Pertanyaan itu, sangat sulit untuk Rivano jawab. Ya walaupun bukan pelajaran matematika yang harus dijawab dengan rumus, tapi tetap saja. Lidah Rivano masih sangat kaku untuk mengatakan bahwa dia cinta dan sayang kepada Melody, gadis yang ada di sampingnya saat ini.
"Y-ya, karena aku 'kan teman kamu. Jadi wajar dong, kalau aku sedih," jawab Rivano terbata.
Dengan mudahnya Melody percaya dengan ucapan Rivano. Tapi ada sedikit rasa yang mengganjal di lubuk hati Melody yang paling dalam. Seperti, ada yang aneh dengan jawaban yang Rivano berikan barusan.
"Eum, apa buktinya kalau kita temenan?" tanya Melody lagi, sedikit ragu.
"Maaf kalau aku gak percaya," lanjutnya, merasa tidak enak.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com