webnovel

Bukan waktu yang tepat !!!

"Tuan.... ini harusnya dibawa ke rumah sakit, lukanya terlalu dalam." tuan Tomo membopong Ryuji berjalan berhati- hati memasuki sebuah klinik kecil di pinggiran kota

"Panggil Dr. Jacki dari tim khusus kudengar dia berada disekitar sini." Ryuji menyeringai kesaitan tubuhnya yang kekar dipenuhi luka sayatan pisau, darah mengucur deras dari luka - luka yang terbelalak itu.

tuan Tomo segera menghubungi Dr. Jacki sesuai dengan perintah Ryuji, tuan Tomo yang tidak begitu memahami tentang penanganan luka hanya bisa panik melihat darah yang terus merembes dari kain yang diikatkan ke beberapa luka itu.

"Cepat rawat luka tuan Tanaka!!! dia sudah kehilangan banyak darah..!!! seru tuan Tomo pada Dr.Jacki

sudah hampir tiga jam Dr. Jacki merawat luka- luka Ryuji, tuan Tomo berada disamping Ryuji membantu Dr. Jacki

" lukamu lumayan dalam ku sarankan jangan terlalu banyak bergerak dulu." Dr. Jacki merapikan peralatan berlumuran darah yang baru saja ia gunakan untuk merawat Ryuji

"Tuan Tomo bawa aku pulang ke appartemen, beberapa hari kedepan aku akan tinggal disana."

"Baik tuan"

"Jacki siapkan obat- obatan terbaik agar luka ini segera membaik."

"Dari mana kamu mendapatkan luka mengerikan gitu?? kamu beneran masuk dunia mafia?" Dr. Jacki melirik tajam Ryuji yang sedang berusaha memakai jasnya dibantu tuan Tomo.

"Entahlah... aku hanya ingin memastikan dia dan perusahaanya tidak terluka."

"wah wah wah .... aku semakin ingin bertemu istrimu, kesalahan ayahnya, jatuh cinta pada anaknya dan kamu membereskan semuanya. kurasa sahabatku bukan sahabatku." Ledek Dr.Jacki pada Ryuji.

yaaa mereka adalah sahabat sejak kecil Ryuji, Ayumi dan Dr. Jacki tumbuh bersama dan menggapai cita- cita masing- masing.

***

"nyonya Mo aku mau ke kantor Ryuji dulu ya sudah tiga hari dia gak pulang dan ditelfon juga gak diangkat ada beberapa masalah kerjaan yang harus kutanyakan padanya." Safira mengemasi beberapa kotak bekal makan siang yang sudah ia siapkan sebelumnya.

nyonya Mo tersenyum seraya berkata "nyonya .... anda tidak perlu menjelaskan sedetile itu pada saya,"

seketika saja pipinya memerah dan wajahnya berubah menjadi pucat pasi, "aduuuuh apa yang aku lakukan memalukan sekali "Batin Safira sembari berlalu meninggalkan nyonya Mo di dapur

"Oh ya nyonya Mo nanti kalau Silvi pulang bilang saja aku keluar sebentar jangan katakan aku ke kantor." teriak Safira

berjalan sendiri menyusuri jalanan kota Jepang sangat membosankan, hmmmm.... tapi aku harus menyelesaikan apa yang belum aku selesaikan, kalau apa yang dikatakan Silvi itu benar aku gimana?? apa harus pulang ke Indonesia aja?? aaahhh tidak aku istrinya jadi aku akan menyelesaikanya itu adalah hubungan suami istri jadi wajar terjadi."Safira terus bergumam dalam hati.

"Ada apa lagi tuan Tomo?" Ryuji masih mengamati setiap file yang ada di mejanya tanpa melihat ke arah pintu.

"Hei Tuan Jepang.... kemana kamu tiga hari ini??"

Ryuji mendongakkan wajahnya melihat kearah pintu, Safira yang mengenakan rok mini berwarna merah dengan kemeja pink berdiri didepan pintu dengan bibir manyun dan sorot mata tajam. Ryuji yang terkejut mematung dan menatap heran

" apa yang sedang dilakukan Safira?? mengapa dia menghunuskan pandangan mematikan seperti itu??? apakah aku ada kesalahan?? apapun itu semoga dia tidak mempermalukanku didepan umum." harap Ryuji dalam hati

"braaaak.... " Safira menghentakan tanganya di meja kerja Ryuji.

"Hei kamu pria Jepang..... berani sekali kamu tidak memberiku kabar selama 3 hari ini?? kemana saja kamu???!" bentak Safira

"Kenapa kamu merindukanku???" wajah datarnya masih dipamerkan dengan kebangganya.

"Apa rindu??? siapa yang bilang gitu??? aku cuma sedikit terganggu karena 3 hari ini kamu membuat Yurin sibuk dengan tugas darimu hingga dia tidak fokus mengerjakan tugas dariku " Safira berkacak pinggang dengan wajah yang masih cemberut.

"Ya... mana mungkin kamu merindukanku, kita hanya berhubungan bilateral kan??" Ryuji menarik ujung bibirnya keatas tersenyum licik

"hmmm bagus masih ingat..." Safira membuang muka dan meletakan tentengan bekal yang dibawanya dari rumah itu di meja tamu ruangan Ryuji.

Ryuji mengangkat gagang telepon dan memencet sebuah tombol di badan telpon.

"katakan pada Ayumi aku akan datang tepat pukul 4 sore " pria ini mencoba memancing reaksi Istrianya untuk mengetahui apa yang sebenarnya dirasakan istrinya itu.

Safira semakin menekuk mukanya, memanyunkan bibirnya hingga mungkin sudah bisa di kuncir, dan dia menyilangkan tanganya di depan dada.

sebenarnya Ryuji sudah sangat gemas dengan tingkah istrinya ini, apa lagi dia memakai rok mini yang membuat sebagian pahanya terlihat menggoda. Sayangnya luka dibeberapa bagian tubuhnya masih baru saja dijahit tidak mungkin baginya memaksakan diri menyentuh Safira.

"Oh ya Safira masalah Yurin, aku akan mengirim penggantinya karena beberapa bulan kedepan Yurin akan sangat banyak pekerjaan dan dia harus tetap disampingku." Ryuji melanjutkan pekerjaanya tak menghiraukan Safira.

tanpa aba- aba Safira mendatangi Ryuji dan duduk dipangkuanya mengencangkan dasi dileher suaminya itu, Ryuji sedikit menyeringai karena jahitan diperutnya sedikit terkoyak.

"Owh.... jadi kerjaanmu banyak ya??? bikin janji dengan wanita cantik dan menghabiskan waktu dengan gadis belia dengan alasan pekerjaan?? Dasar Buaya Jepang." Safira beranjak dari pangkuan Ryuji.

Ryuji Menahan tangan kanan Safira dengan tangan kirinya, perlahan ia menarik kemabali tubuh Safira agar berada dalam pangkuanya, tapi karena Safira terlanjur terbakan api cemburu ia menolak tarikan tangan Ryuji membuat mereka saling tarik menarik tangan.

Ryuji menambah kekuatanya menghentakan tubuh Safira kembali dipangkuanya dan sekali lagi lukanya terkoyak karena kali ini hentakan tubuh Safira jauh lebih kuat karena tarikan Ryuji, Pria bertubuh sexi ini menahan rasa sakit di perutnya perlahan ia mencium lembut bibir Safira.

Meski awalnya menolak kini Safira membalas ciuman itu, Ryuji mulai bermain dan menggigit setiap inci bibir mungil Safira, melumatnya dan menunjukan kemampuanya berciuman, lidah panjangnya mulai menjelajar rongga mulut Safira dan menarik kuat lidah Safira..... desahan kenikmatan mulai menggema di setiap sudut ruang kerja Ryuji.

tubuh Safira menegang darahnya mulai memanas dan hasratnya mulai tak terkendali ia melingkarkan tanganya di leher Ryuji, mendongak membiarkan suaminya melahab habis leher jenjangnya. Saat Safira mulai menggeliat ia merasakan ada sesuatu yang sepertinya merembes dan membasahi paha bagian kananya, dibarengi dengan itu desahan Ryuji juga lebih seperti orang kesakitan. Safira yang tadinya memejamkan mata menikmati rasa yang membuatnya melayang diudara kini membukanya, ia menunduk dan dia berteriak sejadi- jadinya.

Matanya terbelalak, wajahnya pucat dan tanganya seketika menjadi dingin sedingin es.

"Aaaaaaaa..... darah???? darah???? Aaaaa???"

Luka Ryuji kembali tebuka darah segar kembali merembes membasahi kemejanya.

"Cepat panggil Jacki...!!!!!" teriak Ryuji