webnovel

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasia
Classificações insuficientes
401 Chs

Kode

"Apa kau tidak memiliki mata?!" ucapnya dengan nada dingin. Penjaga itu hanya terdiam, dia memang memiliki kedudukan di bawah Naar. "Kau kemanakan milikmu itu? Kau ingin aku mencongkel dari tempatnya?!". Aku tidak pernah tau dia bisa berkata seperti itu. Dia seperti berubah 180 derajat dari biasanya. Semua orang melihat ke arahnya, 'Terkejut?!' Itu pasti. Naar adalah sosok yang sangat lembut dan baik, jangankan berkata kasar dia bahkan cenderung lucu dan pendiam. Hari ini semua itu seolah berubah, dia menjelma menjadi sosok lain yang bahkan belum pernah kami lihat.

"Apakah kau harus berkata seperti itu padanya?!" salah seorang prajurit berniat melerai. "Aku yakin dia tidak sengaja. Bukankah lebih mudah jika kau mengambil pisau itu dan melupakannya?" Naar tidak menjawabnya. Dia mengambil pisau miliknya lalu melemparkannya dengan sangat kasar hingga mengenai sebuah tonggak kayu yang cukup jauh dari tempatnya berada. Kami tau saat ini dia tidak sedang dalam kondisi baik.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com