webnovel

unSpoken

Hanny_One · Adolescente
Classificações insuficientes
42 Chs

sebelum kejadian itu... (2)

pukul 17.45 WIB

Liana berada di depan cermin. mengamati dirinya pada bayangan. sambil berpikir tentang penampilan nya. pada bayangan diseberang sana seorang wanita muda dengan gaun hitam sepaha tampak menawan,rambutnya dibiarkan terurai,dengan panjang setengah belakang,lurus dan hitam. kaki mulus dan jenjang nya nampak indah. kakinya dibalut hak hils berwarna senada dengan gaun nya. anting panjang dengan bandul bintang berada dikedua telinga nya.kalung liontin perak dilehernya ikut menghiasi lehernya.

"cocok kah " batin nya.

"rasanya terlalu terbuka,terlalu seksi" ia memandang belahan gaun itu pada dadanya. belahan gaunnya terlalu turun pikirnya. membuat belahan dadanya terlihat.

gaun itu pilihan Dea dan Tiara. tadi sepulang kerja mereka menyempatkan diri mengunjungi sebuah toko baju di mal dekat kantor. mereka tidak memberikan kesempatan kepada Liana untuk mencela atau komen dengan gaun pilihan mereka. ia dijadikan sebagai pajangan saja saat mereka memilih pakaian beserta aksesorisnya. padahal pakaian dan aksesoris itu nantinya akan dipakai oleh nya.

belum sempat ia berpikir jauh, terdengar suara ketokan pada pintu nya.

ia segera berbalik dan menyambar tas kecil diatas ranjang nya. ia berlari kecil menuju pintu.

krek.... pintu terbuka, terlihat Rian berdiri dibalik nya. dengan setelan kemeja berwarna navy.

"wah...." ia memandang Liana didepan nya dengan mata yang terbelalak dan menscaning dari atas kebawah,kemudian bawah keatas.

"cek cek cek" ia menggelengkan kepalanya,Talu mengangkat ibu jari nya.

"Ok banget" lanjutnya.

Liana memberi pukulan kecil pada bahu rian. wajah nya memerah. karna malu dengan pujian Rian yang dirasa nya berlebihan.

"aw" Rian meringis padahal tidak sakit.

Liana melangkah menuju mobil yang terparkir didepan setelah mengunci pintu rumahnya.

Rian memandang pundak wanita itu masih sambil terpana dengan bidadari hati nya itu. Liana berbalik memandang Rian dan mengangkat tangan nya melambai kepada Rian. ia memberi isyarat "ayo berangkat"

Rian segera berlari kecil kearah mobilnya,lalu segera membukakan pintu mobil untuk Liana. ia menyusul masuk,dan melajukan mobilnya kesebuah club' malam dihotel berbintang.

sebenarnya Liana agak ragu saat mendengar tempat acra perayaan ulang tahun nya disebuah club' tempat minum2. ide ini dicetuskan oleh Deva yang tadi siang mendengar pembicaraan Dea dan Tiara tentang perayaan ulang tahun Liana malam ini. ia berspekulasi bahwa dengan genap nya umur Liana 23 tahun,ia sudah cukup umur untuk mencoba minuman keras. bahkan bagi nya itu sudah hampir terlambat untuk mencobanya. Deva menambah bumbu bumbu pemanas ketika mengatakan isi pikirannya kepada Dea dan Tiara. sampai akhirnya mereka termakan bualan Deva. mereka terbakar emosi ketika Deva menyebut Liana belum bisa dikatakan dewasa jika ia belum pernah masuk keclub atau bar dan mencoba minuman keras. mereka tidak suka Deva mencibir adik kecil mereka ini. padahal Liana tidak menghiraukan Deva,biar sepahit atau sepedas apa pun kata kata nya. ia anggap Deva cukup iri pada nya sehingga ia selalu mencari titik lemah Liana. tapi dua sahabat nya tidak terima dengan semua kata kata Deva selama ini.

Rian yang tau jika mereka akan mengadakan pesta diclub itu,cukup gembira dan bersemangat. entah mengapa ia juga menyarankan mereka untuk menyewa kamar hotel sekalian. ia mengatakan bahwa takut ketiga wanita cantik itu tidak akan bisa pulang malam ini karna pengaruh alkohol. apa lagi rumah mereka dengan club' itu cukup jauh. memerlukan sekitar 35 menit untuk sampai ke sana. jika mereka menyetir ditengah malam dengan keadaan mabuk ia takut terjadi kecelakaan. dan juga katanya disana menyediakan fasilitas spa dan kolam renang. jadi mereka bisa sekalian berlibur esok hari nya memanjakan diri.

akhirnya mereka berempat menyewa kamar disana. walaupun mereka mengatakan Rian bisa untuk membawa mobil dan mengantar mereka bertiga pulang. Rian menolak dan mengatakan ia juga ingin bersenang senang. karna besok Minggu ia inggin sekalian berlibur dan menikmati malam ini tanpa harus lelah bolak balik mengantar mereka bertiga.

Liana membuka pembicaraan ketika melihat arah mobil Rian langsung menuju tempat yang dimaksud tanpa mampir dulu untuk menjemput Dea dan Tiara.

"kita tidak jemput kakak dulu?" (dengan isyarat tangan)

"tidak,katanya mereka akan bersama pasangan nya masing masing." Rian menjawab sambil melirik Liana.

"jadi kita tidak akan berempat saja?" (isyarat tangan)

Rian menggeleng.

"bagaimana dengan kamar hotel nya?" (isyarat tangan)

"kita memesan 4 kamar hotel"

"jadi mereka akan sekamar dengan pacar nya" tanyanya dengan ekspresi wajah masam dan binggung.

"tentu saja,"

Liana tampak makin terkejut

"itu kan pacar bukan suami" (isyarat tangan) lanjutnya

"jangan terlalu dipikirkan,itukan urusan mereka. mereka juga sudah dewasa." Rian memberi pengertian pada Liana.

"ok.." ujar liana tidak inggin membantah lagi. walaupun masih asing bagi nya dan pikiran nya masih dipenuhi pertanyaan.

Rian paham dengan sikap Liana baginya wajar hal itu membuat Liana binggung karena dia masih polos,bahkan ini kali pertamanya datang kesebuah club'malam. ini juga kali pertama nya akan menegok minuman keras. Rian membayangkan bagaimana reaksinya saat merasakan minuman itu. Rian tersenyum tipis.

'sepertinya hari ini aku cukup beruntung, kesempatan ini datang dengan sendirinya tanpa harus aku bersusah payah' senyumnya makin lebar. 'aku akan merasakan manis nya malam ini' pikiran nya makin liar. sambil menatap wanita disampingnya.