malam ini tepat di tanggal 31 Desember 2014, menjelang tahun 2015 yang tinggal beberapa jam lagi,. masih sama aku yang hanya sendiri berdiri di depan pagar dalam rumah kontrakan ku , menikmati sunyi yang sepi karena kesendirian tidak ada teman , sahabat, apalagi pacar ,,, karena prinsip ku aku tidak mw berpacaran sebelum menikah, atau bahasa agamisnya " Ta'aruf" jadi tidak ada laki- laki yang mau mendekatiku selain alasan itu ada alasan lain lagi yang membuat laki- laki tidak mau mendekat kepadaku, karena parasku yang biasa saja atau bisa dibilang jelek jika dibanding teman - teman seangkatanku di kampus dan ditambah lagi aku tidak punya kelebihan sama sekali , jadi lengkap sudah kesendirian ku akan tetap abadi sampai sekarang.
angin yang disertai rintik hujan yang membasahi tanah tapi terlebih dahulu membasahi dedaunan dan ranting pohon yang ada di sekitarku waktu itu lah yang menemaniku, dan juga suara televisi yang ku biarkan berbicara sendiri , sedang aku menikmati malam ku dengan menyaksikan langit tanpa bulan dan bintang sendirian diluar , sesekali percikan air membasahi wajahku dan tetesan hujan yang mengalir dari sela-sela genteng menetes deras di tangan kanan ku yang mulai kuyu karena dingin,
" aku tidak bisa kemana -mana malam itu karena hujan padahal biasanya aku berkumpul dengan teman -teman pemuda dan pemudi Risma untuk mengikuti pengajian akhir tahun, tapi karena hujan alhasil penutupan akhir tahun ini aku tidak bisa mengikuti nya.
aku sendiri ,
sunyi sendiri
sepi pun sendiri,
mungkin akan ada sajak untuk akhir tahun ini, yang akan melengkapi sebuah puisi rindu yang merindukan senja,
emmmm bukan lagi senja pada akhirnya , tapi puisi rindu yang melengkapi sunyi di malam gulita tepatnya,
" senyap yang menangis,
diantara rintih hujan yang menggebu
" angin yang hanya bisu
diantara bunyi merdu tetesan rindu yang beradu,
" gulita yang takhluk
diantara malam remang yang terkantuk
" jiwa yang kosong menahan ombak rindu yang pada akhirnya tidak akan kembali pada yang merindu
" seperti merindunya aku, agar mampu menyampaikan pesan berupa sajak dengan bait untuk akhir tahun.
" bait yang sederhana hanya untuk menyampaikan rasa
" menyampaikan rasa kepada bulan dan bintang yang enggan untuk jumpa
" enggan untuk jumpa gadis sepertiku yang hanya layu membawa pesan rindu lewat sajak dalam puisi akhir tahun yang kaku...
tak terasa sudah hampir 3 tahun aku di sini, tinggal hitungan bulan lagi aku akan kembali, dan karya ilmiah untuk akhir tahun ku sudah menanti ,
tapi tetap saja belum ada jawaban pasti ,
jika hanya terus menunggu
sepertinya aku sudah tidak mampu,,
mungkin kini aku akan mulai melupakan mimpi malam ku waktu itu yang kurasa terasa berkesan sehingga aku mampu menunggu jawaban sampai hampir 3 tahun masa penantian,
hanya menunggu yang katanya cinta
hanya menunggu bahasa rasa katanya
tapi ternyata love at the first sight itu bukan jaminan bahwa itu jawaban jodoh dari Tuhan, melainkan hanya rasa yang berlebihan,
yang tidak sepantasnya di lanjutkan,
berkali kali aku lemah dan sakit memang menunggu nya menghampiriku dengan sendirinya ,
menunggunya memanggil namaku dengan penuh rasa bahagia
dan menunggu nya tersenyum kepada ku di setiap harinya,
aku hanya mengigau pada akhirnya.
dan kini aku putuskan aku" akan menyerah"
" benar - benar menyerah"
" dan terimakasih Muhammad Matan Nur Raiz"
" aku menyukaimu hanya cukup disini saja"
" walau sampai nanti akan tetap ada rasa"
" tapi kini aku menyerah"
" semoga kau dan Meira bahagia"
" Sudah"