webnovel

UnHuman

Sinopsis : Ini adalah masa dari awal kekacauan yang sesungguhnya. Waktu di mana semuanya perlahan-lahan hancur, dan memasuki masa paling kelam dalam sejarah umat manusia. Dunia di mana adanya entitas makhluk selain manusia berkumpul. Pada awalnya manusia tidak menyadari keberadaan mereka, namun kini mereka sudah menyaksikan semuanya dengan mata kepalanya sendiri. Ini adalah dunia di mana keberadaan para makhluk mengerikan hidup secara terpisah dari mereka. Entitas yang memiliki kekuatan mengendalikan kekuasaan atas dimensinya. Mereka sang penguasa yang mengatur pantas atau tidaknya suatu esensi harus bertahan, atau dimusnahkan. Kisah kemudian bermulai ketika seorang pemuda terbangun tanpa bisa mengingat identitas dirinya sendiri. Kenyataan pahit harus diterima pemuda itu ketika mengetahui dunia kini sedang mengalami kehancuran massal akibat dari peperangan antar ras yang berlangsung lama. Umat manusia kini harus berjuang mempertahankan diri mereka terhadap ras baru yang disebut, Unhuman. Suatu entitas hasil dari ciptaan seorang penguasa. Masa depan yang kelam tengah menanti seluruh ras. Manusia maupun bukan manusia tidak lagi memiliki kepercayaan antar sesama. Konflik, perebutan kekuasan, dan genosida diberlakukan. Bagaimanakah nasib dunia ini selanjutnya? Genre : Fantasy, Action, Horror, Supernatural, Superpower, Shounen. Note : Cerita banyak mengandung kekerasan, darah, dan kata-kata kasar. -- Harap bijak dalam membaca cerita saya. Jikalau ada kesalahan kata dan suatu kalimat yang menyinggung suatu pihak, ini murni ketidaksengajaan --

AnggaraSensei · Fantasia
Classificações insuficientes
180 Chs

Jalan Wenchester

Selesai membersihkan diri, aku pun segera mengenakan suatu setelan pakaian yang rapi.

Sebaiknya aku berpenampilan sebaik mungkin agar tidak mengecewakan Viona. Terlebih, kami hanya akan berjalan berduaan saja.

Tak kusangka kalau hari seperti ini akan tiba.

Hari ini, kami akan pergi mengunjungi distrik perbelanjaan kota Landenia. Itu terletak pada kawasan Distrik Utama kota.

Selesai dengan segala persiapanku, aku pun turun ke lantai bawah dan duduk di suatu kursi kayu yang ada mejanya. Ini adalah ruang tunggu sekaligus ruang makan bagi para pengunjung penginapan, karena itu tampilannya dibuat mirip seperti bar. Meski begitu, tempat ini masih saja terlihat sepi.

Tidak ada seorang pun yang datang maupun mampir ke penginapan ini selain kami berlima. Padahal harga makanan dan minuman di sini sudah terlalu murah. Selain itu, setiap pagi kami menerima layanan gratis berupa sarapan seperti roti dan minuman hangat.

Apa ya yang membuat tempat ini sepi?

Harga? Bukan.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com