webnovel

ALIEN DAN AIREN WPC 94

Alien, mendengar nama makhluk yang satu ini pasti sudah sangat menyeramkan dan terlihat sangat membahayakan kehidupan dunia saat ini. Lalu bagaimana jika ada Alien yang baik hati dan malah membantu dalam keselamatan di Bumi? Dia dibantu dan dipertemukan dengan Airen, manusia yang suka membantu dan mencintai kedamaian di bumi untuk menyelamatkan yang lemah. Alien ini hadir ke bumi melalui lorong waktu secara tiba-tiba, bentuknya yang tidak seperti manusia menjadikan dia anti menunjukkan wujud aslinya, Alien ini menyamar dalam bentuk sebuah wajah dan bertemu dengan Airen tadi, gadis yang berjiwa satria dalam membela kebenaran. Bagaimanakah sepak terjang Alien dan Airen di muka Bumi?

Lika_FR · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
11 Chs

3 Malam Konyol

"Awas, Kapten Darren cemburu." Narez segera berlari agar terhindar dari amukan Airen. Hal ini membuat Girleon malu, dia tanpa sadari memang benar selalu membuntuti Airen.

"Tapi aku kan memang ingin banyak tanya tentang ini? Aku kan terseret pada masa depan dan dimensi lain, tak punya informasi apa-apa?" kilahnya dalam hati, tapi iya sejujurnya memang iya, entah mengapa Girleon sangat nyaman bercakap-cakap hanya dengan Airen bukan yang lainnya, padahal banyak juga prajurit lelaki disana. Hal ini membuat dirinya tertawa-tawa sendiri.

"Oiya, Kapten Darren yang tadi menangani aku?" tanya Girleon.

"Iya betul, dia kapten yang loyalitasnya tinggi, hanya saja sedikit tempramental jika dalam kondisi begini dia menjadi begitu tega memilih mana yang akan ia tolong dan mana yang akan ia biarkan saja, tapi kami selalu berusaha menutupi kekurangannya, karena ingin menyelamatkan lebih banyak nyawa."

Penjelasan Airen sambil mengelap dan membersihkan ubi-ubi itu.

"Bukan itu yang ingin aku tanya, dia cemburu padamu? apa kalian ada hubungan khusus?"

Dialognya serius.

"Oh .. hehee, jangan hiraukan Narez, dia memang begitu, hanya bercanda," ujarnya singkat, lalu dia menunjuk ke arah jagung-jagung itu.

"Bantu aku mengupas itu ya?" perintah Airen.

"Di Negeriku tak ada yang berani memerintah aku, disini aku diminta mengupas jagung? Bahkan ini tidak dilakukan oleh para pembantu disana sekalipun. Hehee karena ada tersendiri yang sudah mengupasnya dan memberikannya setelah dalam keadaan bersih," ceritanya kepada Airen.

"Apa kau keberatan, Gir?" celetuk Airen.

"Aku hanya bercerita, tentu saja aku mau membantumu, aku berada di Negerimu. Sekarang aku adalah tawananmu." Lalu mereka tertawa bersama.

"Istirahatlah Airen, besok kita tak tahu hal apa lagi yang akan menguras tenaga kita, biar aku yang melanjutkannya." Tjba-tiba kapten Darren hadir ditengah mereka.

"Kenapa kaptem tidak istirahat saja? Aku hanya prajurit yang bisa digantikan banyak prajurit lain, tapi kapten adalah petugas inti yang harus benar-benar fit untuk berjuang demi banyak jiwa," sahut Airen sambil menatap keatas karena dia yang masih duduk, sedangkan kapten itu masih berdiri.

"Aku baru saja bangun tidur, jadi sekarang giliran kamu yang tidur," jawab Kapten Darren. Membuat Airen segera bangkit dan melakukan saran dari Kapten Darren. Hal ini membuat Girleon jadi bersungut-sungut karena mood nya hilang. Dia masih ingin banyak bercerita dengan gadis itu, tapi dibuyarkan oleh lelaki yang tiba-tiba nyelonong kesini. Sungguh Kapten ini mengganggu susana Girleon yang berusaha ingin bersama Airen.

Ketika Airen beranjak dan hendak berlalu pergi, tak lama Girleon juga ikut bangkit dari duduknya, baru saja mengupas jagung dapat beberapa biji.

"Hei kamu mau kemana? Tugasmu belum selesai mengupas jagung ini." Girleon merasa muntab dengan kata-kata dokter itu yang seenak jidatnya memerintahkan dirinya. Memangnya siapa dia?. Apa tidak tahu siapa aku?.

"Aku membantu sesukaku, lagian siapa kamu seenaknya memerintahkan aku? kau tak tahu kalau aku ini seorang keluarga pemimpin.di ras kami? dan calon Raja di Planetku?" jawab Girleon dengan nada sewot. "Berbicaralah dengan lebih sopan."

"Hei jaga bicaramu, apa kau tak ingat? Kau berhutang budi padaku, aku Kapten menyetujui upaya penyelamatanmu padahal kamu orang asing, bicaramu ngelantur apa karena guncangan peperangan ini? Parah parah! Sekarang duduk dan lanjutkan," teriak Kapten Darren.

"Terima kasih Kapten, atas budi baikmu, kau juga jangan lupa aku adalah pasien dan korban perang yang juga harus istirahat, maaf aku tak bisa membantumu sekarang, selamat malam." Girleon segera berlari tanpa memperdulikan ujaran Kapten tadi yang tampak sangat marah.

Ia sambil mengibas-ngibaskan tangannya sehingga angin sedikit kencang menyapu Kapten Darren, menyebabkan jagung-jagung itu bergelundungan dan karung-karung roboh. Kapten Darren kebingungan merapikan dan memunguti jagung-jagung itu.

Girleon langsung duduk di tempat yang masih ada space untuk dirinya, karena sangat banyak orang di dalam yang bergelimpangan untuk tidur atau beristirahat.

"Kenapa kamu enggak jadi bantu-bantu Kapten Darren?"

"Enggak lah, ngomongnya tidak sopan, seenaknya sendiri saja. Aku tak suka"

"Humm kamu bilang kamu sedang di Negara kami, kamu jadi tawanan kami, ya harus siap disuruh kan? hehee" ucap Airen menggoda sambil tertawa.

Dia sengaja meledek Girleon karena memang terlihat merengut lucu.

"Tawanan Negara ini boleh, tapi bukan tawanan dia" dengan sewot Girleon mengutarakan.

"Kenapa kamu marah padanya? dia malah Kapten yang menangani kamu, aku yang hanya membantunya, begitu juga para perawat dan dokter,"

"Dia sombong dan seenaknya sendiri kalau ngomong, memerintah dengan semaunya, itu saja. Memang dia enggak tahu aku siapa?" Tukasnya memendam rasa kesal.

"Hahaha, ooh itu saja ya" Airen tertawa-tawa dibuatnya dan Eh ... Airen, baru menyadari dia dibuat banyak tersenyum dan tertawa hari ini, bukannya selama ini dirinya selalu menangis dan ketakutan dengan keadaan yang mencekam setiap hari selama tiga tahun ini? bahkan dia sudah lupa cara tersenyum dan tertawa, Ia pun sudah lupa kapan terakhir dia tertawa. Hari ini, dia tertawa karena kedatangan orang asing ini, dia tertawa dengan sikap Girleon di hadapannya. Dia akhirnya bisa tertawa lagi.

Girleon yang menunjukkan wajah kesal itu makin menunjukkan garis ketampanannya, tegas tajam dan terlihat sangat macho.

"Airen, sepertinya ada yang sedang cemburu deh.. ehem ehem. Ya sudah, biar Narez yang bantu kapten Darren, kalian berdua istirahat saja, atau mengobrol berdua juga boleh. Hehee" Narez bicara meledek keduanya.

"Ah Narez nih apaan sih dari tadi? masak iya aku suka sama Gir? kenal saja tidak, orang ketemu saja baru hari ini? tapi kenapa Narez memandang kami begitu terus?" bisik hati Airen.

"Gir, aku perhatikan kamu memandangi dia terus, hihihi. Dia cantik ya?" Narez sembarangan mengatakan di depan kami, membuat Girleon terlihat sedikit malu.

"Memang di planetmu sana tak ada gadis atau putri-putri yang cantik seperti di film-film romansa itu?" Ledeknya lagi sambil berlalu pergi.

"Banyak gadis cantik di Planetku, tapi semua bergaya sama, kaku dan harus sesuai adat. Tidak ada yang benar-benar bebas seperti kalian, aku lihat sangat menyenangkan hidup tanpa kungkungan yang kaku seperti disana." penjelasan Girleon kepada Narez dan Airen.

Airen merasa aneh kalau sampai Narez mengatakan seperti itu berulang-ulang di hadapan dirinya dan Girleon. Apa yang dia lihat, tatapan dia pada Airen ataukah tatapan Airen pada Gir? Kenapa sampai Narez berfikir demikian? Airen sesekali mencoba melihat pria itu.

"ASTAGA!!! Dia juga melihat aku!" Airen berkata-kata dalam hati ketika tatapan mereka tiba-tiba bertabrakan, Girleon pun memandang dirinya. Airen segera berpura-pura melihat ke arah lain, namun dengan jantung yang berdebar-debar.

"Kenapa?! Kamu melihat padaku?" tanya Gir tiba-tiba, membuat Airen sedikit salah tingkah. Waah dirinya harus bilang apa? Tentu sangat malu bila ia mencuri pandang tapi ketahuan.

"Ehm ya ... justru aku ngerasa kamu lah yang melihat padaku terus, sampai aku menengok baru saja dan benar saja kamu kan yang melihat aku terus" Untuk menutupi rasa malunya dia ganti menuduh Gir.