webnovel

Cerita Lagi

Claire terduduk di kasur kamarnya, sejak kemarin pulang dari pemakaman, Claire tidak melakukan apa pun juga.

Claire hanya menangis saja, harapannya untuk melihat senyum Pras tak akan pernah terwujud, Claire telah kehilang satu-satunya sosok yang paling mengerti dirinya.

Claire memikirkan seperti apa langkah hidupnya sekarang, Claire benar-benar tidak memiliki semangat lagi.

Bahkan pekerjaan dan mereka semua yang ada di kantor pun, tidak mampu mengembalikan semangat Claire.

Claire masih tetap pada keinginannya untuk menyusul Pras saja, Claire tak ingin hidup sekarang jika hanya sendiri.

Claire memejamkan matanya, mengingat malam kelam itu, dirinya dan Pras.

Claire ingat jelas semuanya, penderitaan Pras saat itu, pelukan itu dan .... ciuman itu.

Claire mengingat semuanya, pertama kali dan bahkan sekelompok orang gila itu tidak mencium Claire.

Mereka membiarkan Pras yang melakukannya lebih dulu, memaksa Pras melakukan hal itu padanya.

"Aaaaa ...."

Jerit Claire seraya mengacak semua yang ada didekatnya, Claire memeluk kakinya .... pahit sekali.

Hidup Claire harus sepahit ini, setelah kehilangan keluarganya, Claire juga harus kehilangan kehormatannya dan juga kehilangan Pras.

"Kembali Pras, aku minta kembali"

Ucap Claire nyaris tak terdengar, Claire menjambak rambutnya.

Putus asa .... Claire tidak bisa menerima semuanya.

"Claire, permisi"

Claire melirik pintu kamarnya, Claire mendengar suara itu dan mengenali suara itu.

Claire menggeleng .... tak peduli dengan siapa pun juga.

"Claire, kamu di dalam"

Claire kembali menggeleng dan menutup kedua telinganya, Claire tidak mau disalahkan lagi .... siapa pun tidak boleh menyalahkan Claire, karena Claire juga tidak ingin kehilangan Pras.

"Claire"

Claire mendengar pintu rumahnya yang dibuka, tapi Claire enggan menjawab setiap panggilannya.

"Claire"

Untuk apa .... untuk apa menemui Claire, biar saja Claire sendiri.

"Claire, maaf ya"

Claire melihat pintu kamarnya terbuka, Claire kembali memeluk kakinya dan menunduk ke lututnya.

Claire menangis semakin dalam, benar saja suara itu adalah milik papahnya Pras.

Wahyu datang ke rumah Claire sekarang, dan sudah berdiri dihadapan Claire.

"Claire"

Claire bergeser menjauh ketika Wahyu menyentuh pundaknya.

"Tidak perlu, Claire akan pergi dari sini, om tenang saja"

"Tidak, saya tidak ingin membicarakan itu, saya hanya ingin tahu ceritanya saja Claire"

Claire menggeleng, tidak ada yang akan Claire ceritakan pada Wahyu sekarang.

"Kita bisa bicara baik-baik"

"Tidak perlu, om tanyakan saja pada tante, Claire sudah ceritakan semuanya"

"Tidak bisa, tante hanya marah-marah saja Claire"

Claire menggeleng tak peduli, Claire lantas turun dan berlalu dari Wahyu.

"Claire .... Claire tunggu dulu, bukan seperti ini menyelesaikan masalah Claire"

Wahyu bergegas menghentikan Claire, bukan seperti itu .... Wahyu datang bukan untuk dihindari, tapi untuk bicara dengan baik dan benar.

"Diam dulu, kamu mau kemana"

Claire menepis tangan Wahyu yang hendak menariknya, tidak ada lagi yang harus disalahkan .... Claire tidak bersalah semua kejadian itu bukan keinginan Claire sedikit pun.

"Kita bicara baik-baik ..... ok tenang dulu, saya tidak akan marah sama kamu, saya hanya ingin cerita jelasnya saja, tolong kamu juga harus mengerti saya Claire"

Claire terdiam tak lagi bergerak atau pun menghindari Wahyu, Claire akan melihat apa benar Wahyu tidak akan sampai memakinya.

"Duduklah, jangan menghindar seperti itu"

Wahyu membawa Claire untuk kembali duduk, mereka memang harus bicara sekarang.

Kasusnya belum benar-benar terungkap dan Wahyu akan berusaha membantu untuk hal lainnya.

"Bicaralah sekarang"

Claire tak menjawab, Claire ingin melupakan semuanya tapi kenapa justru harus terus mengingatnya.

"Bicara Claire, ceritakan semuanya dengan jelas"

Claire lagi-lagi menggeleng tak ingin berbicara apa pun juga, Claire lebih baik diusir saja langsung dari pada harus dimaki nantinya.

"Kamu tidak mau memberi tahu saya tentang apa yang menimpa putra saya, Claire kamu mengakui kalau semua itu adalah kesalahan kamu"

Claire terdiam, kalau pun memang Claire tidak mau disalakan .... apa mereka tidak akan menyalahkan Claire.

"Jawab Claire, kamu jangan buat saya marah juga sama kamu"

"Om marah saja, kalau memang harus marah"

"Saya tidak ingin marah, saya hanya ingin kamu cerita saja tentang semuanya, kenapa kamu diam saja sejak tadi"

"Aku gak mau cerita apa pun"

"Kenapa .... kamu sudah bisa mengakui kesalahan kamu"

"Tidak, aku tidak pernah menginginkan semua ini, Pras sama berharganya untuk ku seperti untuk kalian"

"Kalau begitu ceritakan semuanya sekarang"

"Apa om, aku udah ceritakan semuanya sama tante, gak ada lagi"

"Ya kamu ceritakan apa yang kamu ceritakan pada istri saya"

Claire terdiam, apa susahnya kalau Wahyu bertanya saja pada Tina.

Bukankah Claire sudah sangat jelas menceritakan kejadiannya, dari awal sampai akhir Tina sudah mengetahuinya.

"Bicara Claire"

"Tapi setelah ini, aku tidak mau lagi ditanya, kalian bisa menganggap ku bersalah jadi jangan lagi menemui ku"

Wahyu mengernyit, kenapa wanita itu malah berkata seperti itu.

Lalu akan kemana Claire, akan dengan siapa dia nantinya.

"Jangan juga membenci ku dan terus mengulang pertanyaan yang sama, anggap aku bersalah tapi jangan terus menerus menyalahkan aku, Pras pergi bukan keinginan aku"

"Tenanglah Claire, saya tidak akan melakukan apa pun terhadap mu, saya hanya ingin tahu kejadiannya kamu dan Pras malam itu"

Claire memejamkan matanya sesaat, kini Claire harus kembali benar-benar mengingat malam kelam itu.

Claire mulai bercerita dari awal Claire masih di Bandung, tentang semua kegelisahannya menjelang pulang.

Claire mengatakan kalau Pras sudah memarahinya karena bandel tetap memilih pulang hari itu, sampai malam tiba .... sedikit lagi Claire sampai ke rumah.

Claire dihadang banyak orang dijalan itu, semua rusak, Claire menghubungi Pras saat itu karena memang hanya Pras yang terlintas diingatan Claire.

"Dan Pras benar-benar datang"

Claire mengangguk pasti, Pras menemukan Claire saat mereka tengah asyik mempermainkan Claire.

Mereka menyakiti Pras dan juga Claire malam itu, membuat keduanya tidak lagi berdaya dan hanya bisa menerima setiap perlakuan mereka.

"Lalu bagimana ...."

"Aku udah suruh Pras pergi saja, tapi Pras tidak mau pergi saat itu, Pras tetap akan pergi kalau bisa membawa aku pergi"

"Lalu kenapa kamu ...."

"Mereka telah membuat aku dan Pras kehilangan semua tenaga, aku tidak bisa lagi melawan mereka bahkan untuk menahan diri aku sendiri saja tidak bisa"

Claire menceritakan tentang peleceahan yang dialaminya, dan juga tentang Pras yang dipaksa untuk menciumnya.

Wahyu mengusap wajahnya, kenapa hal itu bisa terjadi pada putranya.

Claire masih tetap melanjutkan ceritanya, sampai Pras benar-benar dilempar ke jurang, dan sampai mereka semua meninggalkan Claire begitu saja.

Sampai akhirnya Claire sadar kembali dan telah berada di rumah sakit, kabar pertama yang Claire dengar adalah .... suster dan dokter itu tidak tahu tentang Pras.