webnovel

Sidang Part 1

"Tapi Dad-" ucap Kinan terhenti ketika mendapat tatapan tajam dari sang Daddy.

Kenzo yang mendengar ucapan Daddy Heri Langsung protes, karena dia tidak bisa bertemu dengan monster betinanya.

"Uncle, kenapa harus Kinan juga? Nanti kalau aku kangen sama monster betinaku bagaimana?" celetuk Kenzo yang Langsung mendapat tendangan dari Kinan.

"Au, honey. Kau kasar sekali," ucap Kenzo. yang meringis kesakitan.

"Monster betina," ucap semua orang yang ada disitu kecuali Ara,Kinan dan Yasmin.

Kenzo pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal, karena sudah salah menyebut nama kekasih hatinya. Memang benar Kinan itu seperti monster betina bagi dirinya.

"Monster betina itu Kak Kinan, Mom," sahut Yasmin.

Kinan menepuk keningnya dia gemas dengan adiknya yang lemot dan polos itu.

"Kenzo, sudah berapa lama Kinan bekerja di Perusahaan?" tanya Mr. Aberto.

"Su-sudah lama Dad, tapi aku baru tahu saat adik ipar di bully," ucap Kenzo.

"Baiklah, besok kalian harus menikah," ucap Mr. Aberto.

"Tidak!" teriak Kinan

"Iya," ucap Kenzo.

Yasmin tertawa terbahak-bahak ketika melihat kakak dan calon kakak iparnya kompak, Ara Langsung mencubit Yasmin karena tertawa tanpa melihat situasi.

"Mom, Kak Ara nakal," adu Yasmin.

"Bayi dugong, diamlah!" teriak Kinan dan Ara secara bersamaan.

"Oke-oke," ucap Yasmin nyengir.

Sebenarnya mereka tidak marah dengan Ara, Kinan dan Yasmin. Tapi Daddy Heri sengaja mengerjai ketiga putrinya yang tidak punya akhlak itu.

"Daddy, kami minta maaf," ucap Ara.

"Apa kalian tahu bagaimana khawatirnya Daddy sama Mommy?" tanya Daddy Heri.

"Kami tahu Daddy sama Mom pasti khawatir, tapi kami tidak mau dijodohkan dengan om-om bangkotan," sela Kinan.

"Honey, jangan sembarangan aku masih tampan dan perkasa begini kau bilang om-om," ucap Kenzo yang tidak terima dengan ucapan Kinan.

Kinan sangat gemas dengan Kenzo, sedangkan Ara hanya terkikik melihat wajah merah Kinan yang menahan amarahnya.

"Raksasa, diamlah! Aku sedang bicara sama Daddyku!" teriak Kinan.

"Kinan Aurelie Pratama, rendahkan nada bicaramu," ucap Daddy Heri.

"Tapi Dad, Kenzo sangat menyebalkan," ucap Kinan.

"Daddy, Mommy. Kapan kita disuruh duduk Yasmin sudah lelah Dad," ucap Yasmin dengan wajah memelas.

"Sini sayang, duduk di samping Mom," ucap Mom Jia menyuruh ketiga putrinya untuk duduk.

Yasmin pun duduk dengan riang di samping Mom kesayangannya. Ara dan Kinan juga mengekor untuk duduk.

"Ken, Daddy lihat mansion mu ini tak ada perubahan apapun," ucap Mr. Aberto sambil menatap sekeliling.

Kenzo langsung tergagap karena ia tak pernah berbohong sebelumnya. Sedang daddynya masih terus menunggu penjelasan dari Kenzo.

Kenzo melirik Kinan meminta bantuan namun Kinan sengaja pura-pura tak melihat Kenzo.

"Ah- , anu Dad. Itu- itu,"

"Sudahlah, pasti kamu berbohong untuk menyembunyikan menantu Daddy," ucap Mr. Aberto memotong ucapan Kenzo yang pasti hanya alasan.

"Dad, masa Yasmin dijadikan budak sama dosen killer Yasmin," adu Yasmin dengan merengek mengalihkan perhatian semua orang.

"Kamu kuliah dimana sayang?" tanya Mrs. Wijaya.

"Auntie, tentu saja Yasmin kuliah di kampus bukan di proyek. Kalau di proyek berarti Yasmin kuli bukan sedang kuliah," jawab Yasmin seadanya.

Kinan yang duduk di sebelah Yasmin langsung menjitak kepala adiknya yang begitu lemot dan bodoh.

"Bayi dugong, otakmu konslet abis minum?" tanya Mom Jia sambil menyikut Yasmin.

"Ya salam, Yasmin ini menggemaskan sekali. Coba saya putraku di sini melihatnya," jawab Mrs. Wijaya sambil tertawa pelan.

"Bukankah putramu tinggal di kota ini juga? Kenapa tidak kalian panggil saja kemari? Biar Yasmin sekalian ketemu calon suaminya," ucap Mrs. Anderson dengan senang.

Mrs. Wijaya yang baru menyadarinya langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi putra menyebalkannya.

"Hei, putra dinginmu yang kau import dari Antartika juga kenapa tidak sekalian saja dipanggil," ucap Mom Jia.

"Ya salam, benar juga. Kenapa aku melupakannya. Putraku yang malang," ucap Mrs. Anderson dengan terburu-buru mencari ponselnya di dalam tas.

Ara, Kinan dan Yasmin hanya menggelengkan kepala heran melihat kedua Auntie mereka yang begitu bersemangat.

"Honey, aku haus," ucap Kenzo.

"Baiklah, Aku akan membuatkan kalian minuman dulu," ucap Kinan.

"Ara juga mau bantuin Kinan," sahut Ara.

Ara dan Kinan pun berdiri lalu menuju ke dapur, sedangkan Mr. Aberto dan Daddy Heri menatap Kenzo heran.

"Ken, kau apakan putri Uncle sampai dia nurut begitu?" tanya Daddy Heri dengan tatapan menyelidik.

"Monster betina eh, maksudnya Kinan sedang belajar jadi istri yang baik dan nurut sama suami," ucap Kenzo asal.

"Benarkah itu," sela Mr. Aberto.

"Benar Daddy, masa Daddy tidak percaya sama anak sendiri," ucap Kenzo.

"Daddy tidak akan tertipu lagi dengan ucapanmu itu Kenzo," ucap Mr. Aberto.

Baru saja Kenzo mau menjawab tiba-tiba seorang pria datang, Ia seperti pernah bertemu tapi entah dimana.

"Selamat sore!" sapa Keenan.

"Sore!" ucap semua orang yang ada disitu kecuali Yasmin dia sedang asyik tidur di pangkuan Mom Jia.

"Kau sudah datang sayang," ucap Mrs. Andersson.

"Ada apa Mom menyuruhku datang kesini," ucap Keenan dengan wajah datarnya.

"Duduk dulu sayang," ucap Mrs.Anderson.

Keenan pun menuruti ucapan dari Mommynya, padahal dia ada janji dengan rekan kerjanya. Dan dia juga bingung kenapa dia disuruh datang ke Mansion orang lain.

"Kau kan yang menabrak Kakak ipar saya," ucap Kenzo yang baru ingat.

"Anda," ucap Keenan.

"Ya saya Kenzo Junior Aberto, pria paling tampan sedunia," ucap Kenzo dengan percaya diri.

Mr. Aberto menjitak kepala putranya yang sok ganteng itu, dia heran kenapa Kenzo bisa meniru sifatnya saat masih muda.

"Dad, kau menyakiti putraku," ucap Mrs. Aberto.

"Baby, putra kita sangat nakal," ucap Mr.Aberto.

Saat Mr. Aberto dan Mrs. Aberto debat Kinan pun datang dengan membawa minuman, Kenzo pun membantu kekasihnya untuk meletakkan minuman nya di meja.

"Honey, terima kasih," bisik Kenzo.

"Sama-sama, honey," balas Kinan.

"Ehem," Daddy Heri dan Mr. Aberto berdehem membuat Kinan dan Kenzo gelagapan.

Ara yang baru saja datang terbelalak melihat seseorang yang baru datang itu.

"Beruang kutub," celetuk Ara.

"Kucing kecil," celetuk Keenan bersamaan dengan Ara, membuat semua yang ada di ruangan itu heran. Sedangkan Kinan dan Yasmin hanya menepuk dahinya.

"Ha? Beruang kutub? Kucing kecil?" tanya semua orang membuat Ara dan Keenan terdiam.

"Keenan duduklah, itu putri sulung Uncle, calon istrimu," ucap Daddy Heri.

"What?" kaget Ara dan Keenan, sedangkan Yasmin terbahak melihat kakak galaknya yang akan dijodohkan dengan beruang kutub.

"Diamlah bayi dugong." Ara melotot ke arah Yasmin.

"Astaga, kalian kenapa bisa saling kenal?" Daddy Heri memijat pelipisnya.

"Boy? Bisa jelaskan ke Mommy?" ucap Mrs. Anderson.

"Kucing kecil, eh Ara dan adik-adiknya ini owner toko kue yang sering kita kunjungi," ucap Keenan membuat semua ternganga.

"Sudah kuduga, kue itu tidak asing dengan resep keluarga kita, Dad. Kalian itu nakal sekali," ucap Mom Jia membuat ketiga putrinya nyengir.

Tak lama, seseorang datang membuat Yasmin terkejut, "Astaga kenapa ada pembunuh berantai di sini," celetuk Yasmin.

"Pembunuh berantai?" lagi-lagi semua dibuat heran dengan panggilan yang terlontar dari tiga gadis itu.

"Kelinci kecil?" ucap Darren.

"Kelinci kecil siapa lagi, ya salam." Semuanya ikut pusing dengan panggilan aneh itu.

"Ada apa, Mom?" tanya Darren seraya duduk di samping Mrs. Wijaya.

"Auntie, dia dosen killer itu," rengek Yasmin.

"Astagah, lama-lama aku lem mulutmu bayi dugong," kesal Kinan melihat Yasmin yang terlalu polos.

"Minta dibuang ke laut," ucap Ara.

"Mom, Dad, lihatlah Kak Ara dan Kak Kinan selalu membullyku," rengek Yasmin membuat Ara dan Kinan mencibir.

"Setelah ini kalian harus menjelaskan semuanya. Tak boleh Ada yang terlewat. Kalian mengerti, girls?" tegas Daddy Heri membuat ketiga putrinya mengangguk patuh.