Nuansha memikirkan rencana ke depan. Dia sejatinya tidak berminat untuk memandu para otherworlder. Kedua bola mata wanita berambut pirang menatap sebuah pemandangan ilusi. Ketika dia bersama dengan keluarga barunya. Pelukan hangat, ciuman kemesraan dan berbagi kasih sayang terhadap laki-laki yang dia cintai dan buah hatinya. Mengorbankan nyawanya untuk orang lain merupakan hal mulia. Tetapi di sisi lain, Nuansha tidak ingin mengambil resiko. Kedua telapak tangan menyentuh wastafel cuci piring. Mengeringkan secara manual. Dia mengambil serbet, mengelapnya sampai bersih. Kemudian dia berbalik badan. Melepaskan apron yang ada di bagian dadanya. Dilipat dan dimasukkan ke dalam lemari. Kedua kaki berjalan mendapati sebuah busur panah.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com