webnovel

WARUNA

Ranggi tidak menyangka kalau kucing hitam kecil yang terluka dan ditolongnya adalah Badi, sosok siluman yang lahir dan bekerja karena keserakahan, dan demi keserakahan manusia. Badi itu disebut Waruna, dikenal sebagai Badi kejam yang bisa berubah menjadi kucing hitam besar menyeramkan, kucing hitam kecil, dan sosok cowok ganteng yang memiliki telinga dan ekor kucing yang imut. Dia bertugas untuk menghancurkan saingan bisnis dari para pengusaha ataupun pejabat serakah yang mengontraknya. Setelah ditolong Ranggi dan sembuh dari lukanya, Badi Waruna meminta bantuan pada Ranggi untuk mengantarnya pulang, karena dia adalah kucing hitam malang yang buta arah dan sering lupa jalan pulang. Awalnya Ranggi tidak mau, tapi setelah dibujuk, dia akhirnya luluh, dan kabur dari rumah untuk mengantar Waruna pulang. Dan perjalanan mengantar Waruna menjadi perjalanan yang luar biasa untuk Ranggi.

MiiAMii · Fantasia
Classificações insuficientes
9 Chs

8. Antar Aku Pulang!

"Kamu harus mengantarku pulang."

"Sudah kubilang, kamu minta bantuan pada orang yang salah," geram Ranggi jengkel, "Aku tidak pernah berpergian sendiri. Aku tidak pernah keluar dari kota ini. Dan aku bahkan tidak pernah keluar untuk hangout dengan teman-temanku, tapi kamu masih minta aku untuk mengantarmu pulang? Yang benar saja!" Dia benar-benar emosi. Ranggi sudah menolak permintaan Waruna untuk mengantarnya pulang, tapi cowok itu kekeuh mau Ranggi membantunya.

"Kalau aku tahu jalan pulang, aku tidak akan minta bantuanmu," ketusnya. Waruna juga mulai kesal menghadapi cewek keras kepala ini.

"Bagaimana cara kamu sampai kemari? Memangnya daerahku jauh dari tempatmu tinggal?" Ranggi menghempaskan bokongnya di atas tempat tidur. Nada suaranya mulai melunak, tidak enak kalau harus terus berkepala panas saat menghadapi kucing ganteng macam Waruna. Ekspresi cemberutnya itu lho, ngegemesin!

Waruna memasang wajah serius. Sepertinya dia berusaha mengingat, "Sepertinya jauh. Aku kemari diantar sekertaris Abangku menggunakan pesawat."

Berarti dia dari luar kota, pikir Ranggi masam. "Lalu mana sekertaris abangmu itu?" Abangnya si kucing ini orang apa kucing juga? Sampai punya sekertaris gitu. Gaya banget.

"Sudah pulang lagi. Dia hanya mengantarku sampai hotel."

Ranggi mendesah. Dia memijat keningnya frustrasi. Dia mulai berpikir bahwa idiom'seperti kucing lepas senja' itu memang benar adanya. Buktinya kucing satu ini, walaupun berpenampilan seperti manusia tapi dia tak tahu jalan pulang.

Bodoh.

"Sekarang, beritahu aku segala sesuatu tentang Abangmu. Agar aku bisa membantumu pulang."

***

Klan Adikarta.

Ranggi mengetikan kata itu di mesin pencari internet laptopnya--dan dia terkejut dengan hasilnya.

Adikarta adalah nama belakang keluarga pebisnis top yang menguasai Adikarta gruop. Perusahan properti terbesar di Indonesia. Wijaya Adikarta, 60 tahun, adalah pendiri Adikarta group. Dikabarkan tidak pernah menikah, tapi memiliki beberapa cucu angkat dengan nama Adikarta di belakangnya. Dan Prahara Adikarta adalah salah satu cucu angkat Wijaya Adikarta yang sering tampil di depan publik. Dia yang membantu kakeknya mengurus perusahaan.

"Itu Abang." Waruna menunjuk salah satu foto laki-laki muda berparas rupawan yang muncul di layar laptop Ranggi.

Ranggi mengerjap. Dia ingin tidak percaya pada Waruna, tapi rupa sosok 'Abang' yang ada dalam foto di internet itu benar-benar mirip Waruna. Hanya saja dia terlihat lebih pintar dan dewasa, dan penampilannya juga perlente, seperti gambaran CEO muda ganteng di cerita wattpad yang sering dibaca Ranggi.

"Kamu yakin ini abang kamu?" Ranggi masih enggan percaya.

Waruna mengangguk polos.

"Nggak ketukar gitu sama abang kucing lain?" Tanyanya membuat Waruna menggeram jengkel.

"Waduh. Sorry. Bercanda Boy, bercandaaaa." Ranggi cengengesan. Agak ngeri saat melihat cakar kucing Waruna mulai keluar.

***

Ranggi lebih suka berpikir tentang soal UAS Matematika yang mematikan, daripada soal bagaimana cara mengantarkan Waruna pulang. Itu membuatnya pusing. Minggu depan adalah libur panjang akhir semester, Ranggi coba memikirkan bagaimana cara meminta ijin dari orangtuanya agar dia diperbolehkan pergi ke kota untuk mengantar Waruna si kucing ganteng.

Tapi mengingat kepribadian Ayahnya, dia tentu tidak akan diijinkan pergi.

"Jadi ... apa aku harus kabur?" Tanya Ranggi yang disambut anggukan antusias Waruna.

"Iya kabur."

"Kalau aku udah selesai nganterin kamu pulang, kamu mau nganter aku balik gak?"

Waruna terdiam mendengar pertanyaan Ranggi. Dia kemudian menjawab ragu, "Kalau aku nganterin kamu pulang setelah kamu nganterin aku pulang, terus yang nganterin aku pulang lagi siapa?"

Ranggi bungkam. Dia menatap Waruna jijik seolah mengatakan ; Kamu beg0!