webnovel

unSpoken

Hanny_One · Adolescente
Classificações insuficientes
42 Chs

BAB 39: bagaimana ini?

Akhir pekan kembali tiba. Tapi kali ini terasa tidak sama untuk liana. Karena di akhir pekan kali ini dia tidak dapat bangun dari tempat tidur. Kepala nya pusing,perutnya mual. Sepanjang pagi ini sudah terhitung tiga kali dia memuntahkan isi perutnya. Pertama kali ketika baru bangun,kedua ketika liana sedang sikat gigi,dan ketiga ketika dia baru saja selesai sarapan.

liana sudah mencek tubuhnya sendiri tapi tidak ada yang salah,bahkan suhu tubuhnya pun tetap normal. Tapi pusing dan mual ini sudah mengangu nya selama satu minggu ini. dan kali ini yang parah dan terasa sangat menganggu rutinitas. Karena kali ini bukan hanya mual tapi sudah sampai tahap muntah-muntah dan juga indra penciuman nya menjadi begitu sensitif. Liana merasa sangat risih dengan gejala ini.

liana berpikir dan mencoba mencari penyebab nya. kemaren-kemaren dia masih mampu berpikir positif tentang ini. dia menyangka ini karena penyakit mag nya yang kambuh karena dia memang agak tidak teratur makan dan juga lagi banyak pikiran. Runtutan kejadian-kejadian yang menyita waktu, mengaduk perasaan dan juga mengeruhkan pikiran datang beruntun tanpa henti.

dan yang baru-baru ini adalah kejadian reyhan menyatakan perasaan nya. kemaren benar-benar memusingkan liana. Dan sampai hari ini dia hilang kontak dan tidak bisa dihubungi.

liana benar-benar merasa khawatir. Dia juga sudah bertanya langsung pad aka Alvin tapi nyatanya dia jga tidak tahu. Dan kemaren malam liana sengaja berkunjung kekediaman mereka,karena dia menyangka reyhan hanya sedang bersembunyi dirumah tidak mau menemui nya. tapi nyatanya dia juga tidak ada dirumah. Ayah dan ibunya pun tidak tahu dia kemana. Karena reyhan sepulang nya dari rumah liana hanya ijin akan pergi bersama teman-teman nya tapi tidak mengatakan akan kemana.

dan selama satu hari satu malam ini marcello juga ikut-ikutan menghilang. Tapi kasus marcello berbeda. Liana bukan nya tidak tahu keberadaan nya. marcello sudah memberi tahu liana dia sedang keluar kota beberapa hari,dan juga ada kemungkinan dia sangat sibuk tidak bisa dihubungi atau pun sulit dihubungi. Tapi entah kenapa liana tetap merasa kesal yang bersangatan pada marcello. Sepertinya bukan hanya penciuman nya yang sedang sensitif tapi juga perasaan nya. akhir-akhir ini suasanan hati nya bisa berubah dengan cepat dan tidak terkendali. Mungkin factor hormon.

'mungkin kah aku hamil?' pikir liana. Dia terbangun dengan cepat,menyentak tubuhnya secara reflex. Liana mengigit kuku jarinya kerena merasa takut kemungkinan ini benar adanya.

tiara memang sempat menyindir masalah ini karena merasakan perubahan tingkah dan kebiasaan liana. Dan beberapa kali melihat liana mual ketika mencium bau makanan saat makan siang bersama.

liana mengambil tangal yang berada dimeja kecil disamping tempat tidurnya. Membalik dan melihat tangal yang melingkar merah. Liana biasa menandai tangal saat dia sedang haid. Wajahnya makin Nampak pucat karena menyadari dia sudah telat datang bulan. liana segera mengambil jaket dan dompetnya. Liana bergegas keapotik terdekat. Dia membeli beberapa tespek, dia ingin segera memastikan keadaanya.

. . .

marcello sedang dalam perjalanan kebandara. Dia mengambil penerbangan pagi. Padahal dia belum sempat mengistirahatkan tubuhnya. dia memilih tidur dijalan walaupun tidak senyaman ditempat tidur. Dia memaksakan diri ingin secepatnya menyelesaikan segala pekerjaan ini. dia ingin cepat pulang. Karena hanya ini hari minggu terakhir sebelum berakhir satu bulan perjanjian nya dengan liana. Mrcello tidak ingin melewatkan kesempatan ini. dia inggin berkencan dengan liana hari ini. karena dia tidak memiliki kesempatan setiap akhir pekan untuk bersama nya. dia ingin memberi kesan terakhir pada liana.

selama ini pendekatan nya hanya dilakukan disela-sela kegiatan kantor. Percakapan diantara mereka pun hanya intens lewat ponsel. Bukan ini kurang memuaskan. Dia sungguh tidak ingin terlihat sebagai lelaki yang sibuk kerja. Dia ingin menunjukkan pada liana bahwa dia selalu menyisihkan waktu untuk dirinya. Dia tidak ingin liana merasa bahwa dia hanya lah pelipur lara saat marcello senggang.

tapi bagaimana pun marcello berusaha memang waktu mereka kurang tepat untuk kencan dan cinta saat ini. karena marcello sedang sibuk-sibuknya dengan urusan perusahaan saat ini. pembukaan cabang baru dan juga pembuatan kontrak baru dengan beberapa klien sungguh menyita waktu. Tapi walau bagaimana pun marcel tidak pernah melewatkan kesempatan ketika liana memerlukannya.

dan juga waktu satu bulan untuk meyakinkan liana mau menikah dengan nya bukan kah telalu singkat. Semua nya benar-benar menguras pikiran. Dan selama ini bukan kah marcello tidak pernah menceritakan kendala yang dihadapinya. Dia selalu menyisihkan segala masalahnya untuk mendengarkan masalah liana. Sepertinya pengorbanan seorang laki-laki itu lebih besar dibanding wanita. ketika mereka mencintai segala nya hanyalah untuk cintanya. Perasaan mereka lebih dalam dibanding lautan. Walaupun semua itu belum tentu mampu dilihat oleh wanita yang dicintai.

. . .

liana sedang menunggu dengan gelisah. Tidak henti dia mondar mandir didalam kamarnya. Padahal satu menit pun belum sampai tapi waktu terasa begitu lambat. Jarum jam ditangan nya bergerak bagai jalan nya siput.

saat dirasanya cukup untuk menunggu segera ia duduk. Menarik nafas dalam. Mengatur jantungnya yang berdetak terlalu cepat. Matanya yang tertutup rapat membuka dengan pelan. Dua garis biru pada batang kecil ditangan nya Nampak samar. Jantungnya seakan melompat keluar saat dipastikan nya apa yang baru saja dia lihat. Dengan prustasinya diacak nya rambutnya. Pikiran nya benar-benar berkecamuk. Ketakutan nya benar-benar terjadi.

"bagaimana ini?" liana kebingugan

"bagaimana cara ku memberi tahukan ini pada marcello"

"tuhan,apa yang harus ku lakukan?" liana menutup wajahnya dengan kedua tangan nya

"bagaimana tangapan nya ketika ku beri tahu? Aku takut dia tidak menerima semua ini."

"akan aku pukul kepala nya kalo sampai menolak hal ini." liana berdiri dengan mengepalkan tangan

"aku hanya berhubungan dengan nya.dan hanya itu pengalaman pertama ku. tapi kenapa bisa langsung hamil begini" liana mengeluh sendiri

"ini kan anak nya. ini perbuatannya. Tentu saja dia harus bertanggung jawab" liana bicara sendiri didepan cermin

"tapi walaupun ini benar anak nya bagaimana jika dia tidak meinginkan nya. bagaimana jika dia menyuruh ku untuk mengugurkan nya. bagaimana jika dia meningalkan ku. bagaimana jika dia tidak meakui hal ini."

terlalu banyak tapi dan kekhawatiran yang muncul pada benak liana. Padahal semua itu belum tentu terjadi. Tapi memang seperti ini lah pola pikir kita ketika suatu permasalahan muncul. Pertama kali yang muncul pada benak adalah prasangka buruk. Seandainya berpikir tenang dan jernih ketakutan yang tidak perlu ini tidak akan muncul. Ketika berbuat salah secara sengaja ataupun tidak seharusnya hadapi dan akui saja. Selesaikan dengan komunikasi yang baik. sisa nya biarkan berjalan apa adanya. Bukan kah hidup akan terus berjalan walaupun pahit atau pun manis yang kita rasakan. Sampai waktu yang ditentukan datang.