webnovel

Sapaan yang jarang

hati yang berdetak tidak karuan, alias grogi yang tidak bertuan,

tanpa sebab,,,,,"iya".

menimbulkan akibat,,,," iya tentu akibat untuk diri ku ,,,,diri Suri sendiri tentunya"

walau hanya menyaksikannya ,,,,

walau hanya mendengar suaranya,,,,,

walau hanya merindukannya ,,,,

Dari kejauhan tentunya,

Suaranya tidak lembut tapi berwibawa, begitu juga hanya dengan menyaksikannya saja dari kejauhan ,, subhanallah " maha suci engkau Allah , sihir apa yang engkau ciptakan pada dirinya ,,,, menyejukkan dan begitu menawan,

astaghfirullah haladzim, hamba minta ampun yaa Allah ya Rabb ku aku khilaf ,,, aku tidak bisa berpaling dari nya, aku takut Zina mata ya Allah , aku mengagumimu sosok yang tidak halal bagiku,,.

Suri yang terbangun dari lamunannya tidak sadar bahwa saat itu suasana yang semula ramai kini mulai sepi dan hanya tinggal beberapa mahasiswa saja,

tersisa Suri, Rena, Angga, AIDA , dan beberapa laki- laki yang aku lupa siapa waktu itu pastinya yang jelas Raiz masih ada disana,

tiba-tiba Raiz menghampiri rombongan kelas ku waktu itu, karena ada Seorang Angga yang juga teman dekatnya walau pun berbeda kelas, kami pun membahas beberapa materi kuliah namun di sela perbincangan aku terdiam karena serasa tidak ada lagi perbincangan yang berarti waktu itu, dan saat itu pula Meira tiba - tiba datang menghampiri kami, aku pun tersenyum pada Meira, dan ia pun membalas dengan cantik kepadaku,

dalam hati aku memujinya , dia dan Raiz memang sepadan,

sehingga aku pun minder dibuatnya, dan kuputuskan untuk menyudahi perbincangan waktu itu dengan mengajak Rena pulang.

" Ren , pulang yuk!" ajakku pada Rena yang kemudian mengiyakan

walaupun dalam hati aku masih ingin berlama- lama mengobrol dengannya, tapi itu tidak dibolehkan pasti karena dia sudah milik orang lain, aku pun menahan diri untuk tidak berlebihan,

" Angga, aku pulang ya besok disambung lagi,"

" iya udh oke deh , dibahas besok lagi aja,"

" mas pulang ya, " sapaan khusus untuk nya

" kenapa pulang?" tanya nya dengan nada terdengar sedikit menahan

" nanti aja pulang nya ," katanya lagi

" iya mas, kan sudah selesai , temen - temen juga sudah banyak yang pulang, lagian juga sudah sore,"

" oh ya sudah,"

" pulang dulu ya mas, Assalamualaikum semuanya,"

Raiz dan yang lainnya pun tersenyum dan menjawab " Waalaikumussalam

langkahku yang tidak seiringan dengan otakku , langkah ku terus melaju kedepan sedang perasaan dan fikiranku masih tertinggal dibelakang, sambil menerka-. nerka ucapan Raiz yang terdengar seperti ingin menahanku atau itu hanya kesalahan telingaku saja yang terlalu berharap padanya sehingga saraf di kepalaku konslet,

entahlah , hanya Rabb ku yang tahu isi hatinya .