webnovel

Jalan-jalan (Part 3)

Setibanya di lobby, mereka memutuskan untuk pergi ke taman bermain. Menikmati waktu kebersamaan mereka yang jarang ada karena Kinan yang sibuk dengan pekerjaannya di kantor.

Mereka pun bergegas menuju halter dan tak berselang lama, busway yang mereka tunggu datang.

"Udah, jangan cemberut lagi. Nanti kamu boleh main sepuasnya. Iya kan Kak Ara?" bujuk Kinan pada Yasmin yang masih terlihat murung.

"Mm, tentu saja. Yasmin boleh main sepuasnya asal bukan roller coaster," timpal Ara.

Kanan langsung mencubit Ara karena Kinan tau Yasmin paling suka naik roller coaster.

"Aw! Sakit ih Dek," teriak Ara pelan.

Akhirnya, Kinan dan Ara malah saling cubit dan menyalahkan hingga lupa menghibur Yasmin.

"Ish! Punya Kakak ga ada akhlak semua. Adeknya lagi sedih bukannya dihibur malah ditinggal berantem," ucap Yasmin kesal.

"Hei bayi dugong laknat, kami kan dari tadi membujukmu. Kamu saja yang tuli," balas Kinan tak mau kalah.

Yasmin pun memalingkan wajah menatap keluar jendela busway menikmati jalanan yang ramai. Namun, tiba-tiba matanya berbinar menatap kelap-kelip lampu warna-warni yang begitu terang dari kejauhan. Sedang Kinan dan Ara hanya tersenyum bahagia melihat Yasmin yang tampak senang meski hanya dari sorot matanya.

"Kak, kita mau main disana?" tanya Yasmin bersemangat.

"Tidak. Bukankah kamu tadi masih marah," jawab Ara pura-pura kesal.

"Makannya, jangan suka durhaka sama Kakak," sambung Kinan sambil menoyor kepala Yasmin.

Setelah turun dari busway, Yasmin langsung berlari masuk menuju loket tak sabaran. Juga sesekali berbalik melambai pada Ara dan Kinan agar cepat menyusulnya.

"Kak, ayo buruaaaan!" seru Yasmin dengan suaranya yang terdengar begitu gembira.

"Astagaah, bayi dugong cepet amat jalannya kek kilat," gerutu Ara saat melihat adiknya sudah berada jauh darinya. Namun, dalam hati dia sangat senang melihat Yasmin bisa tersenyum bahkan tertawa lagi.

Kinan hanya menggerutu kesal, "Pelan-pelan bayi dugong, yaelah takut amat nggak kebagian tiket. Adik Kakak tuh."

"Adik kamu juga kalo kamu lupa." Ara menoyor kepala Kinan, sedangkan Kinan hanya cengengesan.

Sesampainya di loket, Yasmin mencoba beberapa permainan bersama Kinan. Ara jangan tanyakan, dia lebih memilih makan es krim lagi sambil menunggu adiknya bermain.

Dari kejauhan, dia melihat Yasmin dan Kinan berjalan ke arahnya, entah ada angin apa mereka berdua tersenyum menunjukkan wajah imut mereka.

"Ada apa?" tanya Ara.

"Nggak apa-apa, kami cuma-," Kinan dan Yasmin langsung menarik tangan Ara menuju permainan roller coaster.

"Hei, adik laknat mau ke mana? Ish nggak usah tarik-tarik."

"Jangan banyak tanya, Kak. Ikut kami aja, ya kan Kak kinan?" keduanya saling memberi kode lewat tatapan mata.

"Astaga roller coaster," pekik Ara, dia paling benci permainan ini. Sebab dia takut ketinggian. Dulu pernah beberapa kali dia naik ini, tapi ujung-ujungnya dia pusing dan mual meski hanya sebentar.

"Ayolah Kak, bikin kita seneng gitu," rayu Kinan. Ide jahil kedua adiknya itu tak mampu Ara tolak, sebab dia juga ingin melihat adiknya senang.

"Dasar."

Tibalah mereka di antrean permainan ini. Ara sudah cemas melihat permainan itu yang tengah bergerak ke atas dan bawah dengan sangat cepat. Berkali-kali dia menghela napas, mencoba menenangkan diri.

"Santai saja Kakak, kan ada kita," ucap Kinan sembari menahan tawa, Ara hanya mencebik.

"Awas kalian ya, habis ini traktir Kakak makan. Titik." ucap Ara.

"Tenang aja, aku akan mentraktir makanan yang kakak mau," ucap Kinan dengan santainya.

"Dasar, adek durhakim." gerutu Ara dengan wajah yang cemas.

Memang Ara takut akan ketinggian beda lagi dengan kedua adiknya, Kinan dan Yasmin begitu aktif kalau sudah menyangkut dengan wahana permainan.

Saat rollercoaster berhenti Ara menghela nafas panjangnya, sedangkan kedua adiknya masih semangat. Akan tetapi saat ingin pindah ke wahana lain, Kenzo datang dengan wajah datarnya.

"Pak Kenzo!" pekik Kinan.

Ara dan Yasmin pun menatap bingung dengan sikap Kenzo dan Kinan, sedangkan Kinan heran kenapa Kenzo bisa tahu kalau dia sedang berada di wahana permainan.

"Honey, kenapa kau tidak membalas chat ku," ucap Kenzo dengan tatapan mengintimidasi.

"Tadi saya sedang dijalan, Bapak ngapain ada disini?" ucap Kinan.

"Sudah aku bilang jangan panggil aku Bapak, aku masih muda honey," ucap Kenzo.

Kinan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia bingung harus bagaimana lagi menghadapi Kenzo. Padahal dia bukan siapa-siapanya, tapi kenapa malah Kenzo begitu sangat posesif.

Karena giliran Ara Kinan dan Yasmin untuk naik roller coaster, mereka berlalu meninggalkan Kenzo begitu saja. Apalagi Yasmin sudah menarik kedua kakaknya dengan tak sabaran.

"Kak, ayoooo. Nanti kita ketinggalan," paksa Yasmin pada kedua kakaknya.

"Iya Dek iya, sabar," jawab Kinan sambil menahan Yasmin yang sudah menarik-narik lengannya.

Kenzo yang takut ketinggian gusar, ingin mengikuti Kinan namun dirinya Tak berani naik roller coaster.setwlah terdiam cukup lama, mengumpulkan keberanian demi kekasih hatinya Kenzo memberanikan diri melangkah masuk ke bangku di samping Kinan.

Kenzo memasang tampang cool-nya agar tak mempermalukan diri sendiri di depan Kinan. Sedang Kinan hanya fokus pada kedua saudarinya.

Roller coaster yang mulai berjalan mengubah ekspresi Kenzo yang tadinya cool menjadi gelisah dan panik.

Kinan yang menyadari hal itu langsung bertanya, "permisi, apa anda masihlah orang yang saya kenal?"

Kenzo pun menoleh berpura-pura baik-baik saja namun gagal setelah melihat jalur roller coaster yang begitu meliuk-liuk di depan matanya.

Tak berapa lama, Kinan tertawa melihat raut pasi Kenzo hingga semua mata di sekitarnya menatap Kinan lantaran permainan roller coaster itu belum mencapai titik yang menyenangkan.

Beberapa menit kemudian, mereka berada di titik menegangkan yaitu berada di paling atas. Raut muka Kenzo pucat pasi, dia sangat takut. Jangan lupakan Ara yang sudah ingin pingsan berada di ketinggian ini. Kinan dan Yasmin tertawa hingga terbahak melihat keduanya ketakutan.

"Astaga, tau gini nggak ikut main," ucap Kenzo dengan gemetar. Kini mereka sudah turun dari roller coaster.

"Anda penakut, ya," ledek Kinan, buru-buru Kenzo mengubah ekspresinya menjadi lebih cool padahal dia masih gemeteran.

"Dasar adik-adik laknat." Ara berjalan sempoyongan, sebab dia sangat takut saat main wahana ini. Kinan dan Yasmin tampak menahan tawa melihat singa betina lemah lunglai.

"Kalo bukan kesukaan bayi dugong udah aku suruh Dad tutup wahana ini," gerutu Ara.

"Ya janganlah Kak," protes Yasmin sembari tertawa kecil.

"Yaudah kita duduk di sana, Kenzo berat banget ish," gerutu Kinan saat membantu Kenzo berjalan.

Bruk.

Hampir saja Ara ambruk kalau Keenan tidak datang tepat waktu, "Kalo nggak bisa naik wahana itu, ngapain naik?" ucap Keenan dengan nada meledek.

"Beruang kutub ngapain di sini?" tanya Ara kikuk.

"Ups, ada beruang kutub. Kakak bantuin Kak Ara duduk di sana ya," pinta Yasmin berlalu begitu saja.

"Dasar bayi dogong." Ara menggerutu melihat adiknya berlalu, tapi dia senang melihat Yasmin kembali ceria. Meski permainan yang sederhana, tapi itu lebih baik karena bisa mengembalikan keceriaan Yasmin.

Saat ini, mereka duduk di bangku sekitar area taman bermain. Istirahat sebentar tidak masalah, sebelum menguras dompet dengan membeli makanan.

Setelah puas bermain, mereka pulang sebab hari sudah sore. Ketiga gadis itu diantar pulang oleh Kenzo setelah perdebatannya dengan Keenan.