webnovel

Voice Of Ursulla

Ursulla gadis dari tahun 2020 mendapati dirinya berada dalam masa 1000 SM, di mana zaman kerajaan dinasti Cheon berjaya. Ia terperangkap jauh kedalam putaran waktu, tanpa ia sadari kedatangannya membawa perubahan besar di kerajaan Cheon. Sebuah kerajaan yang berjaya, namun ada kisah kelam didalamnya. Ursulla bertemu dengan raja Reijin, seorang raja yang tak pernah tersenyum dan mempunyai masalah kesulitan tidur sepanjang hidupnya. (Gambar sampul : Diambil dari pinterest)

Uwakiya · Fantasia
Classificações insuficientes
95 Chs

Awal Kedekatan. (Dari bakpau)

Bah.. Dia mendapat peringatan lagi.Ursulla merebahkan diri di ranjang dengan malas. Ini sudah kesekian kali ia mendapat peringatan dari selir Raja Reijin. Mereka benar-benar pecemburu. Padahal ia sama sekali tak melakukan apa-apa kepada Yang Mulia. Bahkan Raja Reijin sama sekali tak menganggap keberadaannya.Bagaimana bisa selir - selir itu cemburu padanya?Apa wajahnya begitu cantik sehingga mereka harus khawatir Raja akan menyukainya?"Ck." Ursulla berdecak. Tak habis pikir. Padahal selir-selir Raja punya paras yang tak kalah cantik dari artis di zamannya.Dia tidak mau terlibat dalam urusan harem istana. Dari film dan novel yang pernah ia lihat dan baca, persaingan antar harem lebih mengerikan daripada perang antar negara. Oleh karena itu sementara lebih baik ia menjauhi Raja Reijin. Toh situasi saat ini masih aman-aman saja. Dia akan menikmati hidup di istana, sembari memikirkan cara kembali ke zamannya.Memikirkan menikmati? lebih baik waktunya ia habiskan ke dapur istana sembari mencicipi masakan pelayan istana yang lezat - lezat.****Tepat sasaran.Raja Reijin menatap puas. Tiga kali berturut-turut panah yang ia bidikkan tepat mengenai bagian tengah dan terkecil papan kayu. Ia kemudian meletakkan busurnya lalu mengusap keringatnya dengan kain yang sudah disediakan pengawal.Akhir-akhir ini ada suatu hal yang mengganjal di benaknya. Rasanya seperti dia sedang bermain puzzle tetapi ada satu kepingan yang hilang dan dia tidak tahu kemana kepingan tersebut, membuat permainannya terasa hambar.Raja Reijin mengerutkan kening memikirkan hal aneh yang terjadi pada dirinya sebelum akhirnya melangkah ke kolam pemandian untuk membersihkan diri."Apa wanita itu masih di sini?" Tanya Raja Reijin tiba-tiba membuat panglima Hito yang berjalan di sampingnya mengernyit bingung.'Wanita itu?'"Siapa maksud Yang Mulia?"Raja Reijin menghentikan langkah lalu berdehem, "Gadis dari masa depan itu.""Ohh, maksud anda Ursulla." Panglima Hito memerhatikan Raja Reijin sejenak. Dalam hati bertanya-tanya, kenapa Raja tiba-tiba menanyakan wanita itu."Ahh.. Aku hanya berpikir kenapa beberapa hari ini tidak melihatnya. Jangan-jangan dia kabur." Terang Raja Reijin seakan tahu apa yang ada di benak Panglima Hito. Dia tidak mau membuat abdi setianya berpikir macam-macam. Lagipula Ursulla sudah tiga hari ini tidak terlihat. Biasanya wanita itu akan mencoba merangsek untuk bertemu dengannya."Ohh, tidak Yang Mulia. Dia masih di sini. Tenang dia tidak akan bisa kabur." Jeda sejenak, "Beberapa hari ini dia terlihat di dapur istana."Raja Reijin hanya mengangguk kemudian melanjutkan langkahnya ke kolam istana.****Kalkun panggang, sup jamur, daging giling bubuk cabai dilumuri pasta kacang pedas, nasi hainan yang ditanak dengan kaldu ayam, bakmi goreng, kue mangkuk lalu ada chow mein.Aduh-aduh surga makanan.Ursulla menelan ludah menghirup aroma masakan yang membuat air liurnya menetes. Makanan yang tersaji di depannya sungguh membuat matanya senang.Para dayang yang bertugas memasak makanan khusus raja dan orang-orang penting istana benar-benar dipilih secara ahli. Dia juga pintar memasak, tapi tidak selezat masakan dayang - dayang ini. Bahkan makanan mereka 100x lebih enak dari masakannya.Ursulla memandang takjub lalu membantu antusias saat dayang Han menyuruhnya untuk mencicipi makanan yang ia buat.Rasanya luar biasa lezat. Makanan itu dibumbui dengan pas membuat nikmat. Ursulla serasa melayang. Hal terbaik sejak dia berada di zaman kuno dan istana Cheon ialah dapurnya.Ursulla akan mancatat setiap resep masakan dan belajar cara memasak pada para dayang itu. Kelak jika ia kembali ke zamannya, ia akan membuka restoran dengan menu hidangan-hidangan ini. Pasti akan laku keras.Membayangkan itu, Ursulla tersenyum sendiri."Nona, lebih baik anda kembali ke kamar. Di sini bau asap."Ursulla mengerucutkan bibir, para dayang selalu saja mencemaskan hal yang tak perlu. Mereka pikir dia adalah tamu kehormatan Raja sehingga mereka memperlakukannya dengan hormat. Bahkan mereka sangat sungkan bila ia menawarkan bantuan untuk mengiris bawang misalnya. Padahal, kenyataannya ia tak lebih dari seorang tawanan di istana Cheon."Apa yang dikatakan Sora benar, lebih baik anda beristirahat. Sedari tadi anda sudah membantu kami. Lagipula ini juga waktunya jam makan siang.""Tapi~." Ursulla ingin membantah, namun melihat raut memohon dayang Han dirinya jadi tidak tega. Pada akhirnya, meski sedikit tak rela ia memutuskan mengikuti ucapan dayang Han."Ahh.. Tunggu nona." Dayang Han berseru, "Ini ambilah. Sebagai cemilan di kamar."Mata Ursulla berbinar. Dayang Han memberinya lima bakpau isi daging. Wah, benar-benar dayang Han  adalah malaikatnya."Terimakasih bibi Han. Anda yang terbaik." Ucap Ursulla senang lalu berbalik pergi. Sementara dayang senior itu tertegun ketika sekali lagi Ursulla memanggilnya bibi.Rasanya hangat.Dayang Han mengulas senyum menatap punggung Ursulla yang berlalu pergi.****"Bakpau daging, bakpau daging, aku akan memakan kalian sekaligus. Hahahaha."Ursulla bersenandung riang sembari menatap roti putih bulat empuk yang berada dipelukannya. Ia tak sabar merasakan bakpau buatan dayang Han. Terlarut dalam kegembiraan, Ursulla sampai tak fokus hingga dirinya menubruk dada bidang seseorang."Aduh." Ursulla mengaduh. Dua bakpau yang berada di tangannya menggelinding jatuh."Ma... Maaf." Perlahan Ursulla mengangkat kepala. Matanya melebar melihat siapa pria yang ditabraknya."Yang Mulia, ampun. Saya tidak sengaja. Maafkan saya." Spontan Ursulla membungkuk hormat membuat bakpaunya kembali jatuh. Matanya bergulir menyaksikan bagaimana bakpau itu menggelinding di tanah. Dan Ursulla menatapnya dengan penuh penyesalan.Uhh... Bakpau ku.Seakan melupakan kehadiran Raja Reijin, atensi Ursulla lebih fokus kepada empat bakpau yang jatuh secara percuma. Dengan cepat, ia memungut bakpau yang terjatuh tersebut.Belum lima menit. Sayang jika dibiarkan.Sementara itu Raja Reijin mengernyit memerhatikan tingkah Ursulla. Gadis itu lebih peduli kepada bakpau yang sudah jatuh? Tidak tahukah di depannya berdiri raja agung dinasti Cheon?Ursulla mengusap-usap bakpau itu, membersihkan beberapa debu yang menempel di sana. Lalu dia tersadar bahwa Raja Reijin masih berdiri di depannya. Ursulla pun hanya meringis kikuk, malu dan perasaan takut juga."Sekali lagi maafkan saya Yang Mulia. Hamba tak sengaja."Raja Reijin tak menanggapi. Tatapannya tertuju pada bakpau yang Ursulla pegang.Menyadari tatapan Raja Reijin, ragu-ragu Ursulla menawarkan."Rrrr... Apa Yang Mulia mau?" Tanya Ursulla sembari menyodorkan bakpaunya.Raja Reijin terdiam menatap Ursulla dan bakpau tersebut secara bergantian. Meski tak ada ekspresi di wajah pria itu, tetapi Ursulla mengartikan bahwa lirikan Raja Reijin ialah penolakan dan jijik.Bakpau yang sudah jatuh diberikan kepada manusia?"Ahh..... Ini bersih. Bukan bakpau yang jatuh tadi." Jelas Ursulla. Tak mungkin dirinya menawarkan bakpau yang ia pungut. Dia masih waras.Raja Reijin masih diam. Ursulla pikir ia akan menolaknya. Namun tak disangka Raja Reijin menerima bakpau itu."Tidak baik makan sambil berdiri.""Hee..." Ursulla melongo, ia cukup kaget akan reaksi Raja Reijin. Mengerjap beberapa kali, Ursulla mengikuti Raja Reijin mencari tempat duduk.****Mereka duduk di Gazebo yang masih satu lokasi dengan dapur istana. Di samping kanan kiri terdapat banyak kendi-kendi besar seperti tempat penampungan arak dan kaldu yang difermentasi selama bertahun-tahun untuk mendapat hasil terbaik.Diam-diam Ursulla memperhatikan Raja Reijin yang duduk sembari mengunyah bakpau tesebut. Pria itu duduk dengan sikap bersahaja tetapi tampak rileks. Lalu hanya mengunyah sebuah bakpau saja, Raja Reijin tampak agung. Cara makannya begitu elegan seperti sudah mendapat pelatihan khusus.Ia jadi malu sendiri dengan cara makannya. Lihat saja, dia tampak seperti orang kelaparan.  Raja Reijin baru mengunyah satu potongan, ia sudah menghabiskan satu bakpau dalam sekali lahap.Bahkan mulut Raja Reijin tidak terkena satu noda hasil remasan bakpau. Sementara mulutnya sudah belepotan."Enak?"Pertanyaan tiba-tiba itu membuat Ursulla terkesiap. Mendongak, ia menjawab dengan isyarat jempol ke atas. Suaranya terhambat bakpau yang masih belum ia cerna habis. Sehingga mulutnya penuh, akibatnya pipinya menggembung seperti bakpau.Jika itu orang lain, pasti akan tertawa melihat wajah Ursulla yang seperti babi dengan pipi bengkak.Ursulla bersyukur yang melihat penampilan konyolnya adalah Raja Reijin yang tak bisa tersenyum. Bahkan dalam hati pun pria itu pasti tak akan tertawa.Yang Raja Reijin tampilkan adalah raut datar hanya sedikit kerutan di dahinya saat Ursulla menjawab dengan isyarat jempol.Ursulla mengerti ekspresi itu.Menelan bakpau tersebut secara cepat dan paksa. Ia pun menjawab meski kerongkongannya terasa berat, "Ini artinya enak." Terang Ursulla. Dia memberi penjelasan bahwa jempol ke atas artinya menunjukkan sesuatu yang baik.Raja Reijin masih terlihat  tidak mengerti."Yang Mulia, di zaman ku isyarat seperti ini menunjukkan hal-hal yang baik." Ursulla kembali mengacungkan jempolnya, "Ini bisa diartikan baiklah, oke, ya, bagus, tentu, setuju.""Jika kita tak mampu berkata bisa menggunakan bahasa isyarat seperti ini. Ya, Yang Mulia bakpau ini enak." Terang Ursulla sekali lagi. Wanita itu tersenyum melupakan kecanggungan terhadap Raja Reijin."Tapi yang kau makan itu kotor."Ursulla menggeleng, "Tidak terlalu kotor. Masih bisa dimakan. Yang Mulia tahu, ini adalah bakpau terlezat yang pernah aku makan. Di zaman ku tidak ada bakpau seenak ini." Komentar Ursulla, tanpa menjaga image ia memakan lagi bakpau yang masih tersisa dua.Raja Reijin memerhatikan, sampai tiba-tiba Ursulla mendelik ke arahnya membuat sang Raja terkesiap."Ahh Yang Mulia." Ursulla mendekat, matanya memincing tajam, "Yang Mulia, ada ulat."Tubuh Raja Reijin menegang. Dia terdiam kaku."Tenang Yang Mulia, aku akan mengambilnya." Ursulla mencondongkan kepala tepat ke arah leher Raja Reijin. Lalu tanpa geli mengambil ulat hijau kecil yang menghinggapi kerah sang Raja.Dari jarak ini, Raja Reijin bisa melihat hidung kecil nan mancung Ursulla serta wajah wanita itu yang begitu halus meski ternoda oleh sedikit abu sisa pembakaran dapur.