"Bryan, sudah. Jangan ikut campur dalam masalah ini. Kita stay calm aja," saran Shazia agar Bryan tidak bertindak gegabah.
"Bagaimana mungkin aku—"
"Bryan, sudah. Aku tidak apa-apa. Aku juga tidak bersedih. Kamu bisa lihat dari raut wajahku ini, 'kan?" Shazia langsung menebarkan senyuman manis kepada kakaknya.
"Tapi, Zia. Dia sudah berstatus sebagai tunanganmu. Seharusnya, dia menjaga citra dirinya! Aku sampai tidak habis pikir dengan tingkah lakunya di luar sana," celetuk lelaki berbadan kekar yang ada di hadapan Shazia.
"Iya, sudahlah. Biarkan saja skandal ini mencuat ke permukaan. Ini juga sebagai balasan atas apa yang pernah mereka lakukan kepadaku, Kak. Biarkan hukum alam yang menyelesaikannya." Shazia enggan ikut campur, apalagi meminta kejelasan dari tunangannya.
"Tetapi, kamu benar tidak apa-apa?"
"Bryan, aku baik-baik saja. Tidak ada kesedihan yang mengelilingi kepalaku. Aku sangat menikmati berita ini." Shazia kembali menyilangkan kakinya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com