webnovel

Tiga Cinta Sama Sisi

Beni adalah mantan seorang forografer, studionya mengalami musibah kebakaran hebat, yang mengakibatkan usahanya bangkrut. Musibah itu memaksanya pulang dari perantauan, lalu kembali ke kota asalnya, meninggalkan cinta dan segala perjuangannya selama dikota kecil itu. Sekembalinya Beni di kota asalnya, ia bertemu dengan seseorang yang berhasil membuat hari-harinya kembali berwarna cerah. Perempuan itu adalah Bella, seorang vocalis band yang mempunyai karakter kuat. Dengan segudang harapan, ia berusaha untuk melanjutkan hidup dan melupakan kisah di masa lalunya. Tanpa diduga, wanita yang ia cintai di masa lalu itu kembali hadir disaat Beni baru saja menikahi Bella. Bayangan masa lalu kembali hadir. Mengembalikan trauma dan rasa sakitnya diwaktu itu. Bella Istrinya Beni itu baru menyadari, ternyata ia satu kampus dengan Icha, mantan kekasihnya di masa lalu. Mereka dipertemukan melalui sebuah projek pemotretan. Bella dan Icha semakin bertambah akrab, mereka saling menyukai satu sama lain. Melihat keakraban mereka, Beni merasa kikuk dan serba salah. Di suatu event musik, terjadi kejadian yang mengerikan. Bella terluka, hingga membuatnya terkapar di IGD. Ada satu permintaan Bella yang sangat mengejutkan, Beni sama sekali tidak menyangka istrinya itu meminta satu hal yang tidak masuk akal. Bagaimana ya kisah mereka selanjutnya?

elaangpraatamaa · Urbano
Classificações insuficientes
314 Chs

245

Sekarang, sudah beberapa hari ini entah kenapa akhir-akhir ini selera makanku bertambah hebat. Aku kini lebih sering melihat menu-menu makanan pada aplikasi ojek on-line, entah sadar atau tidak, seringkali jariku seakan terangsang untuk memesan beberapa menu makanan pada aplikasi tersebut.

Amelia yang memperhatikan perubahanku, terlihat sedikit khawatir. Siang itu, tiba-tiba dia mendatangi ruangan kerjaku dan memandangiku dengan heran, betapa lahapnya aku menyantap makanan-makanan yang menumpuk di meja kerjaku.

"Hey, kamu kesurupan apa? Makan sebanyak ini sendirian," ucap amelia heran. Amelia memang belum pernah melihatku makan sebanyak ini. Biasanya makanku biasa saja, normal. Tidak pernah sebanyak ini.

"Hehe, aku lapar mel." Jawabku sembari terus saja menyantap makanan itu dengan lahap.

"Lemes ya sering muntah, masih suka mual?" Lanjut Amel menanyakan kondisiku.

"Heem." Ucapku singkat sembari menganggukan kepalaku.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com