Leon terdiam sesaat setelah ia menyikut lengan Panca. Ia merasa ada yang aneh ketika ia menyikut Panca. "Ca?"
"Apaan?" sahut Panca.
"Barusan gue bisa nyikut lu, ya?" tanya Leon.
Panca terdiam sesaat. "Emang barusan lu nyikut gue?"
"Iya, lu ngga terasa?"
"Terasa dikit. Kenapa emangnya?" Panca balik bertanya pada Leon.
Leon memandangi kedua tangannya dengan tatapan takjub. "Ini pertama kalinya gue bisa nyentuh orang. Gue harus buru-buru kasih tahu Aslan."
"Tapi, yang barusan itu lebih mirip kaya ditemplokin nyamuk," sahut Panca.
"Ya biarin aja." Leon menghela napas lega. "Ada gunanya juga gue ngikutin lu hari ini. Roh gue jadi ada kemajuan sedikit."
"Gue perlu buka biro jasa pelatihan roh kali ya?" Timpal Panca.
Leon dan Panca saling tatap. Keduanya kemudian tertawa bersamaan. Pintu ruang ganti Perawat tiba-tiba terbuka dan seorang Perawat pria masuk ke dalamnya. Panca dengan cepat bangkit dari tempat duduknya dan segera berjalan pergi meninggalkan ruang ganti tersebut.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com