Hal yang paling Deera suka sialnya adalah hal-hal yang sebenarnya simple, tapi cukup sulit untuk dia dapatkan. Dia suka langit, tapi dia benci terik matahari. Dia suka pantai, tapi benci keramaian. Dia suka bintang, tapi matanya minus. Dia suka night ride, tapi tidak berani keluar malam sendirian kecuali urusan pekerjaan. Simple but really hard to get.
And unfortunately, he offers that simple thing to Deera.
Perasaan Deera mengatakan, ajakan itu tidak eksklusif hanya ditawarkan untuknya. Perasaannya mengatakan, jika bukan Deera yang duduk di jok belakang motor itu, orang lain akan duduk di sana. Perasaan Deera mengatakan, yang dia butuhkan adalah "it" not "her". But, untuk sekarang dia tidak peduli. Anak kecil di dalam dirinya bersorak, menantikan night ride tersebut. Toh, orang ini juga bukan pacarnya. Toh, perasaannya cuma sekedar tertarik. 'Aku masih bisa berpura-pura bodoh.' Pikir si bodoh yang benar-benar menghayati perannya sampai akhir.
'He really is quite, apa gara-gara aku kalo diajak ngomong di atas motor seketika budeg? Whatever, i will just enjoy the scenery.'
Setelah beberapa kali berusaha membuka topik obrolan, Deera menyerah karena hanya mendapatkan sepotong dua potong jawaban. Dari awal pun Deera bukanlah tipe orang yang banyak bicara, jadi dia tidak keberatan dengan apapun.
"Miss pegangan."
'Ah, udah dimulai? Aku gak sadar udah sampe ke tempat yang bener-bener sepi.'
"Okee."
Deera yang tidak berpengalaman, yang mempunyai harga diri setinggi tembok Cina hanya meletakkan kedua tangannya di kedua sisi kaki R. Namun, pria itu langsung menarik tangannya untuk memeluknya.
'Wah wah wah! Bahaya! Bahaya! Jantungkuuu. Save meeee'
Alarm di dalam jantung Deera langsung aktif berbunyi karena mendeteksi getaran yang luar biasa, tapi untungnya tidak berpotensi tsunami. Di saat seperti ini, kepolosan Deera benar-benar hampir menyamai kepolosan anak SD yang disentuh sedikit saja sudah deh degan tidak karuan.
Kemudian, serangan lain yang tidak Deera sangka akan diluncurkan datang. R menurunkan tangannya dan mengusap kakinya. Sambil menanyakan entah pertanyaan apa, yang ada di telinga Deera sekarang hanyalah drum keras yang berasal dari dalam jantungnya.
Deg deg deg deg deg
'Ahhhhh siapapun tolong 😭 aku benar-benar sudah gila. Woeee jantung berhenti! Tidak, jangan berhenti, maksudku jangan seperti itu 😭'
Saat Deera sedang sibuk bergulat dengan detak jantungnya, dia tidak sadar kalau tangannya sudah diarahkan ke tempat lain. Begitu sadar, dia seperti diguyur oleh air es dan drum yang berbunyi pun seketika hening.
'Apa ku bilang? Dia cuma butuh 'itu', tadi bisa dibilang cuma foreplay, bodoh, ngapain deg degan? Tolol, tolol.'
Sambil merutuki dirinya sendiri, Deera menggerakkan tangannya sebisanya. Dia benar-benar seorang amatiran dalam hal seperti ini, hanya punya otak kotor tapi tidak pernah melakukan apapun. Sehingga, bisa dikatakan levelnya adalah 'beginner'.
Semakin lama, lampu-lampu kota digantikan oleh penerangan sederhana khas pedesaan. Kendaraan yang berlalu-lalang pun semakin sedikit, manusia pun jadi jarang terlihat. Jangankan gedung, bangunan rumah sederhana pun tidak ada. Suasananya mirip dengan yang sering muncul di film horror.
'Eh? Ini aku gak lagi bonceng psikopat, kan? Wah, kalo dipikir-pikir ada lho kemungkinan orang ini bawa aku ke semak-semak, diperkosa, terus dibunuh. Kayak yang ada di berita-berita di tv. Meh, bodo amat, yang penting dia gak lupa bunuh abis memperkosa aing.'
Suasana semakin sepi.
'Ya Allah tolong hamba, hamba tahu sedang berbuat maksiat tapi hamba benar-benar takut setan 😭 Bismillah, jangan ikut aing ya. Misi, misi, assalamualaikum, numpang lewat.'
Lantunan do'a terus Deera panjatkan di dalam hatinya, dia tidak peduli dia terlihat sebodoh apa sekarang karena tangannya melakukan dosa tapi mulut dan hatinya terus melantunkan do'a dan merayu Allah agar menyelamatkannya dari kemunculan setan.