"Apa yang dokter katakan?"
"Dokter mengatakan bahwa dalam waktu dekat Amira akan segera sadar, Mom."
"Kalau begitu jangan pernah meninggalkan Istri-mu sendirian."
Louis mengangguk.
"Ini sudah siang sudah waktunya Mom, dan Mr. Yoza menyantap menu makan siang. Lebih baik Mom ajak Mr. Yoza ke restaurant."
"Lalu, bagaimana dengan kau sendiri."
Digenggamnya jemari Malta dengan penuh kelembutan sebelum mengecupnya sekilas. "Jangan pernah memikirkanku."
"Bagaimana bisa kau berkata demikian, huh? Kau ini Putra Mom satu - satunya jadi, sudah sewajarnya kalau Mom harus memikirkan mu juga."
Bibir kokoh tampak mengulas senyum. "Sudah ada Amira yang memikirkanku disetiap harinya jadi, Mom pikirkan saja kesehatan Mommy dan juga, Dad."
"Kau selalu saja memperhatikan kesehatan kami semua. Perhatikan juga kesehatan mu." Mengusap pipi kokoh dengan tatapan meremang. "Tubuh mu menjadi kurusan," dan seketika itu juga rasa panas mulai menjalari matanya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com