webnovel

angelina

Angelina adalah seorang gadis remaja yang penyakitan dan tidak di akui di keluarganya serta sangat di benci oleh adik dan ibunya. Tapi, meskipun begitu dia tetap memiliki orang-orang terkasihnya, yaitu Alfin sang manusia yang terkena kutukan sehingga dia hanya bisa mencintai satu wanita seumur hidupnya. Lalu ada juga Clara sahabatnya yang memiliki kepribadian ganda. Dan ada Aldo yang juga memiliki penyakit aneh. Ini adalah kisah tentang perjalanan hidupnya dalam menemukan kebahagiaan yang selama ini dalam mimpi pun dia tidak berani memimpikannya, ini adalah kisah tentang seorang anak bernama Angelina yang awalnya sudah menyerah akan hidup dan kebahagiaan. Ini adalah kisah tentang cinta, keluarga serta persahabatan yang mungkin terlihat terlalu berlebihan. Penasaran? baca aya yuk hehehe

lucifer60 · วัยรุ่น
Not enough ratings
245 Chs

10

"Ra, lo kok aneh banget hari ini?sumpah".

"Hah? Aneh kenapa?" clara balik bertanya sambil menaruh dua piring nasi goreng buatannya yang baru jadi ke atas meja makan.

"Ya aneh aja".

"Aelah njel gue kan dari dulu emang aneh, lo nya aja yang ngga nyadar" jawab clara asal, "udah mending lo makan dulu keburu dingin ntar makanannya jadi ngga enak" lanjutnya.

"Iya-iya, bawel".

Tapi baru saja satu suap, angel langsung kepikiran suatu hal.

"Ra...".

"Hmm" gumam clara yang sedang asyik memakan nasi goreng buatannya.

"Menurut lo ada ngga sih orang yang bakal nunggu seseorang dan ngga bakal pergi sampe orang yang ditunggu dateng di tempat yang kata orang angker bahkan sampe selarut ini?".

"Ya tergantung".

"Maksudnya?".

"Ada dua kemungkinan, pertama kalo orang itu emang bener niat dia pasti bakal nunggu, dan kemungkinan yang kedua orang itu bisa jadi udah gila, ngapain nunggu orang yang ngga pasti sampe selarut ini? di tempat angker lagi, gue sih ogah".

"Gitu ya?".

"Hmm, kenapa emang? kok lo nanyain soal gituan? Tumben".

"Ngga kok ngga papa, udah ah gue mau ke atas dulu ngantuk mau tidur" angel langsung beranjak pergi dari situ untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan Clara.

"Dih dasar aneh!!! Eh woy nasi gorengnya abisin dulu woy" teriak clara.

Tapi sayang tidak di tanggapi oleh Angel, dia terus berjalan ke lantai atas tempat kamar Clara berada. Tapi setelah sudah berada di dalam kamar bukannya tidur seperti yang dia bilang tadi, dia malah mondar-mandir ngga jelas dan larut dalam fikirannya.

Ceklek.

"Loh njel katanya mau tidur kok malah mondar mandir?" clara yang baru masuk kamar merasa heran.

"Ehm... itu... itu..." lidah angel menjadi kelu.

"Itu apa?, kok malah jadi lo yang aneh gini sih?".

"Ehm... ra... kayaknya gue harus pergi dulu deh".

Clara melihat jam di tangannya, "njel lo mau kemana jam segini? ini udah jam sepuluh malem".

"Gue ada urusan bentar, gue janji ngga bakal lama kok".

Seketika Clara langsung teringat yang di katakatan kakaknya tadi siang, "angel lo ngga boleh keluar malem, pokonya gue ngga bakal ngizinin lo karna itu ngga baik buat kesehatan lo!" ujar clara keceplosan.

"Maksudnya?" angel mulai curiga.

"Ya... ya... maksud gua udara malem itu kan ngga baik buat tubuh, gue aja jarang keluar malem soalnya kata kak alif kalo sering keluar malem itu bakal ngebuat daya tahan tubuh jadi drop" alibi clara, "tapi...serah lo lah, puyeng sendiri gue jadinya..." ia langsung menghempaskan dirinya ke kasur karna merasa takut Angel curiga jika mereka terus berdebat.

"Dasar ngga jelas lo".

"Udah sono-sono lah, tapi jangan lama lama".

"Iya-iya" jawab angel kemudian mengambil jaketnya dan langsung pergi keluar untuk memastikan sesuatu.

Sedangkan clara hanya termenung meratapi kepergian angel, ia takut terjadi apa-apa pada sahabatnya itu mengingat keadaannya sekarang yang sangat jauh dari kata baik-baik saja.

"Huh... hampir aja ketauan, ni mulut juga lemes amat sih, main asal ceplos aja" rutuknya ke diri sendiri.

"Tapi gue harap kepergian lo ini ngga berpengaruh buruk sama keadaan lo njel" clara memelankan suaranya, walaupun ia tau ngga bakalan ada yang mendengar juga walau ia teriak sekalipun, mengingat rumah yang ia tinggali cukup besar.

Di lain tempat.

"Ini pak makasih" ucap angel ke supir taksi yang ia naiki setelah sampai ke tujuan.

Ia menghela nafas sejenak, kemudian pergi melangkah dengan perlahan ke arah gerbang sekolahnya.

"Sial... pagarnya ke kunci lagi..!" gumam angel.

Tapi ia tidak kehabisan akal, dia langsung memanjat pagar yang cukup tinggi tersebut dengan mudah hingga akhirnya dia berhasil masuk ke dalam.

Angel menyalakan lampu senter yang di bawanya karna lampu di sekitar situ sudah di matikan, Hanya beberapa yang masih menyala.

dia terus berjalan menelusuri koridor yang panjang dan beberapa ruangan hingga akhirnya sampai ke tempat tujuan. taman belakang perpustakaan tempat pertama kali mereka mengobrol atau lebih tepatnya berdebat. Tapi apa yang dia lihat tidak seperti yang ada di fikirannya.

"Huh, gue bego banget sih, terus kepikiran sama ucapannya sampe bela belain untuk ngebuktiin sendiri, clara bener, cuman orang gila yang bakal lakuin itu, tapi untungnya dia kan ngga segila itu" ucapnya kemudian membalikkan badan berniat untuk pergi dari tempat tersebut.

Tapi baru saja selangkah dia melangkahkan kaki tiba-tiba dia mendengar suara,"akhirnya lo datang juga!" teriak seseorang dari belakangnya.

Angel yang mengenal suara itu langsung berbalik ke arah sumber suara, "ternyata dia memang segila itu" Angel geleng-geleng kepala.

"Gue fikir lo ngga bakalan dateng!" ucapnya lagi sambil melangkah mendekat menuju angel.

Setelah jarak di antara mereka tinggal satu langkah, barulah dia berhenti.

"Lo gila ya!" cecar Angel tiba-tiba.

"Ngga, gue ngga gila, kan gue udah bilang kalo gue ngga bakalan pergi dari sini sebelum lo dateng nyamperin gue" jawabnya dengan santai.

"Trus kalo gue ngga dateng?".

"Ya gue bakal nunggu berapa lama pun itu sampai lo dateng".

"Lo orang terbego yang pernah gue kenal!, lo rela buang-buang waktu lo cuman buat nunggu gue yang belum pasti bakal dateng nemuin lo!" emosi angel langsung meledup lagi.

"Tapi nyatanya lo dateng kan?".

"Ish...! gue ngga ngerti lagi sama jalan fikiran lo!, lo bego, gila, apa ngga waras sih?! nunggu gue disini dari pulang sekolah sampe tengah malem gini!, lo tau kan kata orang disini angker apalagi ada pohon gede! ntar kalo lo kenapa-napa gimana? kalo lo kesambet siapa yang bakal tanggung jawab?!".

"Lo khawatir sama gue?" tanya alfin yang membuat angel bungkam.

"Kok diem?" tanya alfin lagi.

"Si... siapa juga yang khawatir sama lo!" jawab angel pelan, tapi dalam hatinya terasa ada sesuatu yang membenarkan ucapan alfin.

"Masa sih?, tapi kok buktinya pipi lo merah? blushing ya?" goda alfin.

"Kata siapa gue blushing!, gue ngga blushing kok!" kilah angel.

Alfin langsung menyenter bagian pipi angel, "noh buktinya merah banget kayak tomat".

"Gue ngga blushing!, udah ah, mending sekarang lo jelasin ke gue apa yang pengen lo omongin sampe sampe lo rela diem disini sampe selarut ini" angel mencoba mengubah topik pembicaraan.

"Oh.. itu, gue cuman pengen minta maaf sama lo atas kejadian tadi pagi, gue ngga tau kalo reaksi lo bakal semarah itu".

"Lo rela nunggu gue dari siang sampe tengah malem gini cuman buat minta maaf doang?!" angel semakin tidak mengerti dengan jalan fikiran orang yang ada dihadapannya ini.

"Karna gue ngga mau orang yang gue suka benci sama gue" jawab alfin dengan santai.

"Apa?!" Shok angel.

"Iya, gue rasa gua suka sama lo, gue sayang sama lo, ntah kenapa sejak pertama kali ngeliat lo disini gue ngerasaain hal yang ngga pernah gue rasain sebelumnya, bahkan gue sekarang ngerasa kalo lo itu kayak magnet buat gue".

"Alfin lo mabok apa gimana?".

"Ngga gue ngga mabok, gue cuman pengen ngungkapin apa yang ada di hati gue, lagian kan gue ngga salah dong suka sama lo? toh gue ngga maksa lo buat jadi pacar gue ini, tapi lo udah maafin gue belum soal kejadian yang tadi?".

Mendengar pengakuan itu tiba tiba jantungnya langsung berdegub kencang seperti habis lari maraton, apakah ia juga merasakan hal yang sama? tapi bukan angel namanya jika tidak bisa menyembunyikan perasaannya dengan baik.

"Lo beneran sarap ya fin?, mata lo katarak apa gimana? sampe-sampe bisa suka sama nerd macam gue?" pungkas angel dengan nada mengejek.

"Gue ngga sarap, dan terserah lo mau bilang mata gue kayak gimana yang penting intinya gue suka sama lo, dan itu biar jadi urusan gue, soal bagaimana perasaan lo ke gue itu juga terserah lo" balas alfin dengan tenang.

Jantung angel semakin berdebar kencang, ia menarik nafasnya dalam dalam kemudian di keluarkan perlahan dengan harapan itu bisa menetralkan dengupannya. baru setelah itu, "fin lupain gue, mumpung semuanya belum terlambat, mumpung rasa suka lo masih belum berubah jadi cinta, tolong lupain perasaan lo ke gue, karna gue ngga mau lo nantinya malah hancur gara gara perasaan yang Lo ciptain".

"Emang kenapa? lo udah punya cowok?, kalo iya lo ngga perlu khawatir, gue ngga bakal ganggu hubungan kalian karna ini salah hati gue yang udah terlanjur milih lo, jadi biar itu jadi urusan gue".

"Bukan itu alasannya!".

"Terus?".

"Ah... udahlah, terserah lo, puyeng gue ayo balik!" ucap angel mencoba mengubah topik pembicaraan lagi.

"Jadi gue di izinin kan buat suka sama lo?" tanya alfin lagi sambil mengejar langkah angel.

"Serah dah serah...!" Angel tidak mau perduli lagi.

"Karna lo ngga bisa bales perasaan gue, bukan berarti kita ngga bisa temenan dong?" ucap alfin tiba tiba.

"Kata siapa gue ngga bales perasaan lo?" Batinnya. "gue ngga sembarangan mau nerima temen, karna kata temen itu sangat berarti buat gue" jawab angel.

"Tapi gue bakal berusaha biar lo mau temenan sama gue, titik."

Angel hanya diam tidak menanggapi ocehan alfin yang sedari tadi berkicau di telinganya hingga mereka sampai depan gerbang, "kok gerbang ditutup sih?" tanya alfin.

"Iyalah udah malem".

"Trus tadi lo kesini lewat mana?".

"Manjat".

"Hah? manjat? serius?" Tanya alfin tidak percaya.

"Hmm, udah ayo kalo mau keluar dari sini ikut gue" ucap angel yang sudah mulai memanjat pagar.

"Kayaknya lo lebih pantes deh dapet sebutan sodara onyet daripada gue" gurau alfin.

"Bawel... udah cepetan naik" suruh angel saat sudah sampai di area luar sekolah.

"Iya iya... ini gue udah diatas" jawab alfin menunjukkan mukanya dari atas gerbang, kemudian hap. dengan sekali lompatan ia sudah mendarat dengan selamat di samping angel.

'Yaudah gue balik" ucap angel.

"Lo balik naik apa?".

"Naik pesawat, ya naik bus kalo ngga taksi lah!".

"Gue anter aja deh, ini udah larut banget pasti taksi udah jarang lewat sini terminal bus juga cukup jauh dari sini".

"Ini baru jam sebelas malem, lagian lo mau nganterin gue pake apa? orang lo dari tadi di sekolah ya otomatis kendaraan lo juga masih disana lah pinter!".

Alfin menepuk jidatnya, "oiya lupa hehehe, yaudah kalo gitu ayo jalan ke terminal bareng".

"Hmm".

Selama perjalan angel hanya diam dan alfin terus nyerocos, hingga akhirnya mereka sampai ke terminal bus bertepatan dengan turunnya hujan.

"Untung tepat waktu" ucap alfin yang bahkan sama sekali tiak dihiraukan oleh angel.

"Njel".

"Hmm".

"Defenisi hujan menurut lo itu apa sih?" Tanya alfin tiba-tiba.

"Kalo menurut gue hujan itu bodoh" jawab angel.

"Loh kenapa?" tanya alfin lagi karna bingung dengan jawaban yang Angel berikan.

"karna dia tetep mau kembali walaupun udah tau rasanya jatuh berkali-kali, bego kan?" terang Angel.

"Ternyata defenisi hujan menurut lo beda ya sama cewek-cewek pada umumnya" ujar Alfin sembari terkekeh menghadap Angel.

"Hmm, begitulah".

Tapi, Alfin yang tadinya tersenyum kini tiba-tiba berubah jadi panik, "njel, itu... Ada darah keluar dari hidung lo..." ujarnya dengan nada khwatir campur kaget.

"Hah?" angel langsung mengarahkan tangannya ke hidung dan benar saja.

"Lo knapa njel?".

"Ngga gue ngga-papa, mungkin ini gara-gara efek kena angin malem aja" jawabnya sambil menengadahkan wajah ke atas.

"Tapi itu... lo mimisan njel..." alfin makin panik.

"Udah ah gue cabut, bye" angel yang sudah panik karna takut ditanya lebih lanjut oleh alfin yang menurutnya mudah untuk memancing rahasia rahasianya keluar dengan sendirinya langsung pergi setelah melihat taksi yang datang dan langsung menyuruh taksi tersebut melaju dengan cepat meninggalkan Alfin.