara pun beranjak pergi ke kamar mandi. Dan saat ini, hanya tersisa Alleta bersama dengan Deriq. Mereka saling terdiam, tanpa berbicara sepatah kata pun. Mengingat kalau saat ini mereka sedang berada di dalam perpustakaan dan tidak diperbolehkan untuk berbincang. Beberapa kali Deriq mencuri pandang ke arah Alleta. Hari ini memang Alleta terlihat begitu cantik. Apalagi pipinya merah merona. Jauh di lubuk hati Deriq yang paling dalam, ingin sekali ia mengusap pipi ranum itu. Tetapi Deriq sadar, kalau sekarang ada batasan diantara mereka berdua.
Di tempat lain.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com