Namanya juga mendapatkan ancaman mematikan jadi, sangat wajar jika hati Amira dicekam rasa takut. Terlebih tidak mau merasa dipermalukan didepan umum. Yang bisa dia lakukan hanyalah memaki di dalam hati.
"Jangan terus memaki ku! Aku kasihan pada hati mu karena selalu saja kau ajarkan keburukan akan kebencian mu padaku." Bisiknya tepat ditelinga Amira beriringan dengan melenggang begitu saja meninggalkan Amira jauh dibelakangnya.
Dasar tidak punya hati. Seharusnya dia membantuku. Tapi, lihat sikapnya! Dengan seenak hati pergi begitu saja tanpa rasa perduli sedikit pun padaku. Batin Amira berselimut rasa kesal.
"Jangan hanya memaki. Lihatlah! Aku pergi bukan untuk meninggalkan mu tapi, untuk ini." Mengayunkan kantong plastik berisi obat - obatan.
"Kemarilah!" Menepuk punggung kekar supaya Amira naik ke atasnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com