webnovel

Terbully

Pagi-pagi sekali Yasmin terbangun dari tidurnya.

"Astagah, jam berapa ini?" Yasmin langsung melihat jam di dindingnya, terlihat sudah pukul 05.30 WIB. Sontak saja dia langsung lari ke kamar mandi. Dia harus sampai di kampus sebelum jam tujuh pagi.

Ara sudah berada di dapur, dia memasak untuk sarapannya dengan kedua adiknya. Sebenarnya Ara baru bangun jam lima pagi tadi, dia tertidur setelah sholat shubuh. Kinan, jangan ditanya, dia masih berada di gulungan selimut. Katanya dia ingin berangkat jam delapan pagi saja.

Pukul 06.00 Makanan sudah tersaji di atas meja. Yasmin sudah siap berangkat ke kampus. Kinan tengah bersiap untuk mandi, sedangkan Ara dia sudah selesai mandi.

"Tumben bayi dugong udah siap?" celetuk Kinan saat melihat adiknya akan berangkat ke kampus pagi-pagi.

"Iya, bayi dugong kesayangan harus berangkat pagi, jam 7 harus sampai di kampus. Menyebalkan," gerutu Yasmin.

"Kamu bawa bekal gih, jangan sampai nggak sarapan. Ambil sendiri ya," ucap Ara.

"Siap, Kakakku yang galak." Ara melotot, buru-buru Yasmin berlari ke dapur.

Setelah berpamitan dengan kedua kakaknya, Yasmin segera berangkat ke kampus sendiri. Iya, dia sudah berani berangkat sendirian. Dia tidak mau merepotkan kakaknya terus-menerus.

Sesampainya di kampus, ada yang aneh dengan keadaan di sana. Pandangan mata semua orang tertuju padanya. Ada apa sebenarnya yang terjadi.

Memilih abai, tetapi makin lama semakin membuatnya kesal. Tatapan meremehkan dari para mahasiswa membuatnya risih.

"Ada apa sih? Aneh sekali," gumam Yasmin.

Yasmin yang masih merasa bingung dengan situasi disekelilingnya pun terhenti oleh beberapa mahasiswi yang berdiri menghalangi jalannya.

"Oh, jadi ini yang lagi hangat itu," celetuk salah satu dari mereka dengan memandang rendah.

"Gimana? Mr. Darren puas nggak? Semalam dibayar berapa?" tanya mereka bergantian membuat Yasmin semakin bingung.

"Ma-maksud kalian apa? Juga ada apa dengan semua orang hari ini?" tanya Yasmin.

"Aduh guys! Ada jalang yang pura-pura polos nih," ucap salah satu dari mereka.

"Tampilannya aja sok alim, pake cadar. Tapi dibelakang uuuu, kalian tau sendiri lah," sambung mereka.

Sontak, semua orang yang ada di koridor menatap Yasmin merendahkan sambil tertawa, bersorak, bahkan ada beberapa yang melempari Yasmin dengan bola kertas, sampah, juga telur.

Yasmin yang tak terima dengan perlakuan itu berusaha menjelaskan. Apalagi Yasmin tak tahu betul duduk perkara yang menyangkut dirinya itu.

"Hei! Kalian ini anak kecil kah! Ah, sepertinya kalian memang anak TK yang masih perlu belajar etika," ucap Yasmin didepan kekacauan itu.

"Dasar munafik! Kau merayu Mr. Darren bukan! Jujur saja," sahut salah satu dari mereka menuduh.

"Oh, jadi ini permasalahannya. Baiklah, aku pergi saja. Aku tak perlu menjelaskan apapun soal Mr. Darren yang sudah kalian kenal baik itu dibanding aku yang mahasiswi pindahan ini," jawab Yasmin bodo amat.

"Hei, jalang! Urusan kita belum selesai," teriak salah satu mahasiswi yang menjadi provokator.

Yasmin berlalu pergi dengan tenang menuju kamar mandi. Membersihkan bagian pakaiannya yang kotor. Meski Yasmin terlihat tenang dan baik-baik saja, jauh didalam hatinya ia terluka begitu hebatnya. Namun, ia harus menyembunyikannya agar tak di remehkan orang lain jika dirinya terlihat lemah.

"Hah, apa salahku sebenarnya," tanya Yasmin pada pantulan dirinya di cermin.

Melihat dirinya yang berantakan membuat dirinya menghela napas berat. Menepuk bahunya berusaha tegar. Sambil menguatkan hati untuk menjalani kehidupannya di kampus hari ini dan hari-hari berikutnya.

Jadwal Yasmin yang cukup padat hari ini pun sudah memusingkan Yasmin dan di tambah juga gosip yang beredar tentang dirinya. Benar-benar membuat Yasmin sangat kelelahan. Bahkan sepertinya pihak kampus sudah tahu tentang gosip miring tentang dirinya dan Mr. Darren.

"Permisi, saya mencari Kaprodi. Apa beliau di ruangan?" tanya Yasmin pada pegawai TU fakultas.

"Ah, beliau sedang tidak hadir. Apa ada pesan yang mau disampaikan?" tanya pegawai TU.

"Ah, tidak. Terima kasih. Kalau begitu saya permisi."

Disepanjang koridor, Yasmin masih mendapat tatapan jijik dan merendahkan juga mereka menatap sambil berbisik-bisik. Yasmin pun merasa tak nyaman, namun ia harus tetap menegakkan kepalanya karena memang ia tak bersalah sedikitpun.

"Persetan dengan kalian semua, aku lebih takut jika Kak Ara dan Kak Kinan kecewa hanya karena masalah sepele seperti ini," batin Yasmin.

Yasmin yang takut jika dirinya dikeluarkan dari kampus pun nekat menemui pimpinan kampus secara langsung. Juga, Yasmin tak mau jika Mr. Darren terseret dalam masalah ini.

Dan untunglah, beliau sedang ada di tempat dan bisa ditemui.

Tok tok tok..

"Permi-si Sir," ucap Yasmin terpenggal karena terkejut dengan sosok yang ada di ruangan tersebut.

"Ya," Darren mendongakan kepalanya namun dia juga terkejut jika yang masuk ke ruangannya adalah Yasmin.

"Maaf sir, sa-saya salah masuk ruangan," ucap Yasmin kemudian menutup pintunya kembali.

Darren yang melihat penampilan acak-acakan Yasmin membuat dia curiga, ia akan mencari tahu apa yang sudah terjadi. Sedangkan, Yasmin berjalan dengan gontai menuju ke kelasnya.

"Mom, Dad. Aku merindukanmu! Baru kali ini Yasmin di katain wanita malam," gumam Yasmin yang menangis sesegukan di bangku taman kampus.

Karna dia takut masuk ke kelasnya lagi dan dia juga malas berdebat dengan para teman-temannya. Sedangkan, di kantor Kinan merasa gusar entah kenapa dia terus kepikiran dengan bayi dugongnya itu.

Kenzo yang melihat Kinan gusar pun langsung menghampiri kekasih hati nya.

"Kamu kenapa honey?" tanya Kenzo.

"Tidak Ken, aku hanya kepikiran dengan adikku saja," jawab Kinan yang belum sadar jika dia duduk bersama dengan Kenzo.

"Memangnya adik kamu lagi sakit kah," ucap Kenzo.

"Tidak, aku hanya khawatir saja. Aku merasa kalau sudah terjadi apa-apa dengan adikku," ucap Kinan.

"Kalau begitu kamu pergi saja ke kampus pastikan keadaan adikmu baik-baik saja," ucap Kenzo.

"Apa kau mengizinkan aku?" tanya Kinan.

"Of course, pergilah tapi tetap aku yang mengantarkan kamu ke sana," jawab Kenzo.

"Why?" tanya Kinan lagi.

"Karena aku tidak mau ada yang merayu atau menatap kamu, karena hanya aku yang boleh melakukan itu semua," ucap Kenzo dengan santai.

Karna tidak mau berdebat Kinan pun mengangguk, Kenzo yang melihat itu langsung tersenyum. Kemudian mereka berangkat menuju ke kampus dimana Yasmin kuliah.

25 menit mereka sampai di kampus, Kinan dan Kenzo langsung turun dan masuk ke dalam. Mereka menuju ke kelas Yasmin, banyak mahasiswa yang menatap kagum Kenzo, karna memang Kenzo memiliki paras yang sempurna.

Sesampainya di kelas Yasmin, Kinan pun mencari keberadaan adiknya tapi dia tidak menemukannya. Kemudian ada salah satu teman kelas Yasmin yang menghampiri Kinan.

"Maaf, Kakak ini pasti mencari Yasmin kan," ucap gadis yang bernampilan cupu.

"Iya, apa kau melihat Adikku?" tanya Kinan.

Gadis cupu itu pun menceritakan semua kejadian yang menimpa Yasmin, membuat Kinan geram tangannya pun mengepal.

Dia tidak terima jika adiknya di perlakuan seperti itu, Kenzo yang tahu kondisi saat ini langsung menyuruh gadis cupu itu pergi, daripada nanti ada singa yang mengamuk disitu.

"Honey, tahan emosi kamu. Biar aku yang mengurus masalah ini, aku akan mencari kampus terbaik untuk adik ipar," ucap Kenzo menenangkan Kinan.

"Enough, aku ingin mencari Yasmin dan memberi pelajaran siapa yang sudah berani membully adik dari seorang Kinan," ucap Kinan kemudian mencari keberadaan adiknya.