Mereka masih ingat jelas suara angin yang bertiup menerpa tubuh mereka. Di atas pohon yang tengah gugur itu mereka menatap cahaya matahari yang sebentar lagi akan tenggelam. Mereka berdua belas berkumpul disana karena masa depan yang dilihat oleh jay. Jay melihat bahwa guardian yang sekarang akan terjebak oleh para kaum iblis. Dan hal itu membuat mereka mulai mencari solusi supaya tidak ada guardian yang mati saat itu. Karena jay melihat jelas panglima iblis berhasil membunuh dua guardian yang sekarang. Walau itu masih belum pasti tapi yang lain sepakat untuk menyelamatkan mereka. Sampai erdilna datang dengan wajah bahagia yang berubah muram saat melihat kami tengah menangis.
Takdir yang membelenggu mereka ternyata tak bisa mereka putuskan kapan saja. Bahkan mereka sampai mengetahui kalau perang kali ini akan sia sia karena nyatanya akan muncul guardian lain di masa depan. Sampai kata renkarnasi yang keluar dari mulut erdilna membuat mereka senang. Dengan begini mereka bisa menyelamatkan guardian di masa depan. Tapi ternyata semua itu tak mudah karena bangsa iblis yang selalu mendatangi mereka dimana pun dan kapan pun. Mereka memutuskan untuk di renkarnasi menjadi kaum bintang kembali walau mereka tak bisa hidup menjadi guardian lagi dimasa depan. Dengan begitu mereka bisa mengelabui para iblis yang mengincar guardian yang baru.
"Jika kami tak ada mungkin sekarang erdilna akan marah karena salah satu guardian nya mati dibunuh oleh iblis" ucapan emel memang benar adanya karena waktu desa mereka terbakar adalah waktu dimana seharusnya seorang anak kecil yang akan menjadi guardian dimasa depan mati karena jantungnya yang diambil oleh iblis
Dan jika hal itu sampai terjadi maka raja iblis atau lucifer tidak akan bisa mereka kalahkan dengan kata lain kaum bintang akan berakhir mati dan para manusia akan kehilangan bulan dan bintang di langit malam. Mereka tak akan pernah membuat hal itu terjadi dan mereka akan melakukan apapun asal dunia mereka dan dunia para manusia biasa tidak akan hancur. Itulah janji yang telah mereka berdua belas pegang sejak tau takdir mereka yang menjadi guardian pertama. Walau mereka gagal melakukan tugas pada waktu itu tapi mereka tidak pernah menyesal karena mereka masih bisa melakukan kan hal lain. Dan sekarang mereka akan melakukannya, walau mereka tau bahwa hal itu tidaklah mudah.
Para burung phoniex langsung pergi untuk mencari para guardian terdahulu. Berbeda dengan kelima guardian terdahulu yang masih tersisa langsung mencari batu keberuntungan untuk para guardian. Mereka menemukan kedua belas batu itu dan langsung mengambilnya dan membawanya untuk memulai rencana mereka. Rencana awal mereka adalah membuat para iblis percaya bahwa mereka adalah guardian yang sekarang.
"Kalian pergilah ke desa terdekat, dan lakukan sesuai rencana awal" ucap emel menatap manik ke empat temannya yang lain
"Jangan mati" sahut lakiel mengingatkan emel untuk bisa bertahan
Emel mengangguk lalu menaiki burung phoniex terakhir dan membawanya ke tempat para guardian terdahulu yang lain. Mereka terbang dengan cepat menuju para kawanan burung phoniex yang lain. Emel terus menatap ke bawah, dia masih merasa emosional tentang kejadian semalam. Tapi dia tak mungkin terus merasa bersalah seperti ini karena dia mempunyai tugas yang lebih penting dan perlu dia lakukan sekarang. Mereka sampai di tempat gua yang yakini bahwa para guardian terdahulu ada disana. Emel langsung turun dan mendekati tempat itu, tempat gelap dan lembab itu menjadi tempat tinggal teman temannya. Dia mengeluarkan elemen api miliknya untuk dijadikan cahaya sampai dia melihat ketujuh tubuh temannya atau guardian terdahulu yang terbaring tanpa ada tanda tanda kehidupan.
Emel menangis melihat hal itu dan langsung mendekati ketujuh temannya itu. Ini bukanlah perbuatan makhluk immortal biasa, jika perbuatan makhluk immortal pasti masih ada tanda tanda kehidupan dari ketujuh temannya ini. Tapi tubuh pucat yang terbaring lemah di atas batu sudah bisa dipastikan oleh emel bahwa mereka bukan manusia lagi. Emel mundur saat melihat dua makhluk immortal yang mendekatinya dari dalam gua. Dia mengarahkan apinya menuju ke dua makhluk immortal itu. Emel menatap sengit kedua makhluk immortal walau dia sedikit takut jika kedua makhluk itu mendekat padanya. Dan yang membuat emel sangat marah adalah saat kedua makhluk immortal itu menyentuh tubuh salah satu temannya.
"Kalian yang melakukan ini bukan" teriak emel masih dengan air mata yang meluncur dengan bebasnya
"Kalian pergi sekarang sebelum api ini membakar habis tubuh kalian" lanjut emel saat tak mendapat jawaban apapun
"Sepertinya kau menganggap kami remeh" ucap salah satu makhluk immortal itu dengan senyuman miringnya
Emel kesal dan langsung menunjukkan api biru, atau bisa disebut api paling panas di seluruh dunia ini. Para wajah makhluk immortal itu terkejut dan langsung mundur saat emel membentuk panah api dan melepaskannya di bawah para makhluk immortal itu. Dia tak akan memaafkan kedua makhluk immortal itu, dan dia akan membunuhnya bagaimanapun caranya. Dan benar saja emel langsung melepas panahnya tetap di jantung salah satu makhluk immortal itu membuat tubuh makhluk immortal itu terbakar habis. Senyuman miring terlihat jelas di wajah emel membuat makhluk immortal itu menatapnya takut. Emel benar benar muak dengan apa yang telah para iblis lakukan dan dia akan membalasnya dengan baik suatu saat nanti dan yang terpenting adalah makhluk immortal bodoh ini yang harus dia singkirkan. Emel melangkah melangkah mendekati makhluk itu.
"Aku atau kalian yang bodoh sekarang" ucap emel dengan panah api yang siap menembak kapan saja dia mau
"Kau awas saja" ucap makhluk immortal yang masih tersisa dan melesat pergi jauh tapi emel lebih dulu menebak panahnya dan mengenai punggung makhluk immortal itu
Emel tertawa dan langsung menuju pada tujuh temannya itu dan mulai menanamkan batu keberuntungan di tubuh para guardian terdahulu. Emel menatap sekilas dengan senyuman dan mulai melangkah pergi walau dia tak rela. Perasaan yang ingin membawa mereka kembali hadir tapi itulah yang ingin dia lakukan tapi melihat kembali tujuh temannya membuat emel tak bisa melakukan apa pun. Bahkan emel kembali menangis di depan gua itu dengan tatapan hancur dia menggenggam tangannya kuat berharap rasa sakitnya bisa menghilang. Lalu bagaimana dengan rencana mereka jika ternyata semuanya begini dan terpaksa emel harus melakukan rencana kedua saat melihat kondisi teman temannya. Dengan manik yang menahan tangis dia menatap gua itu lagi sebelum melangkah pergi meninggalkan tujuh temannya disana.
"Maaf, tapi kalian bukan manusia lagi tapi vampire"