"Ada yang merusak segel milik Wutong!"
Suara Tang San di alam ilahi dipenuhi dengan rasa ketidakpercayaan, dan ada sedikit rasa marah di dalamnya.
Sebagai seorang Dewa Ganda, yaitu Dewa Laut dan Dewa Asura, Tang Wutong jelas memiliki darahnya.
Karena itulah dia sengaja menyegel darah ini dengan ganti kekuatan mental yang sangat kuat.
Segel ini juga berefek pada kekuatan Tang Wutong sendiri, karena tanpa garis darah yang menunjang kekuatannya, maka secara pasti Martial Soul miliknya akan berefek negatif jika digunakan.
Maka dari itulah Tang San membagi Martial Soul Tang Wutong ke dalam tubuh Three-Eyed Golden Lion yang membawa segelintir kekuatan takdir dan garis darah Raja Naga Emas di dalamnya!
Ketika dia sampai ke Alam Ilahi sesuai dengan takdir yang dia buat, maka secara alami segel itu akan terangkat dan kekuatan Tang Wutong akan kembali ke masa kejayaannya!
Tapi bahkan untuk Dewa kelas 1 sendiri, untuk melepas segel itu, ditambah mengambil kembali sisa Martial Soul Tang Wutong, itu membutuhkan usaha yang sangat panjang!
Tapi sekarang Tang San merasakan bahwa segel yang ada di tubuh putrinya terbongkar dengan begitu mudahnya, dan takdir yang dia atur sudah tidak bisa dia lihat.
Seolah semuanya telah diambil oleh otoritas yang lebih tinggi daripada dirinya!
Meskipun dia marah, tapi Tang San sangat rasional dan memikirkan apa alasan dan bagaimana bisa segel itu terlepas?
"Saudara San, menurutmu, apakah itu sosok yang dikatakan Dewa Kehancuran dan Dewi Kehidupan?" Xiao Wu disamping Tang San bertanya.
Tang San mengerutkan keningnya dan berkata, "Kemungkinan itu besar, biarkan aku bertanya padanya. Siapa dia sebenarnya, karena ini menyangkut putri kita."
"Meskipun aku merasa bahwa masa depan itu baik, tapi aku tidak mau mengambil resiko pada putriku itu."
"Selain itu...Aku merasakan, ada hal menakutkan yang akan terjadi beberapa hari kedepan."
....
Di sisi lain Alam Ilahi, dimana langit hitam sangat legam dan penuh dengan petir ungu menyambar secara acak dari langit, terlihag sebuah kastil yang diselimuti lingkaran cahaya ungu di sekelilingnya.
Jika ada dewa yang datang ke sini, dia pasti akan merasakan energi yang mengintimidasi.
Karena tempat ini adalah wilayah Dewa Kehancuran, tempat paling ditakuti oleh semua Dewa di Alam Ilahi.
Bahkan istrinya, Dewi Kehidupan, tidak dapat datang ke sini dengan mudah, karena tempat ini penuh dengan maksud penghancuran, yang merupakan salah satu bentuk maksud dari banyak kehidupan di dunia fana.
Bagaiamanapun, Manusia selalu membawa kehancuran kemanapun mereka berada...
Hanya Dewa Kehancuran yang bisa menyerap maksud ini, dan mengubahnya menjadi kekuatannya.
Cahaya redup di aula utama menerangi dari pintu hingga tempat terdalam.
Kilat tiba-tiba meluncur ke luar jendela, cahayanya menerangi aula utama sedikit demi sedikit…
Di tengah aula, siapapun dapat dengan mudah mengetahui posisi di tengah aula utama adalah milik Dewa Penghancur.
Di bawah posisi itu, ada empat kursi di setiap sisi, menempati kursi itu seharusnya delapan sosok berbeda, yang tepatnya adalah sosok dari delapan dewa.
Meskipun saat ini semua kursi kosong tidak ditempati kecuali kursi Host milik Dewa Kehancuran.
Dewa Penghancur saat ini tiba-tiba berdiri, lingkaran cahaya di belakangnya menyala, dibandingkan dengan dewa tingkat pertama lainnya, lingkaran cahaya di belakang punggungnya jauh lebih besar, dan ada sembilan cincin disana dengan energi penghancurnya sebagian tersembunyi dan sebagian terlihat.
Mata merah gelapnya melihat ke kejauhan, aura di matanya berubah tanpa henti, orang-orang dari luar hampir tidak tahu apa yang dia pikirkan.
Tepat pada saat ini, seberkas cahaya biru tiba-tiba muncul di atas aula utama, ketika sinar cahaya biru muncul di mata Dewa Kehancuran, cahaya merah di mata Dewa Kehancuran menebal.
"Dewa Penghancur, ada sesuatu yang perlu kita bicarakan." Suara cerah dan menyenangkan muncul.
Dewa Penghancur berkata dengan dingin: "Dewa Laut, apa kau punya sesuatu yang ingin kau tanyakan padaku?"
Suara suara Tang San menyebar dari cahaya biru: "Tentang masalah sosok misterius itu, aku telah mempertimbangkannya sedikit, dan memang menyetujui usulanmu."
"Tapi kali ini berbeda, sosok itu jelas-jelas telah melakukan semua yang dia mau di planet dibawah kuasa kami, dan itu sudah diluar batas kemampuanku."
"Menurut persepsiku. Dalam beberapa hari ke depan, sesuatu yang besar akan terjadi pada Alam Ilahi, dan kemungkinan itu ada kaitannya dengan sosok misterius itu."
Setelah mendengarkan kata-katanya, Dewa Penghancur terkejut, dia tenggelam dalam pikirannya untuk sementara waktu.
Dia dengan serius berkata: "Kau masih ingin tahu identitasnya?"
"Ya."
Dewa Penghancur meremas tangannya, dan dengan serius berkata: "Kau harus paham kenapa para Dewa rela meninggalkan posisi mereka dan meninggalkan Alam Ilahi ini."
"Dunia ini sangat luas, bahkan di bawah operasi jutaan tahun kami, hanya segelintir wilayah yang kami tahu di satu Alam Semesta ini."
"Aku, Istriku, dan Mantan Tiga Raja Dewa terdahulu telah melihat itu semua. Disamping itu semua, ada keberadaan misterius yang mana menyebut diri mereka Makhluk Kosmik."
"Makhluk Kosmik?" Suara Tang San sedikit terkejut.
Dewa Kehancuran hanya berbalik dan berkata, "Sebenarnya, kami, yaitu sosok sepertiku dan istriku, juga bisa dibilang Makhluk Kosmik karena lahir dari Alam Semesta itu sendiri."
"Hanya saja kami telah dibatasi oleh Alam ini, sedangkan orang-orang seperti sosok itu tidak. Dia kuat, itu sudah pasti, tapi seberapa kuat, aku tidak tahu."
"Sosok kosmik yang kita dulu temui mampu melukai kami berlima dengan mudah, dan alasan dia melakukannya hanya karena kami [terlalu lambat memperluas] dan membuat keseimbangan alam semesta tidak terjaga."
"Tunggu dulu Dewa Kehancuran, maksudmu, perluasan yang ditulis di perpustakaan para dewa, itu karena kata-kata orang kosmik yang kalian temui itu?" Tang San bertanya.
"Ya, dia menyebut dirinya sebagai First Maker, tapi kami bahkan tidak bisa melihat wujudnya."
Tang San terdiam sejenak sebelum berkata, "....Lalu apa yang harus kita lakukan padanya?"
"Diam."
Dewa Penghancur lebih marah saat dia mengingat apa yang dikatakan Tang San: "Aku tahu keinginan egosimu Dewa Laut. Kau hanya terlalu khawatir pada putrimu."
"Maka itu kebodohanmu sendiri. Hanya sekedar anak kecil biasa, kau bisa kehilangannya."
"Jika bukan karena keegosianmu terhadap bintang barumu itu, apa kau akan membiarkannya pergi ke alam fana?"
"Kali ini aku sudah memberitahumu semua info yang aku tahu, dan kali ini, karena kebodohanmu, orang itu kemungkinan besar akan menargetkan alam ini."
Suara Dewa Kehancuran semakin dingin, "Aku sudah mengamati kelakuanmu Dewa Laut, bahkan dalam menyegel sesuatu kedalam tubuh Beast di alam fana itu."
"Hebat! Sekarang karena kelakuanmu, kita harus bersiap pada keadaan terburuk yang mungkin terjadi !!!"