Dimalam yang sangat gelap, karena cahaya penerangan tidak ada. Aka matlam. Ditemani dengan suara suara jangkrik yang cukup mengganggu
Dan juga kertakan gigi yang lumayan terdengar menyebalkan, itu Suara gigiku sendiri. Betapa menyeramkannya ini
Dirumah sendirian penuh dengan paranoid yang sangat hebat. Diriku heran mengapa orang tua ku tidak membawaku pergi. Pergi ke tempatnya?
*kriet* bunyi engsel pintu
Menyeramkan sekali. Rumah gede, furniture bagus kok begini sih pintunya? Berat bunyinya
Kring kring . . . . . bunyi telepon yang membuatku jantungan
"melio, jangan lupa kunci semua pintu"
Suara menyeramkan siapa? dia siapa, suara papa dan mama tidak seperti itu
S I A P A? S I A P A!?
Aku menutup telponnya, lalu berlari seperti orang gila menjelajahi seluruh rumah membawa senter. untuk memastikan bahwa semua pintu sudah terkunci, oh y mati lampu bukan berarti telpon juga mati
Pintu 1 udah terkunci rapat
Pintu 2 juga sudah
Pintu 3 juga sudah. Semua pintu sudah terkunci
berapa banyak pintu yang rumah ini punya sih!!!
Diriku menghela nafas panjang dan lebar. Menghela napas yang lega
Namun tidak secepat itu terdengar suara yang sangat berat dan menggema, dikegelapan seperti ini menambah rasa seram
"Sudah. Ku. Katakan. Kunci. Pintunya. Hahahahahaha"
Tawa yang menyeramkan membuatku yakin tidak usah menoleh kebelakang ku yakin dia seram. aku berjinjit berharap bisa kabur tanpa ketawan
kami seperti bermain kucing - anjing
Tidak... Aku berhasil menemukan pintu terdekat pintu yaitu pintu ke 2.
Kunci ditanganku banyak sekali. Sambil mengumpat sambil memilih kunci untuk membuka pintu ke 2
Ku colok kunci itu di pintu ke 2, dan dengan tangan yang gemetaran memutar pelan agar suara Ceklek tidak terlalu kencang, tiba tiba suara derap kaki terdengar kencang dan terasa sangat dekat
Mengutuki diriku sendiri bodoh bodoh dan bodoh
Akhirnya bisa terbuka namun takdir berkata lain
ternyata dia menggunakan kacamata yang bisa dipakai saat gelap
Diriku tewas di tangannya dengan pisau tertancap dari belakang kepala ku menembus dan terlihat berada di antara tengah tengah alisku
entah aku yang bodoh atau bagaimana, aku selalu mencoba untuk memfokuskan mataku dan menerawang bagaimana wajahnya namun aku malah tak bisa menebak siapa dia, bagaimana dia bisa masuk kedalam rumah? dan aku harap bukan papa-mama yang menyewa orang itu