webnovel

ABDUL

#ABDUL# cerita yang saya ciptakan ini hanyalah sebatas karangan saja, tidak memiliki peristiwa ataupun waktu yang bersangkutan dengan sejarah manapun. sekiranya jika ada sisi manfaatnya silakan di ambil hikmahnya, namun jika tidak semoga menginspirasikan hati para pembaca. terlebihnya semoga dari cerita ini selalu dalam pandangan positif tanpa menyinggung pihak manapun ataupun semacamnya. lanjut.... dikisahkan seorang pemuda di masa hidupnya hanya di penuhi dengan kelicikan diri, karena berbagai peristiwa dan kisah sedih yang di alaminya dahulu hingga menjadikannya seorang yang berhati licik. hingga suatu saat dia mendapatkan takdir yang tidak pernah di duganya. walau terus menolak dan terus menghindar tak membuat dirinya terlepas dari takdirnya sendiri. hingga pada akhirnya dia lelah dan pada akhirnya melakukan pengembaraan di berbagai-bagai tempat.

AK00035019 · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
23 Chs

PENERANG JAWABAN

"Tuan apakah kamu tidak memperhatikan setiap daganganmu hingga seperti ini?." Tegur Abdul yang ketiga kalinya. Si pedangang menyela bahwa dia tidak pernah ceroboh. "tuan semua buku-buku ini masih baru tidak mungkin aku lalai dalam merawatnya, mengapa saat kamu melihatnya langsung seperti ini." Tidaklah ingin sampai terbongkar perbuatannya, lantas Abdul menggunakan kata manisnya. "Tuan bagaimanakah aku bisa melakukan itu sedang kau melihat ku selalu, dan juga aku hanya membaca sebentar."

Sudah mendapatkan peluang untuk mendapatkan buku itu Abdul segera menawarkan kepada si pedagang. "Tuan biarkanlah aku membelinya walau tak utuh seperti ini, namun turunkanlah nilai harganya, tidak akan ada orang yang ingin mengambilnya." Termakan ucapan Abdul mau tak mau si pedagang memberikan buku itu dengan harga yang sangat murah. Setelah mendapatkan yang diinginkan barulah Abdul pergi berlalu, di bawah pohon tempat biasa dia duduk melepaskan penat sambil membaca buku, tiba-tiba dia baru tersadar bahwa dia telah berbuat kesalahan dengan melakukan kecurangan. Segera dia kembali menemui si pedagang namun setiba di sana si pedangang telah pergi. Perasaan bersalah tentu dia rasakan.

Di hari-hari berikutnya berbagai kesalahan di lakukan olehnya lagi. Sadar ataupun lupa karna hawa nafsunya sendiri mendorong dirinya melakukan hal-hal yang buruk. Hingga dirinya tak kuasa menahan diri.

Di tengah malam Abdul berdoa memohon ampunan dengan kesalahan yang dilakukannya hingga hatinya selalu merasa gelisah, kata demi kata iya terus ucapkan kepada sang pencipta agar di berikan petunjuk untuk agar dirinya diberikan ketangguhan dari perbuatan buruknya yang dahulu. Duduk termenung hingga ketika dia sudah mulai lelah dalam memohon dan mulai menundukkan kepala hingga memejamkan mata tiba-tiba suara membisikkan telinganya. "abdul bin hussein, sekeras apapun kamu berdoa kepadanya memohon hingga di atas bukit sekalipun namun engkau sendiri tidak bisa menghilangkan perilaku buruk mu di masa lalu, itu akan terus terjadi."

Terperanjat Abdul dari duduknya mendengarkan suara tanpa wujud yang berbisik di telinganya. " siyapakah kamu? Apa maksud dari perkataanmu itu." Melirik kiri dan kanan Abdul melihat sekelilingnya. salah satu cermin yang terpajang di gubuknya terlihat aneh seperti memunculkan pantulan cahaya, lantas tanpa ragu-ragu Abdul mendekati cermin tersebut. Ketika dia menghadapkan tubuh ke cermin seketika tampak dirinya yang berada di dalam kaca sedang tersenyum.

"Siyapa kamu? Tolong janganlah kamu menganggukku aku tidaklah ingin melihatmu, sudah cukup dahulu aku di hantui ketakutan." Merasa ketakutan lantas Abdul memecahkan cermin tersebut, setelah di pecahkan cermin bukanya membuat sosok cerminan dirinya pergi malah menjadi nyata di hadapannya.

"Si..si..siyapa kamu sebenarnya?." Tanya Abdul kepada sosok yang menyerupai dirinya. Namun sosok dirinya tetap tersenyum kepadanya. "Apa yang kamu inginkan dariku?."

Pada akhirnya sosok dirinya mengatakan kepadanya. "bersyukurlah kamu aku di hadirkan oleh penciptamu dalam keadaan baik di hadapanmu. Dalam keadaan ini saja kamu masih takut dan tidak mau melihatku apalagi ketika aku dari sisi burukmu, pastilah kamu akan terkena serangan jantung," ucapnya kepada Abdul.

"Lantas mengapa dia mendatangkanmu kepadaku." Tanya Abdul. Ekspresi yang di tunjukan Abdul terlihat merasakan trauma seperti yang di alaminya dahulu.

"Beritahukanlah apa tujuan mu?."

"Berjalanlah di bumi ini sucikanlah hatimu yang sebenar-benarnya, perbaikilah semua yang perlu kamu perbaiki, jadilah orang-orang terdahulu yang berjalan untuk mempelajari berbagai kehidupan dan rasa sesama manusia agar kemuliaan kamu dapatkan " Ucapnya. Abdul masih belum dapat mengartikan ucapan dari sosok dirinya itu.

"apa sebenarnya yang di inginkannya kepadaku?."

"tunaikanlah, sungguh beruntung dirimu jika melaksanakan dengan niat, sungguh rugi dirimu melaksanakan dengan keterpaksaan dan tidak berubah diri setelahnya." Setelah menyampaikan isyarat sosok diri memegang pundaknya, seketika penglihatannya buram dan dirinya tersungkur ke lantai tak sadarkan diri.

Menjelang shubu ia terbangun melihat sekelilingnya mencari keberadaan sosok yang bersamanya semalam, namun sosok dirinya telah menghilang ketika dia tertidur lelap.

Pagi hari Abdul bergegas menemui seorang sahabatnya Yusuf yang ahli dalam menebak suatu kejadian yang terjadi.

Sesampai disana, bertemu dengan Yusuf Abdul lantas menceritakan semua yang terjadi.

Setelah mendengar Yusuf bertanya. "Abdul jika itu sebuah mimpi aku tidak bisa menebaknya jika itu kejadian aku akan mencoba mencari kebenarannya." Lantas Abdul yakin itu bukanlah mimpi itu nyata di hadapannya. Segeralah Yusuf memberitahukan jawaban yang singkat kepadanya. "Kau telah di wajibkan menjadi musafir." Ungkapan Yusuf tak dapat di percayai oleh Abdul. "Apa kau sungguh-sungguh Yusuf, bagaimana bisa aku di haruskan dan bagaimana bisa secara langsung dia mewajibkan aku yang hanyalah manusia biasa, penuh dosa." Yusuf hanya dapat mengartikan sedikit dari kejadian yang terjadi padanya. Abdul di buat bimbang dengan yang terjadi sebab dia berfikir bagaimanakah dirinya diwajibkan secara langsung.