webnovel

Thoughts (You & Me)

[UPDATE SETIAP SENIN DAN KAMIS] Dua orang sahabat yang sudah terpisah oleh jarak, kini dipertemukan kembali dalam sebuah ikatan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtua mereka. Namun, salah satu dari mereka lupa akan kenangan masa lalu mereka. Sedangkan yang lainnya lagi masih mengingat dengan jelas, bahkan di setiap detiknya saat dulu. Bisakah seorang Reno Alviandro Jonathan membuat Titania Rania Chavali jatuh cinta padanya dan kembali mengingat masa kecil mereka? Atau justru Reno malah kehilangan Rania? Akankah usahanya untuk Rania dapat berjalan dengan baik? Akankah Rania mencintai Reno seperti Reno juga mencintainya? "It's always been you, Ra." - Reno.

ecstusea · Adolescente
Classificações insuficientes
30 Chs

Khawatir

Hari ini Rania tidak masuk ke sekolahnya karena tiba-tiba saja badannya demam dan seluruh tubuhnya serasa pegal-pegal. Mungkin karena kemarin malam terlalu malam pulangnya, jadi Rania kecapean dan sakit seperti itu.

"Ra lo gamasuk? Kata Tante Franda lo sakit?" tanya Reno yang langsung duduk ditepi kasur milik Rania.

Rania mengangguk, "Gatau nih gue gak enak badan tiba-tiba. Lo sekolah sana, nanti telat lagi." katanya.

"Gak ah lo lagi sakit gini, gue gamau lo kenapa-napa nantinya. Om Daniel sama Tante Franda udah berangkat kerja tadi. Jadi gue yang bakal jagain lo," kata Reno.

"Pembantu gue banyak kali. Gue gak sendirian. Udah sana sekolah. Gue gak kenapa-napa," Rania mengusir Reno.

Reno berdecak kesal, "Yaudah gue sekolah ya. Inget kalo ada apa-apa telpon gue." katanya. "Ohiya mau makan apa? Nanti siang pulang sekolah gue bakal beliin buat lo," katanya lagi.

"Mau marshmallow, cotton candy, macaroon, chocolate lava cake sama martabak red velvet," kata Rania.

"Oke. Gue berangkat sekolah dulu ya," Reno mengecup kening Rania. "Nanti siang gue pasti kesini lagi."

Deg

Rania tersenyum kearahnya, "Oke. Belajar yang bener ya."

Barusan Reno nyium gue? Kok gue jadi degdegan gini sih? Beda banget waktu pas Givran yang nyium gue

Rania menggelengkan kepalanya, "Duh gue kenapa sih? Gak gak, lo cuman punya Givran, bukan Reno."

〰〰〰

Sepulang sekolah Reno langsung kembali ke rumah Rania. Saat hendak mau masuk kedalam mobilnya, ia melihat kalau Givran dan Letta sedang boncengan naik motor berduaan.

Rahang Reno mengeras, bego! Brengsek! Cowok apaan kayak gitu? Disaat ceweknya lagi sakit dia enak-enakan pacaran sama cewek lain?!

Reno pun masuk kedalam mobilnya dan segera pulang untuk menemui Rania. Tapi sebelum itu, Reno membeli makanan yang tadi dipesan oleh Rania dan juga bubur ayam untuk Rania.

Setelah membeli semua makanan untuk Rania, Reno pun segera pulang.

Tak lama kemudian mobil audi R8 milik Reno sudah terparkir rapih diperkarangan rumah Rania. Ia pun segera masuk ke dalam rumah Rania dan melangkahkan kakinya menuju kamar Rania.

"Ra? Gimana keadaan lo? Udah enakan?" tanya Reno. "Makan dulu yuk," katanya.

"Nih liat gue udah bawain makanan pesenan lo. Tapi sebelom lo makan ini semua, lo harus makan bubur dulu, oke?" tanya Reno.

Rania mengangguk patuh, "Gue suapin ya?" kata Reno.

"Aaaaa." Reno menyuapi bubur kedalam mulut Rania.

"Enak?"

Rania menggeleng, "Tawar, gak enak."

Reno terkekeh, "Iyalah gak enak, lo kan lagi sakit. Mulutnya jadi hambar. Yaudah makan lagi makanya biar cepet sembuh, udah gitu minum obat."

"Bawel lo kayak Mommy gue." kata Rania.

Setelah buburnya habis, Reno pun menyuruh Rania untuk meminum obatnya terlebih dahulu.

"Mana cotton candy gue?" tanya Rania.

"Nih." Reno memberikan seplastik cotton candy yang diminta oleh Rania.

Senyum Rania mengembang seketika, "Yey! Makasih Ren!" katanya.

Reno mengangguk kemudian tersenyum, "Sama-sama. Abis ini lo istirahat ya," katanya.

"Iya."

Setelah Rania kembali tertidur Reno pun turun kebawah, ke ruang menonton tv. Ia tidak ingin pulang ke rumahnya sebelum Rania sembuh dari sakitnya. Percuma saja kalau ia pulang tetapi dirinya merasa khawatir dengan keadaan Rania.

Tak sadar Reno pun tertidur diruang tv hingga langit berganti malam.

Tiba-tiba ada seseorang yang menoel bahunya, "Den den.. Tolong Den.." katanya.

Reno mengerjapkan matanya, "Ada apa Bik?" tanyanya.

"Anu-- anu den Non Rania panasnya tinggi banget!" kata Bik Ijah.

Reno yang mendengar hal itu kemudian langsung terbangun dan berlari menuju kamar Rania. Reno pun memegang jidat Rania. Benar apa kata Bik Ijah, panas Rania semakin tinggi. Bahkan lebih tinggi dari pada tadi siang.

"Aku mau bawa Rania ke rumah sakit ya Bik. Telepon Om Daniel sama Tante Franda! Cepet Bik!" kata Reno.

Reno langsung menggendong tubuh Rania dan membawanya ke dalam mobilnya.

"Ra kita ke rumah sakit ya? Lo tahan ya," kata Reno.

Sesampainya dirumah sakit Reno langsung membawanya ke ruang UGD, "Dok tolong Dok, panasnya tinggi banget!" kata Reno kepada dokter yang menjaga.

〰〰〰

"Bagaimana dok keadaan anak kami?" tanya Daniel.

"Anak tuan dan nyonya baik-baik saja. Rania terkena gejala demam berdarah. Rania tidak perlu dirawat dirumah sakit, hanya saja ia butuh istirahat yang cukup." kata Dokternya.

Franda menghela nafas pelan, "Syukurlah."

"Saya akan memberikan obat untuk menurunkan panasnya ya. Silakan ditebus di Farmasi." kata Dokternya.

"Baik Dok. Terima kasih ya Dok," kata Daniel kemudian segera keluar dari ruangan dokter itu.

Reno menghampiri kedua orang tua Rania saat setelah mereka keluar dari ruangan dokter itu, "Gimana om, Tante?" tanyanya.

"Rara nggak apa-apa kok Ren. Dia cuma butuh istirahat saja. Besok Rara sudah boleh pulang ke rumah," kata Daniel.

"Syukurlah om." Reno bernafas lega.

"Kalau begitu Om dan tante akan menebus obat Rania dulu ya Ren, kamu jagain Rania. Kalo ada apa-apa segera telpon om dan tante," kata Daniel.

Reno menganggukan kepalanya, "Oke Om."

Ia pun kembali ke ruang rawat Rania, disana ia melihat Rania sedang tertidur. Sebuah senyum muncul, ia selalu menyukai saat Rania sedang tidur seperti ini. Damai, tenang dan lucu.

Reno mengelus-elus puncak kepala Rania, "Gue sayang sama lo Ra," ucap Reno. "Lo cepet sembuh ya." katanya lagi kemudian ia pun mencium kening Rania.

Tbc

Like it ? Add to library!

ecstuseacreators' thoughts