"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.
Warning!!! *** Cerita ini hanya akan membuatmu jengkel, kesel, marah, nangis, ketawa sampai senyum-senyum sendirian dan baper kepanjangan. Jangan baca kalau ngak kuat hehehe... Pernah tidak pria yang kalian cintai punya sahabat wanita dari kecil dan yang menyebalkannya lagi dia lebih mementingkan sahabatnya dari pada kita sendiri yang katanya orang yang dia cintai. Bagaimana rasanya mencintai pria yang berstatus suami, namun dia masih sering bertemu dengan wanita lain yang tak lain sahabat kecil suamimu di belakang kalian diam-diam tanpa memberikan penjelasan apapun? Pasti kalian akan sedih dan muak! Namun kadang kalian hanya bisa pasrah, karena takut kehilangan... Inilah kisahku yang memilih untuk menjadi wanita bodoh hanya karena seorang pria.... **** "Bumi begitu hebat ia bisa menampung gelap dan cahaya, juga duka dan suka secara bersamaan baik hujan, salju, badai, ledakan, tsunami dan lainnya. Hal itu membuatku ingin menjadi bumi yang bisa mencintai pagi dan malammu, sedih dan sukamu secara bersamaan, baik dalam waktu dan ruang yang sama ataupun berbeda," Ahwan Anggara Putra. Definisi Rindu?? "Rindu itu tanda enggan kehilangan. Akan selalu ada tangis di setiap kerinduan. Karena cinta sejati akan selalu mengeluarkan airmata rindu." Sheila Laksani. "Rindu adalah jeda untuk lebih mencintaimu." Ahwan. *** Created on 28 February 2019 Finished on 16 June 2019
Puisi-puisiku yang pertama kali kutulis. Rekam jejak bagaimana aku bisa menjadi seorang penulis. Tentang cinta, ketulusan, ketidak-pedulian dengan apa kata orang-orang ; yang terpenting duniaku tenang. Dimulai dari tahap pertemuan, mencintai diam-diam, sampai pada tahap mengikhlaskan, kini (aku dan perasaanku) telah abadi dalam puisi. || Hiatus sementara, sedang merangkai puisi menjadi cerita.
Mentari begitu terik. menguapkan semua rindu, menambah rasa lelah yang kian menyesakkan penantianku. Untukmu mungkin rindu ini terlalu lama menanti, Pada bilik jantungmu aku mengembara, mencari sebuah nama yang menghidupkan debar-debar asmara, aku tetap pulang pada Ingaatanmu, kebaikanmu. Sekeras apapun aku memperjuangkan, Sekuat apapun aku mempertahankan, Nyatanya semua itu tak mampu membuatmu untuk tetap tinggal. Sebercanda inikah kau memaknai sebuah hubungan?
Mungkin di antara kalian, ada yang pernah jatuh hati, patah hati, menunggu yang tak pasti Kisahku mungkin tak jauh dari kisah kalian.. Kisahku pun dipenuhi ragu dan pilu ------------------------------- “Selamat hari jadi ke-7 tahun, Mas.” “Eh iya, Dek. Makasih ya kadonya.” “Oalah, ternyata mas lupa...” gumamku dalam hati. --------------------------------------- Menurut primbon Jawa, kamu sama dia itu wetonnya sama-sama gede, jadi susah untuk bersatu. Pasti banyak sedih nya dan berakhir putus. Belum lagi fakta kamu anak pertama, dia anak ketiga. --------------------------------------- Kalau diterawang, harus siap ya.. Dari foto ini, dia sudah punya kekasih lain.. bukan kamu. Carilah pria lain. --------------------------------------- Haruskah aku bertahan, ataukah perlahan belajar melepaskan?