Menjelang malam hari, Batilda dan Teressa berjalan pulang menuju sebuah apartemen tua. Setelah keluar dari halaman Universitas Kepausan Gregoriana, mereka berjalan untuk belanja makan di supermarket terdekat. Akan tetapi, wajah Teressa memasang kedua pipi menggembung dan enggan menatap Batilda. Plastik yang dibawa cukup berat. Dan Batilda berniat untuk membantunya. Tetapi Teressa mempercepat jalannya. Batilda menghela napas kasar.
"Ayolah, ini salahmu juga kau tidak peka sekitar."
"Tapi tidak perlu memukulku keras, dasar bodoh!"
"Kalau tidak begitu, suasananya tambah tegang. Pertanyaan bodohmu itu yang memicu semua ini!" bentak Batilda kehabisan napas.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com