webnovel

Kedatangan Silvi di Jepang

" Sayang... kenapa kamu cepat sekali basah??" Ryuji tersenyum jail sambil melihat gunung kembar yang menjulang dengan puncak berwarna coklat tua nan indah, Safira kembali mengejang saat Ryuji kembali melumat puncak gunung milik Safira.

"Safira.... aku tersiksa... bolehkah aku menyelesaikan ini???" tanya Ryuji lagi semabri terus memijat lembut bagian bawah perut Safira.

"Jangan.... ku mohon... rasa sakit ini sudah menyiksaku, jangan tambah lagi." pinta Safira meneteskan air matanya.

"Kalau begitu jangan halangi aku menikmati tubuhmu hingga puas."

Ryuji melumat lagi bibir Safira lembut "Aach Safira aku tidak tahan ."

kriiiing..... kriiiiing.....

"Ryuuuuu HaPe mu bunyi... angkatlah!"

"Waktu yang baik untuk menelfonku, jika itu bukan hal penting, aku beraumpah akan menghabisinya," Ryuji bangkit dari posisinya menindih Safira dia terlihat tidak nyaman karena barang miliknya sudah sangat keras dan mengejang, membuatnya kesulitan duduk dengan nyaman.

"Halo, katakan!"

"Ulur waktu aku akan segera kesana."

****

Kemarin malam setelah mengangkat telfon Ryuji tidak kembali kerumah entah pergi kemana pria tampan itu membuat Safira berfikir tak karuan.

"nyonya Mo...aku akan menjemput sahabatku di bandara bersama Yurin tolong siapkan makanan untuk menjamunya" titah Safira sambil berlalu

Sejenak Safira melupakan suaminya dan fokus pada kedatangan sahabatnya yang sudah hampir enam bulan ini tak ia jumpai.

"Safira...."

"Silvi ...."

kedua sahabat itu berpelukan tertawa terbahak semua orang menatap ke arah Safira dan Silvi.

Yurin mendekat dan berbisik pada istri bosnya.

"nyonya saya harap nyonya bisa mengendalikan diri, semua orang sedang melihat kita sekarang."

mata Safira terbelalak "oh ya... aduh maaf maaf." Safira menarik kuat tubuh Silvi agar berjalan cepat menuju mobil Safira.

Setelah memasuki Mobil Safira bertanya pada sahabatnya itu mengapa ia menariknya seperti itu dan mengapa orang- orang di bandara menatap aneh ke arah mereka.

"Sudahlah jangan tanya.!"

"Tidak !!! aku terlanjur penasaran jadi lebih baik jawab aku.!" titah Silvi

Safira melipat tanganya di dada dan memalingkan wajahnya dari Silvi

"Aaah sikapmu semakin membuatku bingung, eh kamu cepat ceritakan padaku." perintah Silvi pada Yurin

Yurin melihat ke arah Safira

" sudahlah ceritakan saja, jangan buat buaya putih ini mencari tahu dengan caranya bisa semakin kacau nanti." kata Safira memberikan ijin.

Yurin menceritakan setiap kejadian yang dilakukan oleh safira kemarin sore di sebuah mall yang baru saja di ambil alih Ryuji

"....dan seluruh media saat ini membicarakan kejadian itu, banyak artikel dimuat lengkap dengan vidio dan foto nyonya dan tuan yang mengatakan bahwa Tuan Tanaka adalah si Macan hutan yang takut dengan eraman kucing betina."

"Ha.....ha....ha.... wah wah kamu sudah jatuh cinta sama Ryuji sekarang?" Silvi tertawa terbahak mendengar kisah Yurin dia tak pernah menyangka Safira akan benar- benar jatuh cinta pada Ryuji mengingat dulu betapa sahabatnya itu membenci suaminya.

Percakapan mereka masih berlanjut hingga mereka tiba dirumah Safira mencari Ryuji tapi tak ditemukanya, wajahnya jadi sedikit murung.

"Kenapa wajahmu???"

"hmmmm gak pa pa..."

"Baiklah ceritakan padaku bagaimana bisa jatuh cinta padanya." silvi menatap Safira dengan penuh rasa penasaran.

"Hmmmm sejak aku tahu dia adalah pria yang hangat, lembut, perhatian dan sangat mencintaiku" Safira tersenyum mengisahkan suaminya pada Silvi sahabatnya

"Apaa??? Ryuji?? hangat, lembut perhatian??? kamu serius???" Silvi menengadahkan tanganya dan memelototkan matanya tak percaya

"Silvi dia hampir gulung tikar untuk menyelamatkan perusahaanku, dia juga pernah digebukin mafia tapi dia malah milih menyembunyikan itu dari aku, saat aku di culik dia menghempaskan sepuluh preman bertubuh besar itu seorang diri dan dengan tangan kosong." Safira melihat kearah taman belakang rumah Ryuji dari ruang tengah rumah mewah itu sembari membayangkan betapa heroicnya Ryuji

"Safira??? kamu gak sedang ceritain drama korea ke aku kan??" Safira menarik satu alisnya ke atas dan menyeringai curiga

"hmmmm tadi tanya sekarang dijawab malah gitu..." Safira memalingkan wajahnya dan bergumam dengan dirinya sendiri mengeluhkan sahabatnya.

"oke oke aku percaya trus apa lagi??"

"tau gak Ferdinan ada di Jepang minggu lalu, dia berusaha melecehkan ku saat kami berada di sebuah pesta, tapi beruntungnya aku memiliki suami yang sangat mencintaiku dia menghajar bajingan tengik itu hingga terperosok ke lantai." Safira menggerakan tangan kanan dan kirinya memperagakan bagaimana Ryuji menyelamatkanya.

"jadi..... kamu benar- benar sudah mencintainya??"

wajah Safira memerah seperti buah stoberi segar yang baru saja di petik dari kebun, dia mulai gugup dan dengan berusaha bersikap tenang mengatakan "Entah lah aku belum tau... yang jelas aku tak mau dia didekati wanita asing terlebih si Ayumi."

"cieeee yang mulai jatuh cinta sama suami..... tunggu kamu sudah melakukan itu???" Mata Silvi tiba - tiba mengintimidasi Safira

wajah safira semakin merah menyala dia juga memainkan jemarinya tanpa mengeluarkan sepatah katapun

" jadi sudah??? waaaah gimana rasanya ceritain dikit lah Safira...."

Silvi memasang wajah penasaran sekaligus wajah mengintrogasi secara bersamaan, dia mendekatkan wajahnya tanda ketertarikanya tentang oembicaraan ini sangat luar biasa.

"Hmmm tidak sampai semua, kita belum menyelesaikanya."

"hah??? maksudmu??" wajah Silvi kecewa

"Kami hanya melakukan setengahnya belum benar- benar melakukanya." Safira cemberut dan menutup wajahnya dengan kedua tanganya.

"Kenapa???? apa karena rumor masa lalumu??? apa dia tidak mempercaimu??" Silvi kembali mengintrogasi sahabatnya

"Tidak dia menerimaku, tapi aku masih takut. aku takut malam itu aku benar benar melakukanya dan aku takut Ryuji kecewa padaku " Safira memasang wajah memelas dan memeluk silvi

"Dasar bodoh!... kamu bilang dia menerimamu kenapa kamu takut?" Silvi mendorong kepala sahabatnya itu dengan jari telunjuknya.

"Safira aku gak mau tau selesaikan itu malam ini, kemudia ceritakan padaku rasanya ajari aku beberapa pose yang nyaman." mata genit Silvi menggoda Safira

"Dasar... mesum... kamu mau sahabatmu jadi kelinci percobaan??? lagian dari semalem Ryu belum pulang bagaimana bisa menyelesaikanya?" wanita ini seperti merpati yang sangat sulit ditangkap tapi setelah tertangkap dia yang akan mengikuti kemana sang jantan berada. nalurinya yang merasakan kenikmatan saat disentuh Ryuji membuatnya terperangkap di sebuah rasa dahaga yang tak terpuaskan dengan tetesan embun dan hanya belaian Ryujilah penawar dahaga itu.

"Kenapa??? kemana suamimu itu??"

"gak tahu.... kemarin dia meminta ijinku untuk menyelesaikanya tapi karena aku takut aku menolaknya, tak lama ada panggilan telepon di HaPenya kemudia dia pergi tanpa mengatakan apapun" Safira muram dengan bibir yang semakin monyong

"Kenapa mendengarnya seperti kamu wanita jalanan yang sedang memuaskan nafsunya?? setelah pakai langsung tinggal." tanpa sadar perkataan Silvi telah membuat Sahabatnya naik pitam, Safira mengacak acak rambut sahabatnya itu dan mencubiti tanganya.

"sudah.... sudah... hentikan.... lagipula siapa tahu dia kecewa karena kamu tidak bisa memenuhi hasratnya menyiksanya setelah dia mencicipi sedikit, seperti orang kesedak! sudah dapat dipastikan dia sangat kecewa..." Silvi menyipitkanatanya sambil meramalkan apa yang terjadi

"trus apa yang biasanya di lakukan laki laki kalau dia kecewa begitu?" Safira menggenggam tangan silvi meminta petunjuk

"Apalagi??? ya cari orang yang bisa memuaskan hasratnya lah!"

"huaaaaaaa beneran gitu....???aku harus gimana silvi???" Safira kembali dengan sikap kekanak- kanakanya dia menangis meraung dan menggoyang goyangkan tubuh Silvi dengan kuat.

"Ketika dia pulang selesaikan yang belum kamu selesaikan, sebelum dia terlanjur keenakan dengan servis orang lain"

mendengar kata sahabatnya itu Safira semakin keras nangisnya sambil mengangukkan kepalanya tanda setuju.