"Adik, kita sudah sampai di rumah." Bryan berusaha membangunkan Shazia yang sudah tertidur pulas di dalam mobil.
Kedua mata Bryan langsung tertuju kepada wajah Shazia yang terlihat sangat polos ketika sedang tertidur. Bryan langsung tersipu malu melihat wajah Shazia yang sedikit dimiringkan ke kanan. Jari jemari Bryan spontan mengelus halus pipi terjauh Shazia dan terhenti di bibir tipis adiknya itu. Ketika ingin mengecupnya, Shazia sudah membuka kedua matanya dan Bryan langsung menjauhkan tubuhnya dari tubuh Shazia.
"Hm, sudah sampai ya, Kak? Eh, kenapa wajahmu memerah seperti itu?" Shazia merasa heran melihat wajah Bryan yang sudah semerah strawberry.
"Be–benarkah?" Bryan langsung melihat wajahnya dari kaca spion samping mobil.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com