webnovel

THIS IS MY LIFE !

Hanya perjuangan seorang lelaki gay, yang penuh rintangan dan halangan ...

pangeran_Biru · Urban
Not enough ratings
44 Chs

Awal Cerita

Gue membuka mata secara perlahan, tubuh terasa berat tak bisa kugerakan sama sekali karena tangan dan kakiku terikat. Gue engga tahu berapa lama disini, yang kulihat hanya bangunan tua yang kotor dan tak terawat sementara gue duduk di kursi dan terikat di tengah ruangan.

Gue berusaha menggerakan tubuh dan kaki, terdengar deritan kursi tapi susah dan sangat sakit kurasakan ditangan dan kaki karena bergesekan tali yang terbuat dari rami yang cukup besar mengikatnya dengan erat.

"Toollooonnngggg !"

"Tooolllooollllooonnngggg !"

Sekuat tenaga gue berusaha untuk berteriak meminta tolong barangkali saja ada orang yang mendengar ketika lewat atau apapun itu. Entah berapa lama gue berbuat seperti itu, sampai suaraku hampir habis.

Apa yang terjadi sama gue sebenarnya, apa ada penculik yang meminta tebusan kepada orang tua gue ? mungkin saja karena bokap gue pengusaha kaya. Lalu siapa pelakunya ? apa saingan bisnis atau yang benci kepada keluarga gue ?

Tiba-tiba pintu tua yang ada di depan gue terbuka, apakah ada seorang penolong ? atau dia yang melakukan semua ini ? dan gue terkejut bukan main ketika melihat sesosok yang masuk kedalam ruangan, gue engga percaya !

"Ardi lo apain gue ! lepasin ini engga lucu !" teriak gue kepada cowok yang berdiri didepan. Dia hanya terdiam malah tersenyum dan kemudian tertawa.

"Ardi mau lo apa sih dari gue ?" teriak gue kepadanya, "Uang ? kalau itu mau lo cepat bebaskan gue ! gue akan penuhi permintaan lo !".

"Gue pengen lo mati ... !" jawabnya dengan mata dingin menatap gue tajam. Gue terkejut bukan main.

"Apa salah gue, sehingga lo pengen gue mati hah !" tanya gue tidak mengerti.

"Semua karena perbuatan lo terhadap gue dan juga yang lainnya !" jawabnya sambil berjalan mengelilingi gue.

"Maksud lo apa ! gue enggak mengerti omongan lo !" kembali gue bertanya karena menurut gue tidak mempunyai kesalahan apapun terhadap dia atau siapa pun.

"Lo pengen tahu kesalahan lo !" tiba-tiba dia memegang wajahku dengan kasar.

"Kesalahan terbesar lo adalah ... !"

"Cukup Ardi !" tiba-tiba datang lagi beberapa orang masuk ke dalam ruangan dan itu adalah anggota tim basket sekolah gue ! Ardi melepas pegangannya. Gue menatap Andrian ketua tim basket.

"Apa maksud semua ini ! gue kira kalian teman gue ! dan sekarang lo semua tega melakukan ini semua ke gue !" teriak gue marah tanpa sadar air mata gue meleleh karena tak menyangka semua yang gue anggap sebagai teman gue ternyata menghianati gue seperti ini.

"Sebenarnya lo tidak salah tapi sayang ini harus dilakukan oleh semuanya ke elo karena ... !" Andrian terdiam tapi menatap tajam.

"Bilang aja dia HOMO ! apa susahnya sih !" bentak Beni, gue terkejut dengan apa yang dikatakan mereka.

"Jadi semua lo lakuin semua ke gue karena hal itu ?" tanya gue tak percaya. "Apa alasan lo semua menganggap gue seperti itu ? lagi pula kalau gue emang seperti itu apa urusannya dengan lo .. lo pada ! gue enggak pernah mengganggu hidup kalian semua !" teriak gue marah.

"Lo dengar sendiri kan dia udah mengakui semuanya !" ujar yang lain, semua yang berdiri di sini adalah anggota tim inti basket di sekolah gue.

-----------------

Gue pun menerawang kesatu tahun sebelum kejadian ini, gue baru saja pindah dari Jakarta ke Surabaya. Karena bokap gue menerima warisan cukup besar dari almarhum kakek gue. Bokap gue awalnya hanya pegawai kantor biasa, sementara kakek gue seorang pengusaha kaya. Sayang ketika itu hubungan mereka tidak baik karena kakek gue tidak setuju hubungan bokap dengan nyokap gue.

Dia lebih memilih meninggalkan semua kenyamanan yang diberikan kakek gue, dan tinggal sederhana di Jakarta. Sampai akhirnya mereka dikaruniai 3 orang putra dan putri. Gue anak bungsu, nama gue Bima Dewantara, semantara kakak pertama cowok bernama Arjuna Kusumadewa dan kakak kedua perempuan Anjani Kusumawardhani.

Gue hidup biasa tanpa perduli dengan kehidupan gua yang terbilang cukup. cukup makan, minum, sekolah dan lain-lainnya. Semua cukup dekat, kedua kakak gue termasuk pintar dan berhasil masuk keperguruan tinggi, gue dan perbedaan umurnya relatif jauh beda 5 tahun dengan kakak gue yang kedua.

Gue mengakui kalau seorang gay, gue menyadari itu sejak smp. Gue lebih tertarik kepada sesama lelaki dari pada perempuan. Untunglah gue tetap sebagai tumbuh seperti seorang lelaki normal pada umumnya, gue suka olah raga terutama basket sejak abang Juna sering mengajak gue bermain basket. Selain itu gue juga bisa bela diri, lagi-lagi itu karena ajakan abang gue dan tidak menolaknya.

Seperti gue bilang di atas, sebelum bokap menerima warisan dari kakek dua tahun sebelumnya ketika gue kelas 2 smp. Bokap gue yang bernama Burhan mendengar kalau kakek sakit parah, dia ingin sekali bertemu dengan putranya itu. Awalnya bokap enggan bertemu karena kakek telah mengusir bahkan mencoret namanya dari daftar keluarga hanya karena nyokap gue. Tapi atas bujukan nyokap gue yang bernama Amira, bokap gue akhirnya luluh dan memutuskan menjenguknya seorang diri dulu ke Surabaya.

Beberapa bulan kemudian barulah kita sekeluarga ke Surabaya ke rumah kakek Hartono bokapnya bokap gue. Kita semua terkejut karena rumah kakek sangat besar dan luas, kita tak pernah tahu apapun tentang kakek gue. Karena bokap tidak pernah bercerita apapun sama kita semua.

Bokap anak kedua dari tiga bersaudara punya kakak cewek bernama Shinta dan sudah berkeluarga punya dua anak sudah menikah pula, dan bungsu om gue bernama Hendrawan hanya dia satu-satunya yang belum menikah padahal waktu itu usianya 28 tahun. Dan Satu tahun setelah pertemuan pertama kakek pun meninggal, warisan pun dibagi tiga, dan bokap menerima 2 perusahaan dari 6 milik kakekku yang sisanya dibagi kakak dan adiknya. Warisan bokap termasuk rumah besar yang dulu kita kunjungi menjadi milik kami semua. Kalian berpikir kemana nenek gue bukan ? nenek gue sudah meninggal lebih dahulu setahun setelah bokap di usir dari rumah. Sejak itu kakek tidak pernah menikah lagi, walau dengan kekayaan seperti itu bisa saja dilakukan dengan mudah ! tapi tidak dengan kakekku dia tetap setia dengan nenek sampai meninggalnya.

--------------

"Heh lo malah melamun !" bentak seseorang. Gue kembali dari masa lalu gue.

"Jadi mau lo semua apa ? membunuh gue gitu ?" tantang gue kepada mereka.

"Membunuh lo sih gampang ! tapi kita punya syarat bila lo mau membuang gaya hidup lo yang menjijikan itu ! kita lepas lu ! tapi lo inget jangan bilang ini kesiapa-siapa !" Andrian memberikan syarat ke gue biar dilepas.

"Kalau gue menolak ?" tanya gue. Andrian mendekat.

"Kita semua bakal menghajar lo ! anggap saja itu peringatan dari kita semua ! dan lo keluar dari tim basket !" ujarnya sambil menatap gue tajam. Gue kemudian tertawa.

"Kalian ternyata pengecut ! beraninya main keroyokan ! kalau berani ayo lawan gue satu-satu !"

"Bugg !" sebuah pukulan menghantam badan gue.

"Bugg !" satu lagi tiba-tiba ada yang memukul wajah gue dan kursi pun terjatuh ke lantai. Tubuh dan wajah gue sakit tak terkira, kurasa ada darah menetes di bibir gue. Tapi itu belumlah selesai kurasakan tendangan dan pukulan bertubi-tubi di seluruh badan gue. Setelah itu gue tak ingat apapun ...

Bersambung ....