Sebuah tepukan lembut mampir di pundak sebelah kiri sebelum melenggang menuju kursi kebesarannya. Sanjaya tampak menduduki kursi paling ujung, menggambarkan bahwa dia lah sang penguasa.
Melihat sang ayah sudah menunggu bersama ke dua tamu kehormatan dari Tanzel Group, memaksa Aditya mendekatkan wajahnya berirama dengan bisikan. "Ayo!" Lalu, membimbing Amira untuk duduk pada kursi yang bersebelahan dengannya.
Tanpa sengaja ekor mata Amira menangkap seseorang yang sangat dia kenal. "Nail ... " lirihnya. Meskipun satu kata itu terucap sangat lirih, akan tetapi tetap terdengar hingga Nail pun mendongakkan wajahnya.
"Nona Amira ... " ucap Nail dengan rasa tak percaya. Bersamaan dengan itu dia pun langsung membungkukkan badan sebagai salam hormat. Nail pun dibuat bertanya - tanya dengan kenyataan yang terpampang nyata di depan mata.
Satu hal yang dia yakini selama ini bahwa Amira telah menikah dengan Louis tapi, ini ...
Support your favorite authors and translators in webnovel.com