webnovel

THIS IS MY LIFE !

Hanya perjuangan seorang lelaki gay, yang penuh rintangan dan halangan ...

pangeran_Biru · Urbano
Classificações insuficientes
44 Chs

Setahun Yang Lalu ...

"Anjir ... gue terlambat !" maki gue dalam hati, ini adalah mos pertama ketika masuk ke salah satu SMU paling favorit di kota Surabaya ini, supir gue malah tidak tahu dimana tempatnya berada, sehingga tadi pake acara keliling dulu dan sialnya gue juga belum mengenal jauh jalanan disini. Gue berlari, jam menunjukan pukul 7 tepat di jam tangan gue.

Sejak kepindahan keluarga besar gue ke Surabaya, dianggap cukup mendadak bagi semuanya, karena rumah itu sebelumnya di klaim oleh tante gue yaitu tante Shinta tapi kemudian dia berubah pikiran dan menyerahkan semua rumah berserta isinya kepada bokap gue, sementara tadinya dia berencana bolak balik jakarta Surabaya. Alias seminggu disana kemudian pulang ke Jakarta, sementara bokap akan mencari rumah baru untuk ditempatinya selama disana.

Kebetulan juga gue baru saja lulus dari SMP dan hendak mencari SMU nya, sudah ada beberapa sih yang gue pengen dan sepertinya bisa masuk ke sana karena nilai gue termasuk bagus. Tapi semua itu batal karena kepindahan kita ke Surabaya, perintah bokap harus dituruti karena dia kepala keluarga.

Dan benar saja pintu gerbang ditutup, tetapi ada dua kakak kelas menghadang. Tapi untunglah ada 3 orang lain termasuk 2 cewek dan 2 cowok termasuk gue yang sama terlambat.

"Bagus ya, baru pertama udah kesiangan ! gimana udah masuk nanti coba ! memalukan !" sindir salah satu kakak kelas perempuan yang bertolak pinggang dan menatap kita tajam. Semua terdiam tak banyak berbicara.

"Kenapa kamu terlambat ?" tanya salah satu kakak kelas cowok berkaca mata menatap murid baru seorang cewek di sebelahku, dia menunduk tak menjawab.

"Jangan cengeng, emang kita kakak kamu yang bisa luluh dengan air mata !" bentak kakak perempun cantik tapi galak dan judes bernama Nadia.

"Kamu kenapa terlambat !" matanya beralih menatap tajam ke arah gue, tahu kemudian namanya kak Wahyu.

"Maaf ka, gu ... maksud saya ! saya pindahan dari Jakarta, baru seminggu lalu ke Surabaya jadi belum tahu jalan disini !" jawabku sambil menunduk. Dia menatapku dari ujung rambut sampai kaki sampai melihat seragam SMP yang ada bagde daerah khusus ibu kota Jakarta.

"Oke, karena baru hari pertama kalian kakak maafkan lain kali ada hukumannya ! mengerti !" akhirnya kak Wahyu memberi kita toleransi keterlambatan kami dan diijinkan untuk masuk ke dalam sekolah.

Begitulah, tak akan ku ceritakan tentang bagaimana mos itu, semua pasti sudah membayangkannya karena kurang lebih sama. Lebih banyak bentakan dan tugas aneh yang diberikan kakak kelas. Dan disini pula gue ketemu Ardi !

-----------------

Mataku kemudian terbuka dengan perlahan, aku melihat sorot cahaya putih menyinari gue. Apa gue sudah mati ? tak lama gue mencium aroma obat-obatan ! ini rumah sakit. Aku ingin bergerak tapi sakit luar biasa dirasakan tubuh gue.

"Jangan bergerak dulu sayang !" gue mendengar suara bisikan halus di telingaku dan sentuhan lembut.

"Mah ..." terdengar suara lemah dari mulut gue, tak terasa air mata kembali meleleh.

"Sayang, mama disini ! kamu baik-baik saja !" kini gue dapat melihat wajah nyokap gue yang masih cantik dan lembut memandang gue.

"Untung kamu selamat sayang !" gue mengangguk tanpa sadar.

"Kamu selamat dari tawuran antar sekolah !" lanjut nyokap gue, "Tawuran ?" seru gue dalam hati dengan terkejut, "kurang ajar mereka membebaskan gue dengan alasan tawuran ?".

"Ada temanmu yang menyelematkan kamu sayang !" lanjut nyokap gue sambil mengusap air matanya. "Sialan, mereka membuat nyokap gue menangis ! ini tidak bisa dimaafkan ! ujar gue marah tapi hanya tersimpan di hati. "Tapi siapa yang menyelamatkan gue ? apa mereka berakting sedemikian rupa ?".

Hanya itu yang bisa ku lihat dan kurasakan sekarang, setelah itu gue tak sadarkan diri kembali.

---------------

Kembali ke satu tahun lalu ... Ardi sama seperti gue dia siswa baru, dia bertubuh tegap untuk usia masih SMP, bokapnya seorang tentara. Dia berkulit gelap atau coklat tua berambut pendek dengan gaya yang cuek. Setelah masuk sekolah gue dan dia berbeda kelas, gue belum menentukan kegiatan exstrakulikuler yang akan gue ikutin.

Selama ini ketika masih SMP hanya basket yang gue ikutin dan gue cukup populer dikalangan anak cewek, enggak sombong wajah gue termasuk ganteng. Begitu pun abang gue, hanya dia sedikit lebih dibanding gue. Gue merasa abang gue seorang playboy karen sering gonta ganti cewek itulah yang gue sering lihat, Dia pun juga anggota tim basket di sekolahnya, tak heran dia populer.

Ada beberapa pilihan ketika kita tiba di Surabaya, tadinya gue akan masuk SMU yang tidak jauh dari rumah dan itu swasta bukan negeri. Karena waktunya mepet dan sempit untuk pilih dan lagipula tidak tahu yang mana terbaik, barangkali sudah penuh sejak jauh-jauh hari. Sampai ada sekolah negeri yang diperpanjang pendaftarannya dan akhirnya memilih sekolah gue sekarang dan dikemudian hari sekolah gue ternyata masuk peringkat 3 favorit se kota Surabaya. Jadi pilihan gue tidak salah.

Dan akhirnya pilihan gue memutuskan masuk tim basket, itu karena untuk menantang diri gue, selain untuk menutupi perasaan suka sesama jenis gue. Sampai saat ini gue belum berani naksir atau suka sama seseorang. Gue pernah pacaran dengan cewek waktu SMP tapi tidak lama.

Sejak SMP gue lebih memilih kegiatan olah raga di banding masuk organisasi sekolah, karena di sana gue menemukan sesuatu yang tak pernah kurasakan sebelumnya yaitu pertemanan dan persahabatan antar anggota tim basket.

Akhirnya gue masuk tim basket bersama Ardi, kita di seleksi dari beberapa yang ingin masuk ke sini, gue dengar beberapa kali tim basket sekolah gue selalu juara antar sekolah baik kota maupu tingkat wilayah maka tak heran tim basket sekolah gue menjadi idola siswa di sekolah gue.

Pelatih gue namanya pak Anwar bertubuh kekar dan berotot juga berkumis, bertampang galak dan tegas, dan ketika baru bergabung ketua tim basket di pimpin kak Jaka sedang kak Beni masing hanya anggota saja. Dan gue pun masuk tim junior bersama Ardi.

-----------

Gue pun kembali bangun, ternyata gue tidak sadar selama dua hari. Hasil dari 'penculikan' yang gue alami, gue mendapat gegar otak ringan, tulang rusuk gue bergeser, begitu tangan dan kaki gue. Itu termasuk kejam menurut gue apa yang dilakukan mereka ke gue.

Beberapa hari kemudian gue mendapat pesan dari surat yang dikirim ke gue melakui suster, agar gue tutup mulut atas apa yang terjadi. Bila tidak, akan terjadi sesuatu terhadap gue.

"Hallo sayang, bagaimana kabarmu !" ketika nyokap menjenguk gue.

"Baik mah !" jawabku sambil tersenyum.

"Oh iya, mama lupa ! di luar ada yang mau menjengukmu !" gue menatap nyokap gue.

"Siapa mah ?" tanya gue penasaran.

"Dia yang menolongmu kemarin !" jawab mama tersenyum dan kemudian keluar kamar untuk memanggilnya. Kemudian seseorang masuk dan gue terkejut bukan main itu ... kak Wahyu !

Bersambung ....