webnovel

12 Stars for The Moon

Dua belas pria dengan berbagai zodiak berbeda harus mengahadapi takdir yang sama. Takdir yang mengharuskan mereka berjuang dan saling percaya satu sama lain. Tak peduli resiko yang mereka terima, mereka ingin melakukan semuanya dengan baik. Mereka yang terpilih harus berjuang mempertahankan bulan yang akan hancur. Takdir yang membuat mereka harus melaksanakan tugas berat yang bahkan mereka tak pernah pikirkan. Kekuatan terpendam mereka muncul dengan sendirinya saat terjadi bulan purnama. Bulan purnama yang berwarna biru es itu membuat mereka saling menyadari takdir hidup mereka. Novel sudah selesai, versi English telah tersedia.

Park_Keyza · Fantasy
Not enough ratings
477 Chs

Frist Plan

Para guardian sekarang dan guardian terdahulu kembali memulai rencana mereka. Dengan mendapatkan air suci berwarna biru keemasan mereka bisa mengembalikan ingatan ketujuh guardian terdahulu yang menjadi makhluk immortal. Tapi kedua archeangel itu masih belum memutuskan untuk setuju atau tidak, mereka lebih memilih pergi untuk menemui gabriel dan membahasnya. Berbeda dengan sang bulan dan penjaga tanah anthera yang sepertinya tengah mendiskusikan soal angel yang akan membantu mereka. Dan sekarang mereka tengah berkumpul di ruangan yang ada di istana es bersama dengan kepala sekolah mereka yang ikut menemani. Terlihat jelas wajah sedih erdilna yang tau bahwa ketujuh guardian terdahulu tidak bisa menjadi manusia seperti dulu.

Tapi dengan penglihatan eros, dia bisa tau apa saja yang lain tidak tau. Air suci itulah jawaban dari rencana mereka. Tapi bukan berarti mereka bisa tenang tenang saja setelah mengembalikan ingatan ketujuh guardian terdahulu itu. Mereka tentu tau bahwa vampire tidak boleh seenaknya dibawa di dalam dunia manusia dan hal itulah yang tengah mereka pikirkan harus berbuat apa setelah mengembalikan ingatan mereka. Walau begitu ada satu hal yang tengah erdilna pikirkan. Ketujuh guardian terdahulu itu bisa saja menjadi penjaga istana bulan bersama erdilna dan itu tidak akan merugikan manusia lain sampai ada satu cara mengembalikan mereka menjadi manusia seutuhnya walau itu tindakan yang tidak mungkin sama sekali.

"Mereka itu vampire dan pasti butuh darah" ucap eden membuat yang lain mengangguk

"Kalau itu ada satu cara untuk menahan gejolak meminum darah" sahut daniel menatap yang lain

"Bunga adonis merah"

Dia ingat jelas soal kisah setiap berbagai bunga karena dia sangat menyukai bunga. Ada begitu banyak kisah tragis dari setiap bunga tapi tak membuat bunga itu terlihat mengerikan. Bahkan bunga dengan kisah tragis yang memiliki kekuatan sihir yang tinggi. Seperti halnya bunga lily yang memiliki kisah tragis tapi kali ini bukan bunga lily yang tengah daniel bicarakan namun bunga adonis merah. Tapi bunga adonis, bunga yang mirip bentuk bintang itu memiliki kisah tragis tapi juga memiliki arti yang terkesan sederhana namun kuat. Bunga adonis memiliki arti harapan, dan hal itulah yang dibutuhkan para guardian terdahulu. Tapi bukan berarti bunga adonis memiliki kekuatan yang sama. Bunga adonis yang dibutuhkan daniel adalah adonis merah. Bunga yang tubuh karena tetesan darah dan air mata, itulah yang dibutuhkan sekarang. Tapi bunga itu tidak tumbuh di semua tempat, bunga itu hanya tumbuh di taman dewa.

"Adonis merah bukannya hanya tumbuh di taman dewa" ucap jerome menatap daniel yang tersenyum

"Ya benar tapi bunga itulah yang bisa menahan gejolak nafsu darah para guardian terdahulu" jawan daniel menatap kelima guardian terdahulu yang menatapnya tak percaya

"Aku tau kalian tak mengetahui hal ini tapi inilah satu satunya cara dan aku ingin sang bulanlah yang meminta pada para dewa" lanjut daniel menatap erdilna yang memang selalu ke istana para dewa

Erdilna tau bahwa ada banyak bunga aneh yang tumbuh di taman para dewa tapi dia tak tau arti maupun makna bunga itu. Yang dia tau hanya keindahan bunga itu tiada tara bahkan dia dibuat sangat kagum dengan bunga bunga tersebut tapi para dewa selalu membatasi pergerakan untuk masuk ke taman itu. Dia tak tau jelas apa alasannya para dewa melarang orang orang untuk sekedar mendekat maupun masuk ke dalam taman itu. Tapi yang erdilna dengar bahwa para dewa lebih menyayangi bunga di taman itu dari pada yang lain.

"Tidak mudah untuk masuk ke dalam taman para dewa, bahkan ada penjaga di setiap sudut taman" ucap erdilna terlihat tak bersemangat

"Aku tau soal itu, karena bunga itu tumbuh dari darah dan air mata para dewa" sahut daniel membuat yang lain terkejut

"Bagaimana bisa kau tau soal hal itu" tanya emel menatap daniel yang tersenyum

"Ada banyak buku sejarah bunga dirumah ku, karena aku sangat menyukai bunga" jawab daniel membayangkan begitu banyak koleksi buku buku soal bunga dan beberapa macam bunga yang ia tanam di ruangan khusus

Semuanya mulai mengangguk dan berharap bisa mendapatkan bunga adonis merah dengan mudah. Tapi erdilna terlihat gelisah dan hal itu terlihat jelas di mata para guardian terdahulu maupun yang sekarang. Bahkan ana juga mengetahui hal itu, mereka memang tau apa yang membuat penjaga bulan itu gelisah. Tapi mereka tak bisa seenaknya berpendapat karena ini masalah dengan para dewa. Bahkan erdilna juga masih terkejut dengan ketujuh guardian terdahulu yang menjadi vampire. Erdilna perlu waktu untuk menenangkan dirinya dan guardian terdahulu juga ikut bersama erdilna untuk kembali ke istananya. Para guardian mulai menatap ana yang tengah bersantai itu. Bukankah ini masih waktu latihan walau memang kepala sekolah mereka menyuruh mereka kembali setelah rapat tadi. Tapi ini bukan saatnya bersantai, pengorbanan para guardian terdahulu tidak boleh mereka sia siakan.

Jika bukan karena merek mungkin saja mereka berdua belas sudah mati di tangan kaum iblis. Ana menatap eros yang terlihat biasa saja padahal dia baru saja meminta air suci dengan seenaknya. Bukankah seharusnya mereka mendiskusikan soal ini. Eros yang sadar dengan tatapan ana mulai melirik ivan yang menggeleng kepalanya pelan dengan senyuman. Mereka tau bahwa eros terlalu terburu buru tapi nyatanya memang tidak ada waktu untuk berfikir. Bukankah tinggal empat hari lagi sebelum mereka ke gunung gerdilno. Dan mereka juga masih berlatih untuk bisa menggunakan elemen mereka yang lain. Bahkan mereka juga belum mendapatkan mimpi lagi soal buku tua.

"Sudahlah, sebaiknya kita istirahat saja. Besok kita lanjut latihan" ucap caesar saat tidak ada tanggapan ana soal latihan kali ini

"Kalau begitu kalian bisa kembali" sahut ana membukakan pintu teleportasi

"Ini gulungan untuk besok, datanglah setelah jam sekolah selesai" lanjutnya menatap kedua belas guardian itu

"Kami mengerti" jawab jerome membuat yang lain mengangguk setuju

Ana sebenarnya tak ingin melihat para guardian itu pergi dari tanah sucinya tapi dia juga tak bisa mengekang mereka yang ingin pulang. Apalagi bulan purnama es masih lama dan ana tak bisa menyuruh mereka tinggal disini. Setelah mendengar cerita para guardian terdahulu dan erdilna dia sedikit takut akan kedua belas guardian yang bisa saja di serang kapan saja oleh para iblis. Walau dia tau jika para iblis masih belum sadar akan siapa sebenarnya guardian itu. Dan ana juga tak boleh lengah sampai dia memberikan gelang yang berisi hewan suci pada para guardian.

"Jaga diri kalian"